PERBANDINGAN JUMLAH SEL DAN INTI SEL RAKSASA TIPE BENDA ASING PASCAIMPLANTASI HIDROKSIAPATIT DAN KARBONAT APATIT (Kajian in vivo pada Subkutan Tikus)

GLORIA FORTUNA, dr. Dyah Listyarifah, M.Sc.

2013 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Hidroksiapatit (HA) memiliki bioaktivitas dan osteokonduktivitas yang baik, tetapi material ini sulit diresorpsi oleh tubuh. Karbonat apatit atau carbonated hydroxyapatite (CHA) memiliki keunggulan sama seperti HA, tetapi lebih mudah diresorpsi oleh tubuh. Implantasi material sintetis ke jaringan tubuh memicu reaksi benda asing yang memiliki ciri berupa pembentukan sel raksasa tipe benda asing. Uji biokompatibilitas pada jaringan lunak diperlukan sebelum graft tulang diaplikasikan secara klinis karena material tersebut juga akan berkontak dengan jaringan lunak dan dapat menimbulkan respon inflamasi yang berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi jumlah sel dan inti sel raksasa tipe benda asing pascaimplantasi HA dan CHA. Hidroksiapatit dan CHA diimplantasikan ke dalam jaringan subkutan punggung 12 ekor Rattus norvegicus jantan. Setiap 3 tikus dikorbankan setelah implantasi selama 7, 14, 21, dan 28 hari. Area implantasi diambil untuk dibuat preparat histologis dengan pengecatan Hematoksilin-Eosin. Jumlah sel dan inti sel raksasa tipe benda asing diamati pada 6 lapang pandang oleh 2 pengamat menggunakan mikroskop cahaya trinokular dengan perbesaran 400x Data jumlah sel raksasa tipe benda asing dianalisis menggunakan ANAVA dua jalur (p<0,05). Data jumlah inti sel raksasa tipe benda asing dianalisis menggunakan ANAVA non-parametrik. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna jumlah sel raksasa tipe benda asing pascaimplantasi HA dan CHA pada hari ke-14, 21, dan 28. Jumlah inti sel raksasa tipe benda asing pascaimplantasi HA dan CHA tidak berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa implantasi HA pada fase subkronik memicu pembentukan jumlah sel raksasa tipe benda asing yang lebih banyak dibanding CHA.

Hydroxyapatite (HA) has a good bioactivity and osteoconductivity, but it is difficult to be resorbed by the body. Carbonated hydroxyapatite (CHA) has the same advantages with HA, but it is easier to be resorbed by the body. Implantation of synthetic material initiates foreign body reaction, which is characterized by foreign body giant cells (FBGCs) formation. Soft tissue biocompatibility test is required prior clinical application of bone substitute since the material contact with the soft tissue upon application and can cause severe inflammatory response. The aim of this study is to evaluate the numbers of FBGC and their nuclei after implantation of HA and CHA. Hydroxyapatite and CHA were implanted in subcutaneous tissue of the back of 12 male Rattus norvegicus. Each 3 rats were terminated after 7, 14, 21, 28 days of implantation. The implantation area was taken for histological preparations and stained with Haematoxylin-Eosin. The number of FBGCs and their nuclei were observed at 6 fields of view by 2 observers using trinocular light microscope with magnification of 400x. The data of the number of FBGC was analyzed with Two-way ANOVA (p<0.05). The data of the number of FBGC nuclei was analyzed with nonparametric ANOVA test. It showed that the number of FBGC between HA and CHA after 14, 21, 28 days of implantation were significantly different. There were no significant difference in the number of FBGC nuclei between HA and CHA implantation. This study showed that HA leads higher number of FBGC than CHA on subchronic phase.

Kata Kunci : Hidroksiapatit, karbonat apatit, implantasi subkutan, reaksi benda asing, sel raksasa tipe benda asing, inti sel raksasa tipe benda asing