PABRIK GULA SHS DARI TEBU DENGAN PROSES SULFITASI KAPASITAS 1.800.000 TON TEBU/TAHUN
GITA PRASTIKA, Himawan Tri Bayu Murti Petrus, ST., ME., D. Eng.
2013 | Skripsi | TEKNIK KIMIAGula merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia. Pabrik gula di Indonesia merupakan pabrik dengan resiko rendah karena bahan yang digunakan tidak berbahaya dan kondisi operasi dilakukan pada tekanan atmosferis dan vakum pada suhu maksimum 105 oC. Gula dibuat dengan mengkristalkan sukrosa pada nira yang berasal dari tebu. Sebelumnya nira direaksikan dengan Ca(OH)2 dan SO2 agar impuritiesnya mengendap sehingga nira yang akan dikristalkan menjadi lebih jernih. Proses ini dikenal dengan proses sulfitasi. Reaksi nira dengan SO2 berlangsung di dalam reaktor gelembung pada suhu 70oC dan tekanan 1 atm. Pabrik ini menghasilkan produk utama berupa gula dengan purity 99,9% dengan kapasitas 172.147,15 ton gula per tahun. Selain itu, pabrik ini menghasilkan produk samping berupa molasses sebanyak 6.081,87 ton per tahun, blotong sebanyak 324.000 ton per tahun, serta bagasse sebanyak 7.584,72 ton per tahun. Pabrik ini beroperasi kontinyu selama masa giling pabrik yaitu 150 hari dan 24 jam setiap harinya. Bahan baku yang digunakan adalah tebu sebanyak 1.800.000 ton per tahun, CaO sebanyak 140 ton per tahun, dan Sulfur sebanyak 574,85 ton per tahun. Rendemen gula yang dihasilkan yaitu sebesar 9,6 %. Untuk menghasilkan rendemen gula tersebut, pengkristalan gula dilakukan pada vacuum pan dengan sistem masakan ABCD. Untuk kebutuhan utilitas dibutuhkan air sungai 256.111,16 kg per jam dan listrik sebesar 1350 kW. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan pada tahun 2015 dengan luas tanah 3,24 ha. Tenaga kerja yang diperlukan adalah sebanyak 248 orang. Berdasarkan perhitungan evaluasi ekonomi, pabrik ini membutuhkan modal tetap sebesar US$ 97.837.489,09 + Rp 160.000.000.000; modal kerja sebesar US$ 1.891.116,20 + Rp 2.067.129.311.251; manufacturing cost sebesar US$ 15.396.605,47 + Rp 1.190.000.000.000/tahun, dan general expenses sebesar US$ 12.429.318,54+ Rp 444.000.000.000/tahun. Jika pabrik beroperasi dengan kapasitas 100%, pabrik akan menghasilkan profit sebesar Rp 33.236.050.301 setelah dikenai pajak 50 %. Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan pabrik diperoleh ROI sebesar 2,98%, POT sebesar 7,71 tahun, BEP sebesar 40,1% kapasitas produksi, SDP sebesar 25,58% kapasitas produksi, dan nilai DCFRR sebesar 21%. Berdasarkan hasil perhitungan ekonomi dan analisis kelayakan pabrik menunjukkan bahwa pabrik gula dengan cara sulfitasi berkapasitas 1.800.000 ton tebu per tahun menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Sugar is one of main products in Indonesia. Sugar factory in Indonesia is considered as low risk factory because of non-hazardous raw material and its operational condition. The maximum operational condition occurs at atmospheric pressure and 105 oC of temperature. Sugar is produced by crystallizing the sucrose in cane juice obtained from sugar cane. Cane juice is reacted with Ca(OH)2 and SO2 so that its impurities can be clarified. This process is known as sulphitation process. The reaction occurs inside bubble reactor with 70oC of temperature and atmospheric pressure. This factory produces main product which is sugar with 99,9% of purity and 172.147,15 ton sugar per year. This factory also produces side products which are molasses 6.081,87 ton per year, mud 324.000 ton per year, and bagasse 7.584,72 ton per year. It is operated continually for 150 days in crop year period and 24 hours a day. The amount of materials used are 1.800.000 ton per year of sugar cane, 140 ton per year of CaO, and 574,85 ton per year of sulphur. It yields 9,6% sugar. Sucrose crystallization occurs inside vacuum pan with ABCD system. For the utility, this factory uses 256.111,16 ton per year river water and consumes 1350 kW electricity. This factory is planned to be built in Ogan Komering Ilir, South Sumatera at 2015 with 3,24 ha land. It will be run by 248 labours. Based on economic evaluation calculation this factory needs US$ 97.837.489,09 + Rp 160.000.000.000 fixed capital, US$ 1.891.116,20 + Rp 2.067.129.311.251 working capital, US$ 15.396.605,47 + Rp 1.190.000.000.000 /year manufacturing cost, and US$ 12.429.318,54+ Rp 444.000.000.000 /year general expenses. If this factory runs in 100% capacity, it will deliver Rp 33.236.050.301 profit after 50% tax. Based on the factory propereness analysis, this factory will obtain 2,98% of ROI, POT 7,71 years, BEP 40,1 % of production capacity, SDP 25,58% of production capacity, and 21% of DCFRR. It shows that sugar factory runs using sulphitation process with 1.800.000 tons cane per year of capacity is interesting to be reviewed further.
Kata Kunci : -