Laporkan Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PUNDONG KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

SINGGIH MAY CAHYANTO, dr. Emy Huriyati, M.Kes.

2013 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Status gizi kurang merupakan masalah yang belum dapat diatasi dan dapat dijumpai di setiap provinsi di Indonesia. Masalah tersebut ditentukan oleh faktor langsung dan tidak langsung. Di wilayah puskesmas Pundong, prevalensi gizi kurang pada anak balita masih cukup tinggi yaitu 17,06 %. Tujuan: Untuk mengetahui faktor asupan makanan, penyakit infeksi, pengetahuan dan pendidikan ibu, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga pada gizi balita. Bahan dan Cara: Subyek penelitian adalah ibu dan anak. Alat yang dipergunakan adalah instrument pengetahuan, formulir food recall dan timbangan. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan pengukuran pada responden.Teknik analisis statistik yang dipergunakan adalah uji Chi Square dan uji logistic regression dengan α = 5%. Hasil: Sebanyak 54 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebanyak 72,2% balita memiliki status gizi kurang dan 27,8% balita mengalami gizi buruk. Prediktor terhadap gizi kurang dalam analisis bivariat adalah asupan makanan, penyakit infeksi, pengetahuan ibu, dan jumlah anggota keluarga (p<0,05). Dalam analisis multivariate, penyakit infeksi (OR=87,06, p=0,012), jumlah anggota keluarga (OR=0,018, p=0,010) dan asupan makan (OR=0,003, p=0,009) merupakan predictor terhadap gizi kurang pada balita. Kesimpulan: Variabel asupan makanan, penyakit infeksi, pengetahuan ibu, dan jumlah anggota keluarga merupakan predictor terhadap kejadian gizi kurang pada balita. Intervensi berfokus terhadap faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan status gizi balita.

Background: The undernutrition status is a problem that has not been overcome yet and can be found in every province in Indonesia. The case are determined by both direct and indirect factors. In the clinics, the prevalence of undernutrition in child under five years is still high as 17,06%. Objective: To understand that affecting undernutrition condition of child under five years including food intake, infectious disease, knowledge and mother’s education, family income, and the number of family members on the undernutrition of child under five years. Metode: The subject of research is the mother and child with undernutrition condition. The tool used was an instrument of knowledge, form the food recall and the scales. Primary Data obtained through questionnaires and measurements on respondent. Statistical analysis techniques used was Chi Square test and logistic regression test with α = 5%. Result: A total of 54 respondents participated in this research. As many as 72,2 % childs having the status of undernutrition and 27.8 % childs experiencing malnutrition. Predictor against undernutrition in the analysis bivariat is intake of food, infectious diseases, mother’s knowledge and the number of members of the family ( p < 0.05 ). In the analysis multivariate, infectious diseases (OR = 87,06, p = 0,012), the number of members of the family (OR= 0,018, p =0,010) and intake of food (OR= 0,003, p = 0,009) is predictors against undernutrition in childs under five years. Conclusion: Food intake, infectious diseases, mother’s knowledge, and the number of members families are predictors against undernutrition in child under five years. Intervention focused against these factors is expected to increase nutrition status in children under five years.

Kata Kunci : Gizi kurang, balita, asupan makanan, penyakit infeksi, pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.