PERBEDAAN INDEKS GINGIVA SEBELUM DAN SESUDAH RADIOTERAPI DOSIS AKUMULASI 20 GY PADA PASIEN KANKER LEHER DAN KEPALA (Kajian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta)
RUSENDAH SALASIFAH AFRIANI, Dr. drg. Ahmad Syaify, Sp. Perio (K),
2013 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGIRadioterapi memiliki peran penting dalam pengobatan kanker area leher dan kepala, tidak hanya mengontrol kanker secara lokal, tetapi juga menimbulkan konsekuensi fungsi klinis diantaranya adalah hiposalivasi, penurunan jumlah leukosit cairan sulkus gingiva, dan hipovaskularisasi jaringan. Bertambah parahnya gingivitis merupakan suatu indikator yang penting dalam penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan indeks gingiva sebelum dan sesudah radioterapi dosis akumulasi 20 Gy pada pasien kanker leher dan kepala kajian di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri dari 10 pasien kanker leher dan kepala sebelum dan sesudah radioterapi dosis akumulasi 20 Gy. Keparahan gingivitis diukur menggunakan indeks gingiva pada bagian bukal, mesial, distal dan lingual dari margin gingiva. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik Wilcoxon. Hasil penelitian secara statistik menggunakan analisis Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks gingiva yang bermakna antara pasien kanker leher dan kepala sebelum dan sesudah radioterapi dosis akumulasi 20 Gy. Indeks gingiva pasien kanker leher dan kepala sesudah radioterapi dosis akumulasi 20 Gy lebih tinggi daripada sebelum radioterapi.
Radiotherapy has important role for head and neck cancer therapy, not only control cancer locally but also has clinical function concequencies such as hyposalivation, low number of gingival crevicular leucocyte and tissue hypocirculation. Increasing grade of gingivitis severity is important indicator in periodontal disease. The aim of this research was to discover the differences of gingival index before and after radiotherapy accumulated dose of 20 Gy. Research subjects consisted of 10 patients with neck and head cancer before and after exposure of radiotherapy accumulated dose of 20 Gy. Gingivitis severity was determined using gingival index of margin gingiva of buccal, mesial, distal and lingual. The collected data was analyzed statistically using non parametric Wilcoxon test. The data showed there was significant differences in gingival index between head and neck cancer patients before and after radiotherapy accumulated dose of 20 Gy. Patients with head and neck cancer has higher gingival index after radiotherapy accumulated dose of 20 Gy than before radiotherapy.
Kata Kunci : Radioterapi, kanker leher kepala, indeks gingiva