Laporkan Masalah

Pengaruh senam aerobik intensitas sedang dan intensitas tinggi terhadap persentase lemak badan dan lean body weight :: Kajian anthropometris pada mahasiswi Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri yogyakarta

SUDIBJO, Prijo, Dr.dr. Djoko Prakosa

2001 | Tesis | S2 Kedokteran Dasar

Senam aerobik berdasarkan intensitasnya diklasifikasikan menjadi senam aerobik intensitas ringan, sedang dan tinggi. Pada senam aerobik intensitas ringan, sumber energi diperoleh dari oksidasi lemak, sedangkan senam aerobik intensitas tinggi diperoleh dari oksidasi karbohidrat. Adapun sumber energi pada intensitas sedang adalah oksidasi lemak dan karbohidrat secara seimbang. Penggunaan lemak sebagai sumber energi pada senam aerobik intensitas ringan dan sedang akan beralubat terhadap penurunan lemak cadangan yang terdapat di jaringan lemak subkutan dan lemak viseral. Senam aerobik intensitas tinggi yang lebih banyak melibatkan unit motorik pada setiap gerakannya, akan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pertambahan massa otot skelet dan tulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antara senam aerobik intensitas sedang dan intensitas tinggi terhadap persentase lemak badan dan Lean Body Weight (LBW). Subjek penelitian adalah 60 mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, bzrumur 18-2 1 tahun. Subjek dibagi menjadi tiga kelompok dengan rancangan random bertingkat, masing-masing kelompok berjumlah 20 orang. Kelompok pertama diberikan senam aerobik intensitas sedang, kelompok kedua diberikan senam aerobik intensitas tingg-i, dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan senam aerobik. Senam aerobik diberikan dengan fkekuensi tiga kali penninggu, dengan dwasi latihan 30 menit untuk kelompok intensitas sedang dan 15 menit untuk kelompok intensitas tinggi yang masing-masing dlawali dan diakhiri dengan pemanasan dan penlnginan selama 10 menit. Intensitas sedang dilakukan pada 60-79?’0 Maximal Heart Rate (MHR), sedangkan intensitas tinggi llakukan pada 80-89% MHR. Latihan dilakukan selama 8 minggu. Data diambil sebelum latihan senam aerobik (pretes) dan setelah dua, empat, enam dan delapan minggu melakukan senam aerobik (postes). Persentase lemak badan dihitung secara tidak langsung dengan persamaan Brozek dan dengan terleblh dahulu men&tung densitas badan dengan persamaan Jackson, Pollock dan Ward. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan uji statistik analisis varian satu jalan pada kelompok intensitas sedang menunjukkan bahwa perubahan persentase lemak badan tersebut bermakna (p<0,05). Uji statistik dengan tes multipre comparisons Tukey HSD menunjukkan bahwa persentase lemak badan minggu kedelapan secara bermakna lebih rendah daripada minggu keno1 (p0,05). Akan tetapi, uji korelasi menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang tinggi (r = -0,97) antara lama perlakuan dengan persentase lemak badan. Selain itu dari uji-t juga menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p<0,01) rerata perubahan persentase lemak badan antara intensitas sedang dan intensitas tinggi pada minggu keenam dan kedelapan. Uji analisis varian satu jalan juga menunjukkan bahwa pada senam aerobik intensitas sedang dan intensitas tinggi tidak terjadi perubahan LBW yang bermakna (p>0,05). Namun clemikian, dari uji korelasi menunjukkan adanya korelasi positif yang tinggi antara lama perlakuan senam aerobik intensitas sedang dan intensitas tinggi dengan LBW (r = 0,85 untuk senam aerobik intensitas sedang dan r = 0,99 untuk senam aerobik intensitas tinggi). Selain itu dari uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (j%0,05) rerata peningkatan LBW antara intensitas sedang dan intensitas tingg pada minggu keempat, keenam dan kedelapan. Berdasarkan hasil-hasil di atas dapat disimpulkan bahwa (1) senam aeroblk intensitas sedang yang dilakukan selama 8 minggu dapat rnenumhn persentase lemak badan, se&gkan senam aerobik intensitas tinggi yang dilakukan selama 8 minggu tidak dapat menutunkan persentase lemak badan, (2) senam aerobik intensitas sedang mempunyai persentase penman lemak badan yang lebih besar dibanlngkan dengan senam aerobik intensitas tingg, (3) senam aerobik intensitas sedang dan intensitas tinggi yang dilakukan selama 8 minggu tidak meningkatkan LBW, dan (4) senam aeroblk intensitas tingg mempunyai persentase peningkatan LBW yang lebih besar dibandingkan dengan senam aerobik intensitas sedang.

Based on their intensity, aerobic dances are classified into low, moderate, and high. The various intensities differ in the source of energy for activity. Low intensity aerobic dance mostly use fat oxidation, high intensity aerobic dance mostly use carbohydrate oxidation, while moderate intensity aerobic dance use both fat and carbohydrat oxidation equally. Fat oxidation may cause decrease of storage fats on the visceral and subcutaneous tissues. The various intensities also differ in the number of motor-unit recruited for their xtiviiy. It is highest in the high intensity aerobic dance. The exercises have a certain effect on muscle and bone masses, which are components of lean body weight (LBW). The aim of this study is to investigate the difference effects between moderate and high intensity aerobic dances on body fat percentage and LBW. The subject of thls study is 60 female students of Faculty of Sport Science Yogyakarta State University, aged between 18-2 1 years. Using mdtistages random sampling design, they were devided into three groups, consisting of 20 students each. The first group attends moderate aerobic dance, the second attends high intensity aerobic dance, and the control has no aerobic activity during the study. The dance is exercised three times a week and the duration is 30 minutes for moderate intensity and 15 minutes for high intensity. Each exercise is preceeded by 10 minutes warm-up, followed by 10 minutes cool-down. Moderate intensity aerobic dance was set at 60-79% Maximal Heart Rate (MHR), whde high intensity aerobic dance set at 80-89% MHR. The exercise was performed for 8 weeks. Body fat percentage was measured indirectly according to the Brozek formula and the Jackson, Pollock and Ward formula. LBW is body weight extracted by fat weight. The measurements were performed before the exercise, and after two, four, six and eight weeks of the exercise. Statistical analysis of the results are as follows. A one way analysis of variance revealed that body fat percentage in moderate intensity aerobic dance changed significantly (p<0,05). Multiple comparison Tukey HSD test shows that body fat percentage decrease very significantly 8 weeks after the moderate intensity aerobic dance (Po,05). However a product moment correlation test revealed a strong negative correlation between the duration of the exercise and the body fat percentage (r = - 0,97). A t-test revealed that percentage of decreased on the body fat was higher in the moderate intensity aerobic dance than in the high intensity aerobic dance after 6 and 8 weeks (p<0,05). A one way analysis of variance revealed that both moderate and high intensity aerobic dances has no effect on LBW (p>o,05). However, in both groups a product moment correlation test reveald a strong positive correlation between the duration of the exercise and the LBWs (r = 0,85 for moderate intensity aerobic dance and r = 0,99 for high intensity aerobic dance). A t-test resulted that percentage of increased on the LBW was hgher in the hgh intensity aerobic dance than in the moderate intensity aerobic dance after 4,6 and 8 weeks (p

Kata Kunci : Senam Aerobik,Lemak Badan,aerobic dance’s intensities, source of energy, muscle load, body fat percentage, lean body weight.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.