TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK BADAN HUKUM KOPERASI DIDALAM BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) (Studi Kasus: BMT Arta Amanah Sanden Kabupaten Bantul)
GOLOM SILITONGA, Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S.
2013 | Tesis | S2 Magister HukumPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk badan hukum koperasi dalam suatu Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sesuai dengan Undang- Undang Nomor: 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian sebagaimana telah diganti dengan Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, dihubungkan dengan Koperasi Syariah sebagaimana dalam Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, untuk mengetahui petanggungjawaban dan konsekwensi hukum bagi Pengurus BMT serta untuk mengetahui yang bertanggungjawab atas akibat yang timbul dari kegiatan BMT. Penelitian ini bersifat yuridis normatif dengan mengandalkan data sekunder sebagai sumber data utama. Penelitian lapangan juga dilakukan untuk mendukung penelitian kepustakaan. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan BMT Artha Amanah Sanden Kabupaten Bantul adalah BMT yang berbadan hukum koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. BMT dengan bagi hasil syariah dalam kegiatan usahanya berpedoman kepada Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, sehingga dalam BMT Artha Amanah, ada Dewan Pengawas Syari’ah. Tentang Dewan Pengawas Syari’ah tidak dalam Pengawasan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, akan tetapi berada dalam pengawasan Ulama dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia melalui organnya Dewan Syari’ah. Sehingga ada dualisme pengawasan oleh badan yang berbeda terhadap BMT Artha Amanah Sanden Kabupaten Bantul dalam menjalankan kegiatannya sebagai Koperasi Syariah
This research is aimed at determining about the Legal Entity On Cooperatives in a Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) in accordance with Law No: 25 in 1992 about Cooperation which has been revised to Law No: 17 in 2012 about Cooperatives, related to Syariah Cooperatives in Accordance with The Decree of The Minister of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises No: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 on The Implementation Guidelines of The business activities of Syariah Cooperatives Financial Services, to find out about the legal responsibility and consequence for BMT Management and about who will be responsible for the activities of BMT. This review is his study is a normative juridical which is based on secondary data as the primary data source. The field research was also carried out to support the library research. Data were analyzed qualitatively. The analysis is presented descriptively. The research shows that BMT Artha Amanah Sanden, Bantul is a BMT with Legal Entity on Cooperatives which is established in accordance with Law No: 25 in 1992 about Cooperatives. BMT with syari’ah deviden in its business activities referring to the Decree of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises No: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 about The Implementation Guidelines of The business activities of Syariah Cooperatives Financial Services; Thus, In BMT Artha Amanah, other than the organ which is specified in Law No. 25 of 1992 on Cooperatives, There is Syari’ah Supervisory Board. This Syari’ah Supervisory Board is not supervised by Department of Industry, Trade and Cooperatives of Bantul, but it is sepervised by Ulama, in this regard ,Majelis Ulama Indonesia, through its Syari’ah Sharia Board. On the consequence, there is a duality of the supervision by different entity to the BMT Artha Amanah, Sanden, Bantul in carrying out its activities as Syari’ah Cooperative.
Kata Kunci : Badan Hukum Koperasi, Badan Hukum BMT.