PENGELOLAAN KEBUN KARET RAKYAT DI AREA TRANSISI CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL–BUKIT BATU

ZAWIL HIJRI, Prof. Dr. Ir. San Afri Awang.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan proses pengelolaan kebun karet rakyat di Area Transisi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB), (2) mendeskripsikan manfaat ekonomi kebun karet rakyat yang berada di Area Transisi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil–Bukit Batu, (3) membandingkan biodiversitas tumbuhan di beberapa lokasi kebun karet rakyat di Area Transisi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu. Lokasi penelitian di Desa Temiang, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Penelitian ini menggunakan metoda survey (untuk tujuan 1 dan 2) dan pengukuran biodiversitas (untuk tujuan 3). Survey dilakukan dengan cara wawancara terhadap 30 orang responden, sedangkan pengukuran biodiversity dilakukan di 9 lokasi kebun karet dengan membuat plot pengukuran index diversitas dengan ukuran 20x20m dengan itensitas sampling sebesar 5%. Hasil dari penelitian ini adalah: (1a) sebagian besar proses pengelolaan kebun karet dilakukan dengan tahapan: pembukaan lahan kebun yang diawali dengan penebangan, pembuatan ilaran api, pembakaran lahan, penamanan yang padi sebelum karet, pembersihan rumput liar secara berkala dengan menggunakan herbisida, pemanenan yang dilakukan di pagi hari dan penjualan kepada pedagang pengumpul; (1b) pembakaran terkendali baik dalam pencegahan kebakaran hutan; (1c) keinginan sebagian besar petani karet untuk memiliki sebagian Area Inti Cagar Biosfer GSK-BB berpotensi mengancam seluas 1108,35 ha Area Inti tersebut; (2a) penghasilan bersih petani karet yang sebagian besar berada dibawah UMP, dan penghasilan setiap anggota keluarga petani yang sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan dapat mengancam keberadaan Area Inti Cagar Biosfer GSK-BB; (2b) penerapan program REDD di kebunkaret rakyat berpotensi menambah pendapatan petani karet; (3a) uji The Mann-Whitney U Test menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara index diversitas tumbuhan di kebun karet yang wilayahnya dekat dari Area Inti Cagar Biosfer GSK-BB dan kebun karet wilayahnya jauh dari Area Inti Cagar Biosfer GSK-BB; (3b) tingkat pertumbuhan pohon, tiang dan pancang pada lokasi pengukuran berada pada index diversitas yang rendah, sedangkan pada tingkat semai terdapat 55,6% lokasi yang memilki index diversitas sedang dan 44,4 % lokasi dengan index diversitas yang rendah, sementara itu pada tingkat tumbuhan bawah terdapat 22,2% lokasi dengan index diversitas sedang dan 77,8% lokasi memiliki index diversitas rendah; (3c) peningkatan biodiversity secara merata dapat dilakukan pada setiap lokasi kebun karet terutama untuk tingkat pertumbuhan semai dan tumbuhan bawah.

The Objectives of this research were : (1) to describe the management process of community rubber plantations in Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) Reserve Transition Area, (2) to describe the economic benefit of community rubber plantation in GSK-BB Biosphere Reserve Transition Area, (3) to compare the vegetation biodiversity of community rubber plantations among several locations in GSK-BB Biosphere Reserve Transition Area. Location of this research was in Temiang village, Bukit Batu sub district, Bengkalis district, Riau Province. This study used survey method (for objectives 1 and 2) and biodiversity measurement (for objective 3). Survey was conducted by interviewing 30 respondents, whereas biodiversity measurement was collected from 20mx20m quadrat of measuring plots in 9 locations of rubber plantations. The results of this study were: (1a) most of the rubber plantation management process was conducted by following stages: slashing, making firebreaks, burning, rubber planting which started by rice planting, weeding periodically by herbicides, tapping which conducted in the morning and selling to intermediate traders; (1b) The controlled burning system was good in the prevention of forest fires; (1c) most of the rubber farmers were interest to have small part of GSK-BB Biosphere Reserve Core Area, that potetially threaten the 1108.35 ha of The Core Area; (2a) Most of the rubber farmers' net incomes were under the provincial minimum wage (UMP), and most of the each member family farmers' income were below the poverty line, those can threaten the Core Areas GSK-BB Biosphere Reserves; (2b) the implementation of REDD programs in community rubber plantations can potentially augment the farmers’ income; (3a) the Mann-Whitney U Test showed that there are no significant differences between the vegetation diversity indexs of the rubber plantation territory close to the Core Area of GSK-BB Biosphere Reserve and rubber plantation that far away from the Core Area of GSK-BB Biosphere Reserve; (3b) the diversity index of levels of tree, pole and sapling at all the measurement locations were low, whereas at the seedling levels, 55.6% of the locations were middle, 44.4% were low, and at the understorey level, 22.2% of the locations were middle, 77.8% were low; (3c) the increasing of biodiversity can be conducted on every rubber plantations especially for the levels of seedling and understorey.

Kata Kunci : proses pengelolaan, penghasilan, index diversitas