UNGKAPAN KEMARAHAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KAJIAN: SOSIOPRAGMATIK
INDRI NOVI HARAWATI, Wira Kurniawati, S.S., MA.
2013 | Skripsi | SASTRA INDONESIAPenelitian ini bertujuan untuk memaparkan ungkapan kemarahan laki-laki dan perempuan dalam bahasa Indonesia yang menyangkut identifikasi bentuk tuturan dan referen ungkapan kemarahan; peristiwa tutur kemarahan; dan faktor pemengaruh munculnya ungkapan kemarahan. Fenomena munculnya kata-kata kasar dalam ungkapan kemarahan penutur laki-laki dan perempuan bertolak belakang dengan pendapat para linguis mengenai stereotip berbahasa laki-laki dan perempuan yang menyebutkan bahwa penutur laki-laki identik dengan penggunaan kata-kata kasar yang merupakan bentuk pencitraan berbahasa yang kuat, tegas, dan percaya diri, sedangkan penutur perempuan identik dengan tuturan yang dianggap lebih “benar†dari laki-laki. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sosiopragmatik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap. Sumber data dalam penelitian ini adalah video-video Ups Salah yang diunduh dari laman youtube periode 14 November 2012 sampai 27 Maret 2013. Selama periode tersebut, terkumpul populasi data sebanyak 126 video Ups Salah dengan masingmasing penutur yang berbeda. Dari video tersebut dipilih sampel sebanyak 38 video, yang terdiri atas 19 video penutur laki-laki dan 19 video penutur perempuan sebagai sumber data primer penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah metode agih dan metode padan. Metode agih dengan teknik bagi unsur langsung digunakan untuk menganalisis bentuk tuturan ungkapan kemarahan. Adapun metode padan referensial digunakan untuk menganalisis referen ungkapan kemarahan. Sementara itu, metode padan pragmatis digunakan untuk menganalisis peristiwa tutur dan faktor pemengaruh kekasaran dalam ungkapan kemarahan laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk kata-kata biasa. Penelitian ini menemukan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan ekspresi verbal dalam mengungkapkan kemarahan daripada laki-laki, melalui struktur ungkapan kemarahan dapat diketahui bahwa perempuan adalah tipe pembicara yang talkactive, dan ungkapan kemarahan yang muncul dapat berbedabeda karena pengaruh konteks dan karakter masing-masing penutur. Konteks tersebut terdiri atas faktor sosial (umur, tingkat sosial, tingkat pendidikan, budaya) dan situasional (who speaks, what language, to whom, when, where), sedangkan kepribadian terdiri atas faktor temperamen dan karakter penutur.
This research aims to describe the anger expression of men and women concerning the identification of its speesch forms and its referents; speech event of anger expression, and the influencer factors in the expression of anger. The phenomenon of the emergence of a rant outburst speakers in men and women contrary to the opinions of linguists about language stereotypes of men and women who mentioned that the speakers man synonymous with the use of harsh words are a form of imaging strong language , assertive, and confident, while female identical speakers with speech that is considered more \"correct\" than men. This research was conducted with sosiopragmatic approach. Data collection was conducted using observation method with nonparticipation observation techniques. Sources of data in this research is the videos of Ups Salah which downloaded from youtube page from December 28, 2012 until March 12, 2013. During this period, the population collected is 126 Ups Salah’s videos with different speakers of each video. The selected samples as many as 38 videos, which consists of 19 videos of male speakers and 19 videos of female speakers. The analytical method used in this research is the distributional method and equal method. Distributional method with the direct element technique is used to analyze the speech form of anger expression. The referential equal method is used to analyze the referents of anger expression. Meanwhile, the pragmatic method is used to analyze the speech event of anger expression; and the influencer factors in the expression of anger of men and women. The results of data analysis are presented in the form of ordinary words. This research found that women speakers use more verbal expressions in expressing anger than male speakers, from the structure of anger expressions found that women are talkactive speakers, and the expression of anger can vary due to the influence of the context and character of each speaker. Context is composed of social factors (age, social level, the level of education, culture) and situational (who speaks, what language, to whom, when, where), while personality factors consists of speakers temperament and character.
Kata Kunci : ungkapan kemarahan, bentuk tuturan, referen, peristiwa tutur, faktor pemengaruh kemunculan ungkapan kemarahan