INSIDENSI DAN FAKTOR RISIKO FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANTI BAKTININGSIH SLEMAN
Fransisca Else Setiyowati, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M. Med.Sc.,Ph.D
2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang: Angka infeksi rumah sakit di berbagai negara masih tinggi. Salah satu jenis infeksi rumah sakit adalah flebitis nosokomial yang dari berbagai studi kejadiannya masih berkisar antara 12,9% sampai 35,1%. Tingginya frekuensi pemasangan infus di RSU Panti Baktiningsih meningkatkan risiko terjadinya flebitis. Sementara surveilans tentang kejadian infeksi rumah sakit belum berjalan dengan optimal sehingga data yang kejadian flebitis nosokomial yang tercatat masih jauh di bawah data flebitis secara global. Tujuan: Mengukur insidensi flebitis nosokomial serta mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian flebitis nosokomial pada pasien rawat inap di RSU Panti Baktiningsih Sleman. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan prospektif observasional di instalasi rawat inap RSU Panti Baktiningsih Sleman yang memiliki 50 tempat tidur dengan subjek penelitian seluruh pasien rawat inap pada bulan September 2012 yang menjalani pemasangan infus kemudian diikuti sampai dengan timbul gejala flebitis atau sampai dengan pasien pulang. Hasil dan pembahasan : Dari 101 subjek penelitian, ditemukan 123 kali insersi jarum infus dengan total pasien hari pemasangan infus adalah 340 hari dengan rerata per pasien 3,40 ± 2,29 hari (0 – 15 hari). Flebitis nosokomial terjadi pada 12% orang. Sedangkan incidence rate sebanyak 35‰ orang hari pemasangan infus. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian flebitis nosokomial adalah petugas berumur ≥ 36 tahun (RR = 3,85 CI = 1,42-10,46), lama pemasangan infus > 3 hari (RR = 18,29, CI = 2,33-143,76). Dari penelitian ini dapat disarankan: Melakukan audit terhadap prosedur pemasangan, perawatan dan pelepasan infus di RSU Panti Baktiningsih. Melakukan edukasi pelatihan kepada petugas secara rutin mengenai prosedur pemasangan, perawatan dan pelepasan infus. Memperhatikan faktor prosedur khususnya monitoring lamanya hari pemasangan infus terhadap setiap pasien yang terpasang infus. Melakukan penggantian infus setiap 3 hari sesuai dengan rekomendasi CDC namun dengan tetap mempertimbangkan kondisi tempat insersi jarum infus. Perlu penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko flebitis nosokomial secara lebih spesifik.
Background: Hospital infection rates are still high in many countries. One type of hospital infections were nosocomial phlebitis incidence of the various studies are still ranged between 12.9% to 35.1%. The high frequency of infusion in Baktiningsih Hospital increase the risk of phlebitis. While surveillance on the incidence of hospital infections has not run optimally so that the data nosocomial incidence of phlebitis were still far below the global data of phlebitis. Objective: Measuring the incidence of phlebitis nosocomial and identify risk factors of phlebitis nosocomial in patients admitted to Baktiningsih Hospital Sleman. Method: The study used a prospective observational study with subjects all patients hospitalized there in September 2012 who underwent infusion. Result and discussion: Of the 101 subjects in this study found 123 times the i.v. needle insertion with total patient days infusion was 340 days with a mean per patient 3.40 ± 2.29 days (0-15 days). Phlebitis nosocomial occurred in 12% of people. While the incidence rate as much as 35 ‰ of the infusion. Risk factors associated with the incidence of phlebitis Nosocomial an officer aged ≥ 36 years (RR = 3.85 CI = 1.42 to 10.46), long infusion> 3 days (RR = 18.29, CI = 2.33 - 143.76) Conclusion and Recommendation: Audit the installation procedures, maintenance and release of infusion in Panti Baktiningsih Hospital. Do education training to officers routinely about the installation procedure, treatment and disposal of infusion. Take into account the duration of the monitoring procedures especially infusion attached to every patient infusion. The replacement infusion every 3 days according to the CDC recommendations, but taking into account the conditions of insertion of intravenous needles. Need further research to identify risk factors of nosocomial phlebitis more specifically.
Kata Kunci : Flebitis nosokomial, infeksi rumah sakit, faktor risiko flebitis