KAJIAN MORFOLOGIS DAN FISIOLOGIS KUDA (Equus caballus) LOKAL INDONESIA
FIRDA FARIDA RAHMAH, Dr. drh. Yuriadi, MP.
2013 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWANPopulasi kuda Lokal Indonesia setiap tahun mengalami penurunan sekitar 0,8% per tahun. Penurunan populasi ini mengancam kepunahan kuda lokal Indonesia sehingga perlu usaha pelestarian kuda lokal Indonesia. Usaha pelestarian kuda lokal Indonesia antara lain dilaksanakan dengan mengetahui data morfologi dan fisiologinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data morfologi kuda (tinggi badan, panjang badan, lebar dada, dan lebar pinggul) dan data fisiologi (frekuensi nafas, pulsus dan temperatur tubuh). Penelitian ini menggunakan 45 ekor kuda yang diambil dari masingmasing 5 ekor kuda Batak, kuda Minang, kuda Priangan, kuda Dieng atau Kedu, kuda Tengger, kuda Lombok, kuda Minahasa, kuda Bima dan kuda Sumba. Metode yang digunakan adalah sampling acak kuda lokal di setiap daerah nama kuda. Nama-nama daerah tersebut memiliki kecenderungan jumlah populasi kuda di Indonesia. Tiap ekor diukur data morfologi (tinggi badan, panjang badan, lebar dada, dan lebar pinggul) dan data fisiologi (frekuensi nafas, pulsus dan temperatur tubuh). Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi tubuh kuda Indonesia digolongkan sebagai kuda poni. Data fisiologi tubuh kuda Indonesia meliputi frekuensi pulsus, frekuensi nafas serta temperatur menunjukkan tidak terdapat adanya perbedaan dengan kuda di dunia.
Population of Indonesia local horse has decreased annually by about 0.8% per year. Population decline is threatening the survival of Indonesia local horse, therefore conservation effort is needed. One of Indonesia local horse conservation efforts is identification of morphology and physiology data. The purpose of this study is to find out horse’s morphological data (height, body length, heart girth, and hips width) and physiology data (breathing frequency, pulse frequency and body temperature). In this study 45 horses were used, five horses were taken each from Batak horses, Minang horses, Priangan horses, Dieng or Kedu horses, Tengger horses, Lombok horses, Minahasa horses, Bima horses and Sumba horses. Method used is random sampling of local horses in every area of the horse name. The names of these areas have a tendency of horse population in Indonesia. Each of the horses was measured for its horse’s morphological data (height, body length, heart girth, and hips width) and physiology data (breathing frequency, pulse frequency and body temperature). The results showed that the morphology of Indonesia local horse can be classified as a pony. Physiology data of Indonesia local horse, includes pulse frequency, breathing frequency and body temperature, showed no differences with other horses.
Kata Kunci : fisiologi, kuda lokal Indonesia, morfologi