WACANA KABANTI MENARI PADA MASYARAKAT MAWASANGKA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA (Sebuah Tinjauan Etnolinguistik)
ARFIN BAGEA, Dr. Inyo Yos Fernandez., MA.
2013 | Tesis | S2 LinguistikBahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi sosial mempunyai peranan penting sebagai alat untuk melakukan kegiatan-kegiatan kebudayaan, sekaligus juga merupakan bagian dari kebudayaan itu sendiri. Salah satu bentuk kebudayaan masyarakat Mawasangka adalah kaBanti manari. KaBanti manari (menari) merupakan puisi lisan masyarakat Mawasangka yang dilakukan dengan cara saling berbalas antara laki-laki dan perempuan dalam bentuk nyanyian yang diiringi dengan alat musik tradisional berupa gendang atau gambus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan struktur wacana kaBanti menari pada masyarakat Mawasangka kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara, mendeskripsikan fungsi wacana kaBanti menari pada masyarakat Mawasangka kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara, dan mendeskripsikan pandangan hidup dan budaya lokal masyarakat Mawasangka kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang tercermin dalam wacana kaBanti menari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini terdiri atas tiga tahapan yaitu metode pengumpulan data, analisis data, dan penyajian analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan metode simak bebas libat cakap, dengan menerapkan teknik rekam, teknik simak, dan teknik catat. Setelah teknik tersebut dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah memilih dan memilah data sekaligus dilakukan pengklasifikasian data guna mendapatkan data yang optimal. Data di analisis untuk mengarah pada penemuan sistem budaya tertentu melalui penafsiran dan penyimpulan. Dalam menganalisis data mengenai wacana kaBanti menari pada masyarakat Mawasangka kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan beberapa tahap, yaitu terjemahan harfiah dan bebas, analisis struktur wacana kaBanti menari, analisis fungsi wacana kaBanti menari, serta pandangan hidup dan budaya lokal masyarakat Mawasangka kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang tercermin dalam wacana kaBanti menari. Pada akhirnya, penelitian ini menghasilkan pemaparan mengenai bentuk dan struktur wacana kaBanti menari pada Masyarakat Mawasangka kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara, yang meliputi, pembuka, isi, dan penutup, fungsi wacana kaBanti menari yang meliputi kaBanti sebagai nasihat, kaBanti sebagai hiburan, kaBanti sebagai pujian, dan kaBanti sebagai pengungkap perasaan, serta pandangan hidup dan budaya lokal masyarakat Mawasangka yang tercermin dalam wacana kaBanti menari yang meliputi sistem mata pencaharian, agama dan kepercayaan, idealisme identitas kepribadian, dan adat pelamaran.
Language as a communication tool and social interaction has important role as a device to do cultural activities belong to a part of the culture itself. One of cultural form of Mawasangka society is kaBanti manari. KaBanti manari (menari) constitutes oral poetry of Mawasangka society that is conducted by replying each other between men and women in song forms and delivered with traditional music instrument like drum. This study aims to describe the discourse structure of kaBanti menari on Mawasangka society Buton Regency of Sulawesi Tenggara province, describe the function of kaBanti menari on Mawasangka society Buton Regency of Sulawesi Tenggara province, and describe the life way and local culture of Mawasangka society Buton Regency of Sulawesi Tenggara province that is reflected in kaBanti menari discourse. This study uses qualitative descriptive method. This method consists of three steps, namely data collection, data analysis, and representation of data analysis result. Data collection is done by using participant interviewing method through recording, observation, and noting techniques. After using these techniques, next steps are choosing and tabulating the data to get more optimal data. The data analysis is done to reach the finding of certain cultural system through estimation and inferring. In data analysis of kaBanti menari discourse on Mawasangka society Buton Regency of Sulawesi Tenggara province was conducted by several steps, namely data literal and general translation, analysis of kaBanti menari discourse structure, kaBanti menari function, and analysis of the life way and local culture on Mawasangka society Buton Regency of Sulawesi Tenggara province that is reflected in kaBanti menari discourse. Finally, this study finds the explanation of discourse structure of kaBanti menari on Mawasangka society Buton Regency of Sulawesi Tenggara province that involves opening, content, and closing; the function of kaBanti menari that involves kabanti as advice, kabanti as entertainment, kabanti as praise, kabanti as feeling delivering, and the life way and local culture on Mawasangka society that is reflected in kaBanti menari discourse, which include livelihood systems, religion and belief, idealism personality identity, and applying custom.
Kata Kunci : wacana, kaBanti, masyarakat Mawasangka