FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN MAHASISWA PENDATANG DENGAN PENDUDUK LOKAL ( STUDI KASUS KEKERASAN MAHASISWA NTT DENGAN MASYARAKAT TAMBAKBAYAN, YOGYAKARTA )
Zaenal Abidin, Dr Eric Hiariej M. Phil., Ph.D.
2013 | Tesis | S2 Magister Perdamaian & Resolusi KonflikKeberagaman yang ada disuatu tempat, baik itu keragaman budaya, agama dan ras membuat wilayah ini menggunakan multikulturalisme sebagai acuan untuk mengatur keragaman tersebut agar tidak menimbulkan konflik yang berujung kepada kekerasan. Selain untuk mencegah keragaman yang sudah ada diwilayahnya, multikulturalisme juga diharapkan mampu menjembatani warga masyarakatnya didalam menyambut budaya-budaya yang masuk kedalam daerahanya, sehingga memiliki sistem nilai yang disepakati bersama untuk menjaga keutuhan dari masing-masing kebudayaan yang dianut oleh masing-masing anggota masyarakatnya tanpa harus memandang perbedaan yang dapat menimbulkan sebuah perselisihan. Multikulturalisme ini juga sebagai alat untuk dijadikan sebagai jawaban atas culture shock yang dialami baik oleh warga masyarakatnya terhadap budaya yang masuk kedalam daerahnya maupun untuk orang lain yang berbeda budaya masuk kedalam daerah mereka, sehingga adanya keteraturan budaya ketika seseorang masuk kedalam wilayah yang beragam ini. karena setiap budaya memiliki sudut pandang yang berbeda didalam melakukan dan memandang sebuah kehidupan, sehingga tidak jarang adanya penguatan etnosentrisme dari masing-masing budaya itu terhadap kebudayaan yang lain dan berujung kepada stereotype yang akan membuat keunikan dari keberagaman ini berujung kepada tindakan penguatan dari masing-masing budaya dan tidak adanya sebuah toleransi dan negosiasi nilai yang dijadikan alat untuk membuat mereka mengenal dan menghargai kebudayaan diluar mereka yang secara nyata berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki. Dengan adanya multikulturalisme dapat menjungjung tinggi kesederajaatan didalam keberagaman dan memberikan hak yang sama terhadap sesuatu yang berbeda dan menghindarkan diri dari sebuah pertikaian yang diakibatkan karena sebuah perbedaan. Dalam penelitian ini peneliti menemukan adanya etnosentrisme yang kuat dari masing-masing golongan etnik sehingga ketika salah satu anggota kelompok etnik ini mengalami benturan budaya atau Culture shock banyak menyebabkan konflik-konflik yang berujung kepada kekerasan, hal ini juga diakibatkan dari penduduk sekitar Tambakbayan yang tidak memiliki sistem nilai yang ditawarkan untuk masyaraka-masyarakat ethnis yang datang kewilayahnya sehingga terjalin sebuah komunikasi antar dua etnik ini dan adanya sebuah keinginan untuk mengenal masing-masing ethnik yang berada diluar golongan mereka. Pertikaian antar etnis diwilayah ini jarang sekali terjadi antar mahasiswa dengan penduduk sekitar namun dengan adanya sebuah sistem komunikasi yang terjadi penduduk bisa menjadi sebuah mediator untuk menangani permasalahan konflik etnis yang terjadi diwilayahnya, begitu juga ketika terjadi pertikaian antar mahasiswa ethnik dengan penduduk maka dapat dijadikan sebagai mediatornya adalah etnik yang lain diluar yang bertikai tersebut. Dengan kata lain dengan adanya sebuah komunikasi yang terjalin antar mereka dapat dijadikan sebuah jembatan unutk mengenal antar budaya diluar kebudayaan mereka, sehingga tercipta sebuah toleransi yang tinggi ketika mereka berada disebuah tempat dan juga sekaligus sebagai sistem nilai yang disepakati bersama untuk dijadikan sebuah alat untuk mewujudkan potensi keragaman tanpa pertikaian.
Existing diversity in one place, whether it is the diversity of cultures, religions and races making this region using multiculturalism as a reference to set the diversity in order to avoid conflicts that led to the violence. In addition to preventing the existing diversity of territory, multiculturalism is also expected to be able to bridge their peoples in addressing within cultures welcomed into daerahanya, so it has an agreed value system to maintain the integrity of each culture embraced by each member community without having to look at the differences that can lead to a dispute. Multiculturalism is also a tool to be used in response to cultute shock experienced by both their peoples to enter into the local culture as well as to other people of different cultures into their area, so that the regularity of the culture when one enters into this diverse region. because every culture has a different point of view, in making and looking at a life, so there is rarely any strengthening of ethnocentrism that each culture to other cultures and lead to stereotypes that would make the uniqueness of this diversity leads to the reinforcement of the action of each and the absence of a culture of tolerance and negotiation values are used as a tool to get them to know and appreciate their culture beyond which significantly different from the culture that they have. With the high multiculturalism can same in diversity and provide equal rights to something different and shy away from a dispute that caused by a difference. In this study, researchers found a strong ethnocentrism of each ethnic group so that when one member of the ethnic group or culture clash Culture shock caused many conflicts that led to the violence, it is also caused local residents Tambakbayan who does not have a value system that is offered to the public civil ethnicity that comes region so intertwined a communication between the two ethnic and the existence of a desire to get to know each ethnic group who are outside them. Inter-ethnic conflicts in the region rarely occurs among students with around but with the existence of a system of communication that happens people can be a mediator to deal with the problems of ethnic conflicts that occur territory, as well as disputes between the ethnic student population, it can serve as a mediator is another ethnic beyond the rival. In other words, the existence of a communication that exists between them can be used as a bridge between cultures beyond fatherly know their culture, so as to create a high tolerance when they are in a place and also as an agreed value system to be used as a tool to realize the potential diversity without conflict.
Kata Kunci : Multikultulasime, Culture shock, Etnosentrisme, Penegakan Hukum