Laporkan Masalah

PROPORSI JENIS KELAMIN SAPI POTONG YANG DIPOTONG DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN GIWANGAN YOGYAKARTA TAHUN 2012

MARLINA ANGGRAENI, Dr. drh. Rini Widayanti, M.P,

2013 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN

Sapi potong dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia untuk dimanfaatkan daging dan hasil sampingannya. Sapi potong tersebut lazimnya dipotong di rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan. Rumah pemotongan hewan selain berfungsi untuk mencegah penularan penyakit yang bersifat zoonosis juga sebagai tempat kontrol terhadap pemotongan sapi betina yang masih produktif. Tujuan dalam penyusuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbandingan/proporsi jenis kelamin dan latar belakang/asal usul sapi potong yang dipotong di rumah pemotongan hewan Giwangan Yogyakarta tahun 2012. Materi yang dipakai penulis adalah sapi-sapi yang berada di RPH Giwangan, data-data yang masuk di RPH Giwangan dan praktek kerja lapangan di RPH Giwangan tanggal 8 sampai dengan 13 April 2013. Metode yang digunakan adalah wawancara, mengumpulkan literatur, buku dan data-data yang sesuai kemudian dianalisis dan diolah secara deskriptif Pada tahun 2012 di RPH Giwangan Yogyakarta pemotongan terhadap sapi betina jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi jantan. Jumlah sapi betina yang dipotong di RPH Giwangan Yogyakarta pada tahun 2012 berjumlah 4.476 ekor dari 7.455 ekor atau 60,04% dari total pemotongan, sedangkan jumlah sapi jantan yang dipotong di RPH Giwangan Yogyakarta berjumlah 2.979 ekor dari 7.455 ekor atau 39,96% dari total pemotongan. Pemotongan terhadap sapi betina di RPH Giwangan Yogyakarta ini dilakukan karena sapi betina tersebut sudah tidak produktif, afkir, kecelakaan, berat badan di bawah 100 Kg/malnutrisi, mengalami gangguan reproduksi, dan Body Condition Score (BCS) di bawah 2 atau di atas 4.

Beef cattle developed in various regions in Indonesia to be used meat and by-products. Beef cattle are usually slaughtered in slaughterhouses or abattoirs. The function of slaughterhouses is preventing the transmission of zoonosis diseases, the other function is controlling about productive cow’s cutting. The purpose of this thesis is determined the ratio/proportion of gender and background/origin of beef cattle slaughtered in an abattoir Giwangan Yogyakarta in 2012. The material that used are the cows in Giwangan Slaughterhouse, data entry at Giwangan Slaughterhouse and PKL (Praktek Kerja Lapangan) at Giwangan Slaughterhouse since 8th until 13th April 2013. The methods that used are interviews, literature collect, books and the corresponding data that then analyzed and processed by descriptive. In 2012 at Giwangan Slaughterhouse cutting of cow is more than the bull. Total of cows slaughtered in Giwangan Slaughterhouse in 2012 totaled 4,476 tails of 7.455 tails or 60.04% of the total cutting, while the total of steers slaughtered in Giwangan slaughterhouses, Yogyakarta totaled 2.979 tails of 7455 tails or 39.96% of the total cutting. Cutting for cows slaughter in Giwangan Slaughterhouse is done because the cows are not productive, salvage, have an accident, weight below 100 kg/malnutrition, impaired reproduction, and Body Condition Score (BCS) under 2 or above 4.

Kata Kunci : PROPORSI JENIS KELAMIN SAPI POTONG


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.