PREFERENSI EMPOASCA SP. TERHADAP TEH KLON PGL

MUFTI YERRI ADE Y., Prof. Dr.Ir. FX Wagiman, S.U

2013 | Skripsi | ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN

Salah satu penyebab rendahnya produksi teh di Indonesia adalah serangan hama antara lain jenis Empoasca sp. Serangan Empoasca sp. pada tanaman teh di Indonesia merupakan masalah baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi Empoasca sp. terhadap klon PGL dilihat dari kepadatan populasi dan skor kerusakan daun pucuk akibat serangan hama ini dan terhadap daun pucuk untuk peneluran. Klon teh yang dikaji adalah PGL 1, PGL 2, PGL 4, PGL 5, PGL 6, PGL 7, PGL 8, PGL 9, PGL 10, PGL 11, PGL 12, PGL 13, PGL 14, PGL 15, PGL 16. Unit percobaan adalah pucuk teh. Infestasi Empoasca sp. secara alami. Kajian pertama populasi Empoasca sp. diamati pada setiap pucuk teh dari 16 Klon PGL dan setiap klon sebanyak empat pucuk teh sampel secara acak. Kajian kedua, seperti kajian pertama pucuk teh dari empat sampel dari tiap klon dibebaskan dari individu – individu Empoasca sp. kemudian disungkup dengan botol plastik transparan 600 ml selama 14 hari, kemudian jumlah Empoasca sp. yang muncul dihitung. Kajian ketiga, difokuskan pada preferensi peneluran pada daun pucuk, P0, P1, P2, P3, P4, P5. Setiap pucuk satu tipe daun dan setiap tipe daun diambil tiga daun secara acak. Masing – masing daun pucuk ini dibebaskan dari Empoasca sp. disungkup dengan botol plastik transparan selama 14 hari kemudian jumlah individu yang muncul dihitung. Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan populasi Empoasca sp. dan skor kerusakan pucuk teh, Empoasca sp. menunjukkan perbedaan tingkat preferensi yang signifikan. Rerata kumulatif populasi Empoasca sp yang muncul dari pucuk teh bervariasi berkisar antara 0,09 – 2,25 ekor/pucuk tergantung klon teh PGL. Rerata kumulatif skor kerusakan daun pucuk teh bervariasi antara 0,03 – 1,30 dan termasuk dalam kategori ringan. Klon PGL 15 adalah yang paling tidak disukai, PGL 4 paling disukai, dan preferensi 14 klon yang lain relatif sama. Empoasca sp. di bawah kondisi alami di lapangan terbukti bertelur pada daun pucuk teh P0, P1, P2, P3, P4, P5 yang ditunjukkan oleh jumlah nimfa per daun. Jumlah nimfa diantara tipe daun tidak berbeda nyata sehingga Empoasca sp. tidak menunjukkan preferensi peneluran pada daun pucuk teh.

One of constraints of tea production in Indonesia is a pest infestation, among others is Empoasca sp. the infestations of Empoasca sp. in Indonesia is a new problem. This study aimed to determine preference of Empoasca sp. on tea of PGL clones, as indicated by the insect population and demage score of shoot leaves as result of the pest attacks. The tea-clones studied were PGL 1, PGL 2, PGL 3, PGL 4, PGL 5, PGL 6, PGL 7, PGL 8, PGL 9, PGL 10, PGL 11, PGL 12, PGL 13, PGL 14, PGL 15, PGL 16. The tea shoot was used for experimental unit. Infestation of Empoasca sp. on tea occured naturally. There were three studies. First, influence of tea clones on natural population of Empoasca sp. Four tea shoot were taken at random for each of 16 clones of PGL. Number of Empoasca sp. was observed and counted in situ. Second, preference of Empoasca sp. on tea clones for ovipositition. Four tea shoots were taken at random for each of 16 clones of PGL. The shoots were then freed from any indivuduals of Empoasca sp., and each shoot was enclosed with transparent plastic-botle for 14 days. Number of Empoasca sp. individuals emerged from each shoot was used as an oviposition indicator. Thrid study on oviposition preference on leaves of shoot. There were six number of leaves of tea shoot, from the bud was called on Peko (P0), then P1, P2, P3, P4, and P5, respectively. Number of Empoasca sp. individuals emerged from each leaf was used as indicator of the oviposition preference. Results showed that Empoasca sp. exhibited significant defference in preference againts tea clones. Average of cumulative population density of Empoasca sp. varied; it ranged between 0.09-2.25 individuals/shoot, depending on clones of PGL. Average of cumulative scor of leaf demage ranged from 0.03-1.30; it belonged to category of light intensity. PGL 15 was the most not preferred, PGL 14 was the most preferred, while the other 14 clones of PGL were relatively similiar preferred at moderate rate. Empoasca sp. exhibited non preference on types of leaves of tea shoot (P0, P1, P2, P3, P4, P5) for ovipotition.

Kata Kunci : Empoasca, Klon PGL, Preferensi, Pagilaran, Teh