HISTOPATOLOGIS TULANG FEMUR TIKUS (Rattus norvegicus) PASCA IMOBILISASI MENGGUNAKAN PIN DAN XENOGRAFT

RETNO WULANDARI, Dr. drh. Dhirgo Adji, M.P.

2013 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Fraktur adalah kerusakan jaringan tulang yang disebabkan oleh trauma dari luar tubuh atau disebabkan oleh suatu penyakit yang mengakibatkan tulang kehilangan kontinuitasnya. Proses kesembuhan fraktur terdiri dari beberapa fase, yaitu hematoma, proliferasi, pembentukan kalus, ossifikasi dan remodeling tulang. Kesembuhan fraktur dapat dimaksimalkan dengan metode cangkok tulang, salah satunya dengan penggunaan xenograft yang umumnya berasal dari tulang kortikal sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi tulang femur pasca imobilisasi dengan xenograft. Enam belas ekor tikus Rattus norvegicus jantan umur 3 bulan dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan, masingmasing 8 ekor tikus, yaitu : 1) Kelompok A (kontrol) adalah tikus yang dibuat fraktur tanpa mendapat perlakuan pasca fraktur, 2) kelompok B adalah tikus yang dibuat fraktur, difiksasi dengan pin intramedular dan xenograft. Proses kesembuhan fraktur pada hewan coba didasarkan dari hasil pemeriksaan histopatologis tulang femur yang dilakukan secara deskriptif. Hasil analisis histopatologis memperlihatkan aktivitas osteoklas yang melakukan resorpsi tulang dalam waktu singkat, jumlah osteoblas yang meningkat dalam waktu singkat, jaringan ikat yang lebih padat, kepadatan jaringan kartilago pada empat minggu pasca fraktur. Hal tersebut menunjukkan bahwa fraktur yang mendapatkan penanganan dengan xenograft mengalami kesembuhan yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan tanpa menggunakan xenograft.

A fracture is a bone tissue damage caused by trauma from outside the body or caused by a bone disease that results in loss of continuity. Fracture healing process consists of several phases, namely hematoma, proliferation, callus formation, ossification and bone remodeling. Fracture healing can be maximized with bone graft method, one of them with the use of xenografts is generally derived from bovine cortical bone. This study aims to reveal the femur bone histopathology after immobilization with xenograft. Sixteen male rats Rattus norvegicus 3 months of age were divided into 2 treatment groups, each of 8 rats,namely: 1) Group A (control) mice were created fractures and untreated, 2) Group B is made up of fracture mice, fixed with intramedular pins and xenograft. The process of fracture healing in experimental animals based on the results of the femur bone histopathologic examination were analyzed descriptively. Histopathologic analysis of the results showed that the activity of osteoclasts perform bone resorption in a short time, number of osteoblasts increased in a short time, connective tissue is more dense, cartilage tissue density at four weeks postfracture. It shows that fractures treated with the xenograft healed better and faster than without using xenograft.

Kata Kunci : fraktur, histopatologis, proses kesembuhan fraktur, tikus, xenograft