PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI Aggregatibacter actinomycetemcomitans CAIRAN SULKUS GINGIVA SEBELUM DAN SESUDAH RADIOTERAPI DOSIS AKUMULASI 20 GRAY (Gy)

FAJAR NURCHAROMAH, Dr. drg. Ahmad Syaify, Sp. Perio (K)

2013 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan yang efektif untuk kanker leher dan kepala, namun terapi ini menimbulkan beberapa efek samping, di antaranya adalah berkurangnya pembentukan jumlah sel darah imatur, menurunnya jumlah limfosit, monosit, platelet dan leukosit. Radioterapi juga berdampak pada berkurangnya pasokan darah ke jaringan, sehingga kandungan oksigen pada jaringan ikut berkurang. Penurunan jumlah leukosit dan suplai oksigen dapat meningkatkan laju pertumbuhan bakteri anaerob. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans cairan sulkus gingiva sebelum dan sesudah radioterapi dosis akumulasi 20 Gy kajian pada pasien kanker leher dan kepala di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Sepuluh orang pasien kanker leher dan kepala, dibagi menjadi 2 kelompok dengan rancangan pre-test dan post-test. Kelompok pertama ialah pasien sebelum radioterapi dan kelompok kedua adalah pasien yang sama setelah radioterapi dosis akumulasi 20 Gy. Setiap subjek diambil 2 sampel sehingga seluruhnya terdapat 40 sampel cairan sulkus gingiva. Sampel tersebut ditanam pada media agar AaGMBV dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam, dan jumlah koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dihitung dalam satuan CFU (Colony Forming Unit) per mililiter (CFU/ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata jumlah koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans cairan sulkus gingiva pada kelompok post-test mengalami peningkatan dibanding dengan kelompok pre-test. Analisis hasil menggunakan paired t-test menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok pre-test dan post-test. Kesimpulan dari penelitian ini adalah radioterapi dosis akumulasi 20 Gy dapat meningkatkan jumlah koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans cairan sulkus gingiva pada pasien kanker leher dan kepala.

Radiotherapy is an effective methods for head and neck cancer treatment, however, this therapy has some side effect, all of them are decrease the immature of blood cells, decrease count of limphocytes, monocyte, platelet and leukocytes. Radiotherapy also decreases blood supply to the tissue resulting in decreasing amount of oxygen. The decreasing count of leukocyte and oxygen supply can increase the growth rate of anaerob bacteria. The aim of this study was to determine differences in the number of colonies of bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans gingival crevicular fluid before and after radiotherapy 20 Gy accumulated dose in patients with head neck cancer in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. The subjects used in this study consist of 10 patients of head and neck cancer, were divided into 2 group in the study of pre-test and post-test design. The first group are the patients before radiotherapy and second group is the same patients after radiotherapy accumulated dose 20 Gy. Two samples of gingival crevicular fluid is taken from each subject, so that the whole samples are 40 samples gingival crevicular fluid. These samples the cultured on AaGMBV agar and incubated for 24-48 hours at 37oC. The number of colonies of bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans gingival crevicular fluid calculated in units of 102 Colony Forming Units per milliliter (CFU / ml). The results showed that the average number of colonies of bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans gingival crevicular fluid in post-test group larger compared to pre-test group. The results analyzed by paired t-test showed significant differences (p <0.05) between the pre-test and post-test group. The conclusion of this study the accumulated dose of 20 Gy radiotherapy can increase the number of colonies of bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans in gingival crevicular fluid head and neck cancer patients.

Kata Kunci : kanker kepala dan leher, radioterapi, cairan sulkus gingiva, Aggregatibacter actinomycetemcomitans