BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS MENGGUNAKAN TEKNIK IMOBILISASI ENZIM KASAR DAN BIOMASSA SEL JAMUR

ADINDA FARADILLA, Prof. Dr.Ir. Erni Martani

2013 | Skripsi | MIKROBIOLOGI PERTANIAN

Limbah cair industri kertas mengandung lignin dan selulosa dalam konsentrasi tinggi. Kedua polimer organik tersebut sulit didegradasi di lingkungan karena struktur kimia yang kompleks. Lignin dapat didegradasi oleh jamur penghasil enzim lignolitik, sedangkan selulosa dapat didegradasi oleh jamur penghasilk enzim selulolitik. Teknik konvesional untuk remediasi limbah cair industri yang diha silkan pada efisiensi rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan remediasi terhadap limbah cair industri kertas menggunakan teknik imobilisasi untuk meningkatkan kualitas remediasi. Penelitian ini menggunakan 3 isolat jamur terpilih yaitu K1, KRMS 5, dan TPA 4 yang memiliki aktivitas tinggi lignolitik dan selulolitik. Enzim kasar dan ketiga biomassa jamur diimobilisasi menggunakan kalsium alginat dengan 3 macam diameter beads yaitu 0.15, 0.25, dan 0.35 cm untuk enzim kasar, dan 0.25 dan 0.35 cm untuk biomassa. Analisis dilakukan dengan parameter dekolorisasi, degradasi lignin dan degradasi selulosa. Enzim kasar terimobilisasi dan biomassa jamur terimobilisasi diinokulasikan pada limbah cair industri kertas, serta diinkubasi selama 84 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekolorisasi oleh imobilisasi enzim tertinggi adalah diameter 0.25 cm sebesar 71.9%, sedangkan oleh imobilisasi biomassa tertinggi adalah diameter 0.25 cm sebesar 60.56%. Degradasi lignin oleh imobilisasi enzim tertinggi adalah diameter 0.25 cm sebesar 57.44%, sedangkan oleh imobilisasi biomassa tertinggi adalah diameter 0.25 cm sebesar 38.99%. Degradasi selulosa oleh imobilisasi enzim tertinggi adalah diameter 0.25 cm sebesar 36.43%, sedangkan oleh imobilisasi biomassa tertinggi adalah diameter 0.25 cm sebesar 15.4%. Berdasarkan karakteristik makroskopis koloni jamur dan karakteristik mikroskopisnya seperti bentuk konidium, konidiogenous, dan konidiofor; isolat K 1, KRMS 5, dan TPA 4 berturut-turut diidentifikasi sementara sebagai anggota Aspergillus sp., Penicillium sp., dan Cladosporium sp.

Waste water of paper industr y containing high concentration of lignin and cellulose. These organic polymers are difficult to be degraded in the environment due to its complexity of chemical structure. Lignin can be degraded by fungi produc ing lignolitic enzymes, while cellulose can be degraded by cellulolytic fungi. The conventional technique to remedies industrial waste water resulfed in low efficiency. The purpose of this research is to remediase those waste water using immobilization technique to increase quality of remediation. This study using 3 selected fungal isolates. Those were K1, KRMS 5, and TPA 4 which had high lignolitic and cellulolytic activities. Crude enzyme and bimass of those fungi were immobilized using calcium alginate with three kinds of diametric beads that were 0.15, 0.25, and 0.35 cm for crude enzyme and 0.25 and 0.35 cm for biomass. Analysis was done using parameter of decolorization, lignin and cellulose degradation. Immobilized crude enzyme and fungal biomass were inoculated to paper industrial waste water, and incubated for 84 hours. The results showed that the highest immobilized enzyme (diameter 0.25 cm) 71.9% in the rate of decolorization, 57.44% in the rateThe highest immobilized enzyme (diameter 0,25 cm) 71.9% in the rate of decolorization, 57.44% in the rate of lignin degradation, and 36.43% in the rate of cellulose degradation. The highest immobilized fungal biomass (diameter 0.25 cm) 60.56% in the rate of decolorization, 38.99% in the rate of lignin degradation, and 15.4% in the rate of cellulose degradation. Based on the macroscopic and microscopic characteristics of the fungal colonies such as the form of conidium, conidiogenous cells, and conidiophores; K 1, KRMS 5, and 4 TPA isolates were determined as Aspergillus sp., Penicillium sp., and Cladosporium sp., respectively.

Kata Kunci : bioremediasi, limbah cair, industri kertas, imobilisasi