POTENSI PAKAN LEBAH MADU PADA SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SAMBAK, KECAMATAN KAJORAN, KABUPATEN MAGELANG
TAZKIYATUL SYAHIDAH, Dr. Priyono Suryanto, S.Hut, M.P.
2013 | Skripsi | BUDIDAYA HUTANPraktek agroforestri berbasis non kayu sudah berkembang di Indonesia salah satunya adalah apikultur. Kunci penting dalam pengelolaan agroforestri berbasis lebah madu adalah ketersediaan pakan dengan sistem berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman dan potensi ketersediaan pakan lebah madu serta peluang pengembangan apikultur di Desa Sambak. Penelitian ini dilakukan di Desa Sambak dengan metode belt transect untuk mengetahui jenis tanaman sumber pakan lebah madu. Inventarisasi dilakukan dengan petak ukur 20 m x 20 m dengan jarak tiap petak ukur 50 m. Petak ukur diletakkan di sistem agroforestri yang terdapat Hutan Rakyat sampai Hutan Negara. Potensi pakan lebah madu dihitung berdasarkan kerapatan jenis dengan melakukan inventarisasi jenis tanaman pada 30 unit lahan, dalam agroforestri sengon kopi di Hutan Rakyat. Semua jenis pohon yang ada di dalam petak contoh dihitung dan diidentifikasi statusnya sebagai sumber pakan lebah atau bukan. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber pakan lebah madu berasal dari 11 jenis tanaman kehutanan, 1 jenis tanaman Hasil Hutan Non Kayu (HHNK), 12 jenis tanaman serbaguna/MPTS, 3 jenis tanaman buah, dan 6 jenis tumbuhan bawah. Potensi pakan lebah madu berdasarkan kerapatan (individu/ha) sebesar 331,67 individu/ha jenis sengon sebagai penghasil polen dan 1.237,50 individu/ha jenis kopi sebagai penghasil nektar. Hasil penelitian di Desa Sambak untuk jenis tanaman pakan lebah madu jumlahnya melimpah dengan demikian budidaya lebah madu sangat berpeluang untuk dikembangkan dalam skala bisnis apikultur.
Apiculture is commonly practiced on Agroforestry system in Indonesia. Availability of sustainable nectar and pollen produced by bee forage plant is important factor in apiculture management. The research was done to know the species of plant producing nectar or pollen and the potency of the plants as beeforage in Sambak Village. A belt transect was set in community forest and state forest in Sambak Village to know the species of honey bee plant. Fiveteen plots of 20 m x 20 m with the distance between plots of 50 m were made in the transect. The species of plants were determined . To know the potency of honey bee plants producing nectar and pollen, plant inventory was done in 30 units of albizia-coffee agroforestry system in community forest. The results showed that 11 species of forest plant, 1 species of non-wood forest product plant, 12 species of multipurpose tree species/MPTS, 3 species of fruit tree, and 6 species of understory schrub were found in Sambak Village. The potency of honey bee plant was 331,7 individuals/ha of albizia producing pollen and 1.237,5 individuals/ha of coffee producing nectar. Honey bee plant is abundant in Sambak Village. Therefore development of business-scale apiculture is quite possible.
Kata Kunci : Agroforestri, apikultur, pakan lebah madu