Laporkan Masalah

AKRONIM YANG MENJADI LEKSIKON DALAM BAHASA INDONESIA

ISTIFATUN ZAKA, Dr. Suhandano., MA.

2013 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian ini merupakan penelitian tentang akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia, mendeskripsikan polapola pembentukan akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia, dan mendeskripsikan karakteristik akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini yaitu akronim dalam bahasa Indonesia. Objek penelitiannya yaitu akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia. Data diperoleh dengan metode simak dan metode observasi, tekniknya adalah teknik baca catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan dan metode distribusional. Dalam metode padan digunakan teknik padan fonetikal, ortografis, referensial, dan translasional. Dalam metode distribusional digunakan teknik dasar bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik bottom up, balik, dan substitusi. Hasil penyajian analisis data dilakukan dengan metode penyajian formal dan informal. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Akronim merupakan proses morfologis dalam bahasa Indonesia, walaupun pola-pola pembentukan akronim tidak tetap atau arbitrer. Akronim dibentuk dengan berbagai proses pengambilan fonem pada komponen-komponen pembentuk. Dalam penelitian ini, sedikitnya ada delapan puluh dua akronim yang diidentifikasi menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia. Sebagian besar akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia bersilabel dua. Akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia juga memenuhi kaidah fonotaktik bahasa Indonesia, kecuali silabel /gub/, /nud/, dan /tǝg/; akronim berpola KKVK-KKV-KV, seperti pada stagflasi; dan deret konsonan tp dalam satpam dan sy dalam posyandu. Akronim yang menjadi leksikon dalam bahasa Indonesia dapat dikenai proses morfologis seperti afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan; dapat berupa nomina dan verba; dapat menduduki fungsi tertentu dalam kalimat; dan dapat memiliki makna yang lebih kompleks daripada makna unsur atau komponen pembentuknya.

This research is a study of the acronym which becomes a lexicon in Indonesian language. The purpose of this research is to inventory the acronym which becomes a lexicon in Indonesian language, to describe the patterns forming of the acronyms which becomes a lexicon in Indonesian language, and to describe the characteristics of the acronyms which becomes a lexicon in Indonesian language. The subject of this research is acronym in Indonesian language. The object of this research is the the acronym which become a lexicon in Indonesian language. The data were obtained by the scrutinize and observation method by using note read’s technique. The method of data analysis used in this research is padan and distributional method. The padan method used some techniques, those are phonetical, orthographic, referential, and translational technique. The distributional method used some techniques. Those are basic techniques for direct elements and advanced techniques such as bottom-up, permutation, and substitution technique. The presentation of the result of the data analysis presented with the presentation of formal and informal method. The results of this research are as follows. Acronym is a morphological process in Indonesian language, although the patterns of the acronyms formation is not fixed or arbitrary. Acronyms formed by the various phonemes decision on forming components. In this research, at least, there are eighty two acronyms which are identified as lexicon in Indonesian language. Most of the lexicon of acronyms in the Indonesian language have two syllables. The phonotactics of the acronyms which becomes lexicon in Indonesian language is similar to the rules of the phonotactics Indonesian language, except in /gub/, /nud/, and /tǝg/ syllable; in the acronym patterned KKVK-KKV-KV, such as stagflation; and in consonant sequenct, such as tp in satpam and sy in posyandu. Acronyms which becomes a lexicon in the Indonesian language can be done to morphological processes such as affixation, reduplication, and compounding; it can be classified into nouns and verbs in word class categories; it can be occupy in many syntactic function in the sentences; and it have a more complex meaning than the meaning of its constituent elements or components.

Kata Kunci : akronim, leksikon, bahasa Indonesia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.