TATA KOTA TEMANGGUNG DAN FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNGNYA TAHUN 1834 – 1942
FARIZ RIZQI M., Drs. Djoko Dwiyanto M.Hum.
2013 | Skripsi | ARKEOLOGITopik Penelitian skripsi ini membahas tentang Tata Kota Temanggung pada masa Kolonial Hindia Belanda. Dalam penelitian ini difokuskan di Kota Temanggung yaitu sekitar Kelurahan Jampirejo, Kelurahan Jampiroso, Kelurahan Banyuurip, Kelurahan Temanggung II, dan Kelurahan Kertosari. Dalam penelitian skripsi ini dijelaska mengenai bentuk Kota Temanggung pada masa Kolonial Hindia Belanda yang menggambarkan tata ruang kotanya. Selain itu juga membahas faktor yang mempengaruhi terbentuknya Tata Kota Temanggung. Permasalahan dan Tujuan Permasalahan yang dibahas dalam penelitian skripsi ini mengenai tata kota Temanggung pada masa Kolonial Hindia Belada. Selain itu juga muncul permasalahan mengenai factor-faktor yag mempengaruhi terbentuknya Tata Kota Temanggung. Tujuan umum penelitian skripsi ini untuk mengetahui bagaimana bentuk Tata Kota Temanggung pada masa Kolonial Hindia Belada beserta factor-faktor pendukungnya. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan model penalaranindukti.pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ruang secara makro. Sesuai dengan penalaran yang dipakai, penelitian yang dilakukan terdapat beberapa tahap, yaitu: tahap pengumpulan data (stdi pustaka, wawancara da pbservasi), tahap analisis, dan kesimpulan. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukan perkembangan tata kota Temanggung pada masa Kolonial Hindia Belanda setidaknya disebabkan oleh empat faktor yaitu: (1) Faktor geografis, terlihat dari posisi Temanggung yang terletak di dataran tinggi sehingga cocok sebagai lahan perkebunan produksi hasil bumi, terutama tembakau yang merupakan salah satu tanaman yang wajib ditanam pada masa itu. (2) Faktor ekonomi, terlihat dari unsur dan bentuk fisik kota Temanggung yang dikembangkan sebagai pusat ekonomi dan administrasi Belanda seperti bangunan gudang tembakau, pasar, dan bank. (3) Faktor politik, terlihat dari pendirian unsur-unsur penting yang terkonsentrasi pada ruang inti kota, dimana ruang tersebut menjadi pusat aktivitas kolonial, secara politis menunjukan kekuasaan dan dominasi kolonial di Kota Temanggung seperti bangunan asisten residen, kontrolir, dan penjara. (4) Faktor sosial budaya, terlihat dari pengaruh budaya barat bagi perkembangan kota terutama dari segi gaya bangunan dan pertumbuhan penduduk. Dari segi gaya bangunan, dapat dijumpai dari adanya unsur-unsur bangunan yang bergaya indis. Sedangkan dari segi pertumbuhan penduduk, terdapat adanya mobilitas penduduk dari dan menuju Kota Temanggung akibat dari dibukanya jalur rel kereta api. Berdasarkan faktor-faktor yang dihasilkan dari penelitian ini, Kota Temanggung pada tahun 1834-1942 memiliki pola tata ruang yang berbentuk gurita/octopus. Pola tata ruang gurita/octopus sangat dipengaruhi oleh peran jalur transportasi dan jaringan jalan yang ada di dalam kota karena daerah hinterland dan pinggirannya tidak memberikan halanganhalangan fisik yang berarti terhadap perkembangan area kekotaannya.
Topic In this study, it was discussed the layout of Temanggung City during Dutch colonial period. The observation was focused in Temanggung City, around Jampirejo, Jampiroso, Bayuuurip, Kertosari, and Temanggung II neighborhoods existing in Temanggung municipal. In this thesis research, it was explained about the form of Temanggung City during Dutch Colonial period reflecting its layout. Besides, it also discussed the factors affecting the formation layout of Temanggung City. Subject and Objective The problem discussed in this study was about layout of Temanggung City during Dutch Colonial period. Besides, it also discussed the factors affecting the formation layout of Temanggung City. The general objective of this study was to find out how the form of layout of Temanggung City was during Dutch Colonial period and what its affecting factors were. Method This study was a descriptive stud with inductive reasoning model. Macro urban spatial analyze used in this study because the interpretation is connected to urban spatial matters which is referred to Temanggung City. Those analyzes are done by connecting each data gained as building components, road, and plndedurban spatial which are correlatedto environment state. Results expected to answer the problems and also synchronize with purposes of this study. Conclusion This study results that Temanggung urban arrangement in 1834-1942 during Dutch Colonial period tended to follow the axis model appropriate with the form of Temanggung City following star/octopus form. It was said following axis patter meant that it followed the axis form but the system tended to concentrate on following the road and form the development of field built existing in Temanggung City, tending to depend on the existing road. The development of layout in Temanggung City during Dutch Colonial period at least was affected by four factors: (1) Geographical factor seen from the flat topography of Temanggung City with wide enough field availability and strategic location of Temanggung City as trade route. (2) economical factor, seen from the close location of buildings supporting economy of Temanggung City. (3) Political factor, seen from the location and building appropriate with the major authority at that time. (4) Social factor, seen from the existence of social status difference and residents separation.
Kata Kunci : -