Laporkan Masalah

HUBUNGAN STATUS HIDRASI DAN GANGGUAN FUNGSI GINJAL PADA TENAGA PENDIDIK DI KOTA YOGYAKARTA

UTSAMANI CINTYAMENA, Susetyowati, DCN, M.Kes.

2013 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar belakang Air adalah penyusun tubuh terbesar, yaitu 50 – 60% pada orang dewasa. Keseimbangan pemasukan atau pengeluaran cairan (status hidrasi) yang baik akan mengurangi beberapa risiko penyakit seperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih. Perubahan fisiologis tubuh akan muncul ketika terjadi perubahan keseimbangan cairan tubuh. Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan. Gangguan fungsi ginjal adalah keadaan dimana terjadi penurunan struktur anatomi yang disertai penurunan fisiologis ginjal. Tenaga pendidik merupakan kelompok yang patut diperhatikan terkait dalam mengoptimalkan kinerjanya dalam mencerdaskan bangsa. Tenaga pendidik yang mengajar di Kota Yogyakarta diduga memiliki aktivitas ringan dan merupakan subjek yang rawan dengan dehidrasi, dikarenakan tinggal atau mengajar pada daerah dataran rendah. Tujuan Mengetahui hubungan status hidrasi dengan gangguan fungsi ginjal. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan desain crosssectional. Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 116 orang. Cara pengambilannya dilakukan dengan purposive sampling. Hasil Rata-rata total pemenuhan cairan responden adalah 2562,3 ± 666,5 ml dengan rerata asupan minum 1822,8 ± 644,1 ml. Pemenuhan cairan 40,2 % total responden tergolong kurang. Jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi adalah air putih yang memenuhi 63,7 ± 21,8% total asupan minuman (beverage) atau memenuhi 44,7 ± 16,8% total pemenuhan cairan. Dari total responden 34,6% mengkonsumsi minuman berkafein setiap hari dan 2,8% responden mengkonsumsi minuman berisiko. Aktivitas ringan atau sedang dilakukan 71% responden dengan rerata 2572,99 ± 2170,38 MET’s minute/week. Hasil analisis multivariat menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara status hidrasi dan gangguan fungsi ginjal pada tenaga pendidik di kota Yogyakarta (p > 0,05). Kesimpulan Tidak ada hubungan antara status hidrasi dan gangguan fungsi ginjal.

Background Water is the biggest compartment in human body, 50 – 60% on adults. The balance between water input and output (hydration) will lower the risk of urolithiasis and urinary tract infection (UTI). Body physiology impairment happened when water body balance changes. Water balance is controlled by renal. Renal impairment happens when the anatomy structure descends and be followed by renal physiology deriving. Teachers are noteworthy group related in optimizing their performance in educating the nation. Teachers in Yogyakarta City are assumed to have light activity and prone subjects to dehydration since living and teaching in lowland area. Goal Knowing the relationship between hydration status toward renal Impairment Method This research uses observational-research type with cross-sectional design. The minimal sample needed is 116 people. The uptake of this research is done by purposive sampling. Result The average of total water intake of the respondents is 2562.3 ± 666.5 ml with the water intake mean is 1822.8 ± 644.1 ml. The type of drinking which is drunk most by the respondents is fresh water which fulfills 63.7 ± 21.8% of total beverage intake or fulfills 44.7 ± 16.8% of total water intake. 34.6% of the total respondents consume caffeinated beverage every day and 2.8% respondents consume risked drink. The mean of light to medium activity done by 71% respondents is 2572.99 ± 2170.38 MET’s minute/week. The multivariate analysis shows that there is no significant relationship between hydration status and renal impairment in teachers at Yogyakarta City (p > 0.05) Conclusion There is no relationship between hydration status and renal impairment.

Kata Kunci : hidrasi, gangguan ginjal, pemenuhan cairan, jenis minuman, aktivitas.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.