Laporkan Masalah

“TORANG MANGAEL SAMPE JAOH”: STRATEGI ADAPTASI EKOLOGI NELAYAN TOMALOU, KOTA TIDORE KEPULAUAN

ANDI SUMAR KARMAN, S.SOS., Prof. Dr. Kodiran, M.A

2013 | Tesis | S2 Antropologi

Nelayan Tomalou yang telah menggeluti aktivitas penangkapan ikan (mangael) selama berabad-abad silam, dalam perspektif fenomenologis, sudah tentu memahami lingkungannya dengan baik. Akan tetapi, beberapa pihak memandang bahwa nelayan Tomalou tidak memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang fungsi ekosistem pesisir serta berperilaku merusak lingkungan pesisir dan laut. Untuk memperoleh gambaran kehidupan nelayan Tomalou, maka penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan pengetahuan komunitas nelayan di Tomalou terkait dengan kondisi lingkungan dan sumber daya lautnya; (2) mendeskripsikan perilaku adaptasi dan siasat adaptasi yang dimiliki dan dikembangkan oleh nelayan Tomalou dalam menghadapi lingkungan laut dan sumber daya di dalamnya. Secara epistemologis, penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam penelitian fenomenologis. Melalui perspektif fenomenologis, unit analisis penelitian ini adalah sistem pengetahuan, perilaku pemanfaatan sumberdaya pesisir (laut), dan strategistrategi yang dilakukan oleh nelayan Tomalou dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan dan sumberdayanya. Data yang diklasifikasikan dan dideskripsikan serta dianalisis dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara (1) pengamatan terlibat (participant obervation); (2) wawancara mendalam (indepthinterview); (3) dokumentasi; (4) kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan Tomalou memiliki pengetahuan yang kompleks yang berkaitan dengan aktivitas penangkapan ikan (mangael) mereka, yakni: (1) pengetahuan tentang lingkungan laut; (2) pe-ngetahuan tentang musim dan sistem pelayaran; (3) pengetahuan tentang sumberdaya laut; (4) kepercayaan yang berkaitan dengan aktivitas melaut (mangael). Dituntun oleh berbagai pengetahuan tersebut, mereka dapat menangkap ikan (mangael) hingga ke lokasi-lokasi yang terletak jauh dari kampungnya (mangael sampe jaoh). Berkurangnya ikan hasil tangkapan akibat aktivitas ilegal (pancuri) para nelayan asing (Filipina) merupakan hal problematik yang dihadapi nelayan Tomalou hingga saat ini. Ketidakberdayaan dan ketidakpedulian pemerintah menghadapi aktivitas nelayan asing (Filipina) tersebut di satu sisi, dan keterbatasan sarana dan teknologi tangkap nelayan Tomalou di sisi lain, memunculkan strategi mempertahankan atau meningkatkan jumlah hasil tangkapan di kalangan nelayan. Ketiga strategi adaptasi tersebut adalah: (1) baku bae deng jin sebagai suatu strategi magis dalam meraih hasil tangkapan yang dibayangkan dapat melimpah; (2) tara bisa beli sendiri, torang minta dorang bantu sebagai strategi politis dalam memperoleh bantuan dari pemerintah; (3) bakubantu, bakumangarti sebagai suatu strategi praktis membangun solidaritas di kalangan nelayan dan jaringannya. Berbeda dengan pandangan dan konstruksi dari beberapa penelitian sebelumnya tentang nelayan Tomalou, hasil penelitian ini menunjukkan sebaliknya, bahwa nelayan Tomalou sesungguhnya memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik tentang fungsi ekosistem pesisir .

In a phenomenological perspective, Tomalou fishermen that have wrestled with fish capturing activities (mangael) for recent centuries have surely been able to understand their own environment well. However, they did not have awareness and knowledge on the function of coastal ecosystem and damage the coastal and marine environment. For a more comprehensive picture of life among Tomalou fishermen, the objectives of this study are (1) to describe the fishermen community in Tomalou related to the conditions of coastal and marine environment and its resources; (2) to describe adaptation behavior and adaptation strategies implemented and developed by the Tomalou fishermen in facing the coastal and marine environment as well as its resources. Epistemologically, the study could be grouped into a phenomenological study. By the perspective, the analysis units of the study were knowledge system, coastal and marine resources utilization behaviors, and strategies applied by the Tomalou fishermen in facing changes in condition of the environment and its resources. The data classified, described, and analyzed in the study were collected by the following techniques: (1) participatory observation; (2) in-depth interview; (3) documentation. Results of the study indicate that the Tomalou fishermen have actually had complex knowledge related to their fish capturing activities (mangael), including knowledge concerning: (1) marine environment; (2) climate and sailorship system; (3) marine resources; and (4) belief related to fish capturing activities (mangael). Being guided by such various knowledge, they can capture fish (mangael) until any locations so far from their village (mangael sampe jaoh). The decreased number of captured fishes due to illegal activities (pancuri) by foreign fishermen (Philippine) has been a problematic issue encountered by the Tomalou fishermen to date. In the one hand, powerless conditions and no government care in facing the illegal activity by foreign fishermen (Philippine), as well as the limited facilities and fish capturing technologies owned by the Tomalou fishermen in the other hand, have underlain the strategies to keep or to increase the number of captured fishes among them. All the three adaptation strategies were: (1) baku bae deng jin as a magic strategy in terms of gaining the abundant number of captured fishes; (2) tara bisa beli sendiri, torang minta dorang bantu as a political strategy in terms of gaining aid from government; and (3) bakubantu, bakumangarti as a practical strategy in building the solidarity of fishermen and their networks. Different from the view and construction by several previous studies on the Tomalou fishermen, results of the study indicate that the Tomalou fishermen have actually had better awareness and knowledge about the functions of coastal and marine ecosystem.

Kata Kunci : Etnoekologi, Nelayan Tomalou, Mangael, Strategi Adaptasi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.