GAMBARAN HISTOPATOLOGI INFEKSI BUATAN Microsporum canis PADA KULIT ANJING

ASSA NORMALIA, drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D.

2013 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Microsporum canis merupakan salah satu agen penyebab dermatofitosis pada anjing.Dermatofita ini bersifat zoophilic yang berarti bahwa kapang ini normalnya ditemukan di hewan, namun dapat ditularkan ke manusia.Patogenitas Microsporum canis sangat ditentukan oleh sistem kekebalan dari hewan tersebut.Oleh karena itu, Microsporum canis lebih sering menyerang hewan muda yang belum memiliki sistem kekebalan sempurna dan hewan dewasa yang mengalami imunosupresi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi kulit anjing yang diinfeksi Microsporum canis. Lima ekor anjing dengan umur kurang dari satu tahun digunakan dalam penelitian ini.Kulit bagian lumbal kiri dicukur dan diambil sebagai sampel biopsi kontrol.Sedangkan kulit bagian lumbal kanan dicukur, dibuat goresan dan diinfeksi oleh Microsporum canis.Dua minggu setelah infeksi, kulit bagian lumbal kanan tersebut diambil sebagai sampel biopsi perlakuan. Sampel biopsi kontrol dan perlakuan kemudian dibuat menjadi preparat jaringan, diwarnai dengan pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E) dan Periodic Acid Schiff (PAS), dan diamati dibawah mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi buatan Microsporum canis pada kulit anjing menyebabkan perubahan histopatologi berupa hiperplasia epidermis dan infiltrasi sel radang polimorfonuklear pada dermis.Selain itu ditemukan juga potongan hifa diantara infiltrasi sel radang polimorfonuklear di epidermis dengan pewarnaan PAS. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa infeksi buatan Microsporum canis pada kulit anjing menyebabkan terjadinya hiperplasia epidermis, dermatitis dengan ditemukan potongan hifa.

Microsporum canis is one of the dermatophytosis causal agent in dogs. This is a zoophilic dermatophyte, which means that although this mold is mainly found in animals, it can be transmitted to humans. Pathogenity of Microsporum canis is highly determined by the immune system of the animal. Therefore, Microsporum canis is more often attacks on young animals that haven't had the perfect immune system and adult animals who suffer from immunosuppression. The aim of this study is to know the description of the dog's skin histopatology infected by Microsporum canis. Five dogs, under one years old, are used in this study. A piece of shaven skin from the left lumbar area is cuted and used as a sample of control’s biopsy. Meanwhile, in the right lumbar skin area, which is shaven for scratches and infected by Microsporum canis. Two weeks later, the skin of the right lumbar section is cut as a sample of treatment’s biopsy. The sample of control’s biopsy and the sample of treatment’s biopsy is cuted for histological preparation, stained with Hematoxylin and Eosin (H&E) staining and Periodic Acid Schiff (PAS) staining, and observed under microscope. The result of this study showed that the artificial infection with Microsporum canis on dog’s skin caused histopathology’s changes such as epidermal hyperplasia and infiltration of inflamantory cells in dermal. In addition of that, there is also found some pieces of hyphae between infiltration of polimorfonuklear’s inflamantory cells in the epidermis with the PAS staining. The effect of artificial infection of Microsporum canis in the dog’s skin caused the hyperplasia epidermal and dermatitis by finding some pieces of hyphae.

Kata Kunci : Microsporum canis, histopatologis, kulit, anjing