EFEK KURKUMA TERHADAP KADAR ALANINE AMINOTRANSFERASE PADA PEMAKAIAN OBAT ANTI TUBERKULOSA DI POLIKLINIK ANAK RSUD ARIFIN ACHMAD PROPINSI RIAU

RITA AGUSTIN AZIZ, Prof. Zullies Ikawati, Ph.D, Apt ,

2013 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Indonesia merupakan negara kelima dengan penyakit tuberkulosa tertinggi di dunia dengan jumlah kasus TB anak mencapai 10.45% dari semua kasus TB. Obat Anti tuberkulosa (OAT) lini pertama yaitu isoniazid, rifampisin dan pirazinamid merupakan obat yang menginduksi kerusakan hati yang ditandai dengan meningkatnya ALT. Oleh sebab itu diperlukan hepatoprotektor untuk mencegah terjadinya kerusakan hati. Curcuma adalah salah satu yang mempunyai aktifitas sebagai hepatoprotektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian hepatotoksik karena pemberian OAT setelah dua bulan atau lebih pada pasien anak serta mengetahui efektifitas dari kurkuma sebagai hepatoprotektor. Penelitian dilakukan dengan disainRandomized Cinical Control Trial, single blind, yang dilakukan antara bulan November 2012 hingga Maret 2013 di poliklinik anak RSUD ArifinAchmad Propinsi Riau. Sebanyak 24 subyek yang termasuk kriteria inklusi dibagi menjadi dua kelompok secara acak ( kelompok uji dan kelompok kontrol ) masing-masing kelompok terdiri dari 12 subyek. Kelompok uji diberi curcuma tablet dan kelompok kontrol diberi plasebo selama satu bulan. Pemeriksaan darah dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui kadar ALT. Kadar ALT setelah pemberian OAT pada kedua kelompok tidak ada yang melewati batas normal dengan perbedaanrerata kadar ALT antara dua kelompok tersebut tidak bermakna ( p > 0,05 ). Rerata penurunan kadar ALT pada kelompok uji tidak bermakna ( p > 0,05 ), sedangkan rerata kenaikan kadar ALT pada kelompok kontrol bermakna( p < 0,05 ). Rerata selisih kadar ALT pada kedua kelompok bermakna ( p< 0,05 ). Dari hasil penelitian ini, tidak terjadi hepatotoksisitas setelah pemberian OAT selama 2 bulan atau lebih dan pemberian curcuma dapat menurunkan kadar ALT dibandingkan dengan plasebo.

Indonesia is in the fifth rank of countries having the highest incidence of tuberculosis (TB) disease worldwide with cases of pediatric TB reaching 10.45% of all TB cases. First line anti TB drugs, i.e. isoniazid, rifampisin and pirazinamid are drugs that induce liver damage as symptomized by the increase of ALT. Thus hepatoprotector is needed to prevent the incidence of liver damage. Turmeric is one that has hepatoprotective activity. The objective of the study was to identify the incidence of hepatotoxic caused by the supplementation of anti tuberculosis after to months or more in pediatric patients and identify effectiveness of curcumin as hepatoprotector. The study used Randomized Cinical Control Trial single blind method carried out between Novermber 2012 to March 2013 at Pediatric Polyclinic of Arifin Achmad Hospital Province of Riau. As many as 24 subjects with inclusion criteria were randomly divided into two groups (experiment group and control group) each consisted of 12 subjects. The experiment group was given turmeric tablet and the control group was placebo within a month. Blood examination was made before and after experiment to identify level of ALT. Level of ALT in both groups after the supplementation of anti TB drugs did not exceed normal level and the difference in both groups was insignificant whereby ( p > 0,05 ). After experiment there was decrease of average level of ALT in the experiment group but it was insignificant (p > 0,05) and in the control group there was significant increase of average level of ALT whereby p < 0,05. Difference in level of ALT in both groups was significant whereby p < 0,05. The study showed there was no hepatotoxicity after the supplementation of anti TB drugs within two months or more and the supplementation of turmeric could minimize level of ALT in the experiment group compared to placebo.

Kata Kunci : Tuberkulosa, OAT, Hepatotoksik, curcuma