Laporkan Masalah

ANALISIS FASILITAS SISI UDARA BANDAR UDARA FATMAWATI SOEKARNO PROPINSI BENGKULU

Riang Adeko, Prof. Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA,

2013 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Sarana Prasarn

Bandar Udara Fatmawati Soekarno di propinsi Bengkulu merupakan salah satu bandar udara yang berada dibawah Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan Republik Indonesia yang direncanakan oleh pemerintah propinsi Bengkulu untuk dilakukan pengembangan mampu memberikan pelayanan optimal dimasa yang akan datang sehingga dapat terwujud sebuah bandar udara yang bertaraf Internasional dan sebagai bandar udara evakuasi. Pergerakan penumpang dan pesawat dimasa yang akan datang dapat memicu menurunnya kinerja operasional bandar udara, untuk mengatasinya dilakukan analisis runway, taxiway, dan apron, dengan pesawat rencana yang telah ada B 737-400 dan B 737-900 ER. Penelitian didasarkan atas beberapa data pendukung yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari data sekunder dan hasil studi kepustakaan seperti metode ICAO, FAA serta beberapa rumusan dari JICA yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui panjang landasan pacu,lebar landasan pacu, panjang taxiway, lebar taxiway, kapasitas apron, dimensi apron, pergerakan penumpang, dan pesawat 20 tahun kedepan beserta tebal lapis perkerasan yang direncanakan sehingga sesuai dengan kebutuhan dari pesawat rencana. Hasil analisis menunjukkan bahwa panjang landasan pacu eksisting 2.250 m masih layak digunakan untuk melayani kebutuhkan pesawat B 737-400 dan B 737-900 ER dengan masa layan 20 tahun. Lebar landasan pacu sesuai yang disyaratkan ICAO dan FAA sebesar 45 m dan kondisi eksisting sama besarnya 45 m. Lebar taxiway sesuai dengan standar ICAO dan FAA dengan pesawat rencana sebesar 15 m dan 23 m sedangkan eksistingnya 23 m dan 26 m, Dimensi apron untuk pesawat rencana sebesar 423 m x 115 m sedangkan eksistingnya 375 m x 80 m. Kondisi eksisting landasan masih layak digunakan hingga 20 tahun kedepan dengan pesawat terbesar B 737-900 ER, sehingga pihak bandar udara belum perlu melakukan penambahan tebal lapis perkerasan (overlay).

Fatmawati Soekarno Airport in Bengkulu province is one of the airports that are under the Directorate General of Civil Aviation, Ministry of Transport of the Republic of Indonesia, Bengkulu provincial government planned to do the development to provide optimal care in the future so as to manifest an airport of international standard and as an airport evacuation. Passengers and aircraft movements in the future could trigger a decline in the performance of airport operations, to address runway analysis, taxiways, and aprons, with aircraft that have no plan B 737-400 and B 737-900 ER. The research is based on some supporting data used to analyze the data obtained from secondary data and the results of the literature study methods such as ICAO, FAA and some formulations of JICA which is then used to determine the runway length, runway width, length taxiway, taxiway width, capacity apron, apron dimensions, passenger movement and aircraft next 20 years along with a thick layer of pavement is planned so that the aircraft in accordance with the requirements of the plan. The analysis shows that the existing runway length of 2,250 m is still fit for use to serve the needs of the B 737-400 and B 737-900 ER with a service life of 20 years. Runway width corresponding ICAO and FAA required by 45 m and the existing condition of equal magnitude 45 m. Taxiway width in accordance with the standards of ICAO and FAA flight plan at 15 m and 23 m, while eksistingnya 23 m and 26 m, Dimension apron for aircraft plans of 423 mx 115 m while eksistingnya 375 mx 80 m. Condition of existing foundation is still fit for use by up to 20 years with the largest B 737-900 ER aircraft, so that the airports do not need the addition of a thick layer of pavement (overlay).

Kata Kunci : Bandar udara, Runway, Taxiway, Apron, Boeing 737-900 ER


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.