Laporkan Masalah

ISLAMDAN ADAT MINANGKABAU DALAM PEMIKIRAN HAMKA : PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR DAN RELEVANSINYA DENGAN KEMAJEMUKAN DI INDONESIA

WIDIA FITHRI, Prof. Dr. Joko Siswanto ; Prof. Dr. Amin Abdullah

2013 | Disertasi | S3 Ilmu Filsafat

Disertasi ini berjudul “Islam dan adat Minangkabau dalam pemikiran HAMKA perspektif hermeneutika Paul Ricoeur dan relevansinya dengan kemajemukan di Indonesia”. Simbol Adat basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah terus dikumandangkan oleh masyarakat Minangkabau sebagai benteng pertahanan diri dalam mengantisipasi perubahan. Dewasa ini masyarakat Minangkabau mengasumsikan bahwa Minangkabau adalah Islam. HAMKA menilai bahwa budaya Minangkabau sebelumnya adalah budaya jahiliyah dan harus diganti dengan budaya Islami.Tujuan penelitian ini untuk menemukan dan mendeskripsikan:1) Apa hakikat Islam dan Adat Minangkabau dalam pemikiran HAMKA. 2) Bagaimana hakikat Islam dan Adat Minangkabau dalam pemikiran HAMKA ditinjau dari perspektif hermeneutika Paul Ricoeur.3) Apa relevansi Islam dan Adat Minangkabau dalam pemikiran HAMKA ditinjau dari perspektif hermeneutika Paul Ricoeur dengan kemajemukan di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Objek material penelitian ini adalah pemikiran HAMKA tentang Islam dan Adat Minangkabau. Objek formal penelitian ini adalah konsep hermeneutika Paul Ricoeur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model historis faktual mengenai tokoh dengan unsurunsur metodis sebagai berikut : historis, hermeneutis dan heuristik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islam dan adat Minangkabau dalam pemikiran HAMKA adalah bentuk kritik HAMKA terhadap Adat Minangkabau. Adat dalam pandangan HAMKA tidak bersifat diskriminatif, eksklusif, dan stagnan. Kritik HAMKA pada adat Minangkabau merupakan usaha mendinamisasikan adat dengan konteks yang selalu berubah. Pemahaman Islam yang di tawarkan HAMKA pada adat Minangkabau masih bercorak tekstualisliteralis sehingga perlu pembaharuan pemahaman pada Islam dan adat Minangkabau yang bersifat progresif yang mempertimbangkan perkembangan keilmuan modern dan humanitas kontemporer untuk konteks sekarang. Islam dan Adat Minangkabau dalam pemikiran HAMKA perspektif hermeneutika Paul Ricoeur menghendaki adanya 1) dialog antara teks dan konteks yang tidak pernah berhenti. 2) distansiasi dan apropriasi yang membuka pintu kebenaran pluralis. 3) negosiasi dan kebenaran intersubjektif. Indonesia dengan kebhinnekaan etnik, agama, bahasa merupakan sebuah kekayaan yang luar biasa. Bertemunya berbagai perbedaan dalam keberagaman tentu tidak dapat dihindarkan, tetapi kesadaran akan pentingnya mengatur, menjaga dan merawatnya membutuhkan partisipasi semua pihak untuk menahan diri, untuk saling menghargai, menghormati, bersikap jujur dan sama-sama memelihara serta mewariskan tradisi masingmasing kelompok sehingga membawa keharmonisan dalam hidup bersama.

The dissertation entitled “Islam and Minangkabau Custom in Hermeneutic Perspective of Paul Ricoeur and its Relevance with the Pluralism in Indonesia”.The symbol of AdatBasandiSyara’, Syara’ BasandiKitabullah(tradition is founded upon Islamic law, Islamic law is founded upon the Qur’an) is continuously announced by Minangkabau society as a self defense system in anticipating changes. NowdaysMinangkabau society assumes that Minangkabau is Islam. HAMKA argues that previous Minangkabau culture is the culture of jahiliyah (ignorance) and should be transformed to Islamic culture. Problems arise when custom and Islam as texts are documented through language, while language itself is a result of consensus approved by people. People are constructed by language codes and subject to the language codes for communication. To understand language codes in grasping the meaning of text, it requires science to interpret the text, namely hermeneutics. The objectives of this research are to identify and to describe the following questions: 1) What is the nature of Islam and Minangkabau Customs in the thought of HAMKA.2) How is the nature of Islam and Minangkabau Customs in the thoughts of HAMKA perceived from the perspective of Paul Ricoeur’shermeneutics. What is the relevance of the nature of Islam and Minangkabau Customs in the thought of HAMKA perceived from the perspective of Paul Ricoeur’s hermeneutics in the diversity in Indonesia. The research belongs to library research. The material research object was the thought of HAMKA regarding Islam and Minangkabau Customs. Meanwhile, the formal object was Paul Ricoeur’s concept of hermeneutics. The research employed the historical factual model regarding the figure by applying historical, hermeneutic and heuristic elements. The research result indicated that Islam and Minangkabau Customs in the thought of HAMKA is an attempt to modernizing the understanding in order to discover the essence of values of Islam and Minangkabau at that period of time. Islam and Minangkabau in the thought of HAMKA perceived from Paul Ricoeur’s hermeneutics requires 1) never ending dialogues between text and context. 2) distanciation and appropriation that open the door of the truth of plurality. 3) negotiation and intersubjective truth. Indonesia with the diversity of ethnic, religion and language is an extraordinary treasure. The collision of difference in diversity is inevitable. However, the awareness of the importance of regulating, preserving and maintaining it needs participation of all parties to refrain, appreciate, respect, be honest and maintain and bequeath the tradition of each group so that it may result in harmony in living together.

Kata Kunci : Islam dan Adat Minangkabau, Hermeneutika, Distansiasi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.