Studi Kasus Koridor Jalan Tanjungpura KAJIAN KARAKTER VISUAL MELALUI PENDEKATAN METODE SEMANTIC DIFFERENTIAL Kota Pontianak – Kalimantan Barat
MUHAMMAD FAKHRUZI, Ir. Jatmika Adi Suryabrata, M.Sc., Ph.D.,
2013 | Tesis | S2 Desain Kawasan BinaanKoridor Jl. Tanjungpura di kota Pontianak merupakan bagian dari kawasan Verkendepaal yang direncanakan dan dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada awalnya, koridor Jl. Tanjungpura merupakan jalur pelayanan utama untuk menghubungkan berbagai macam fungsi bangunan dan kawasan, akan tetapi pada masa sekarang di sepanjang koridor Jl. Tanjungpura secara keseluruhan telah berubah fungsi menjadi koridor perdagangan dan jasa yang terbesar di kota Pontianak. Perubahan yang terjadi juga terdapat pada karakteristik fisiknya seperti elemen visual pada bangunan yang awalnya berlanggam indische, akan tetapi pada masa sekarang hampir keseluruhan berubah menjadi lebih modern yang mempengaruhi seluruh elemen karakter visual disepanjang koridor ruang jalannya. Tujuan dari penelitian yang pertama adalah untuk mencari faktor-faktor tema penataan yang berpengaruh pada bangunan terhadap karakter visual; yang kedua, untuk mencari elemen desain yang menyusun dan menjadi kesesuaian karakter visual utama; dan tujuan yang terakhir adalah membuat rekomendasi arahan penataan untuk mempertahankan karakter khusus di sepanjang koridor Jl. Tanjungpura. Kajian karakter visual ini menggunakan metode semantic differential yang dikombinasikan berdasarkan teknik virtual reality, direspresentasikan melalui kuisioner dan dinilai oleh responden untuk mendapatkan elemen visual yang sesuai terhadap karakteristik di koridor Jl. Tanjungpura. Sedangkan subyek/responden yang dipilih adalah dari kalangan mahasiswa arsitektur yang tidak tinggal dan berdomisili di wilayah penelitian (kota Pontianak). Temuan dan kesimpulan menyatakan bahwa responden merekomendasikan elemen visual yang sesuai di koridor Jl. Tanjungpura adalah bangunan berlanggam indische dengan elemen visual pada fasad berirama a, a, a, a dan seterusnya; bangunan memiliki kesegarisan setback yang merapat ke ruang jalan dan memiliki arcade menerus yang berfungsi sebagai jalur pedestrian; ketinggian bangunan tidak lebih dari tiga lantai dan tidak kurang dari dua lantai yang membentuk komposisi skyline tinggi rendah berirama a, b, a, b dan seterusnya. Bangunan juga direkomendasikan menggunakan atap pelana dengan elemen desain berupa kombinasi transformasi bentuk yang berbeda orientasi dengan irama a, b, a, b dan seterusnya; penanda bangunan berupa projecting signage yang lebih sedikit, tertata dan tidak menutupi fasad bangunan; dan terdapat elemen vegetasi yang memperkuat kesegarisan dan enklosur ruang jalan di sepanjang koridor Jl. Tanjungpura.
Corridor located in Tanjungpura street, Pontianak, is a part of Verkendepaal area. It was planned and built within Dutch colonialism. In the beginning, the corridor was the main service route in connecting all various functions of building and area. On the other hand, today, alongside the corridor in Tanjungpura street, the function has completely transformed into the biggest place of trade and s ervice corridor in Pontianak. The transformation can be seen in physical characteristic such as visual element in the building initially has indische style. In fact, nowadays, it changes into modern style influencing all of the visual characters along corridor. The purposes of the research are to find out the factors of design theme influencing the building toward visual character, to find out design element comprising and supporting main visual character, and to recommend design guideline in preserving special characteristic along corridor in Tanjungpura street. The study of this visual character employs semantic differential method combined with virtual reality technique. Then it is represented by questionnaire and valued by respondents to get visual element that is appropriate to the character of corridor in Tanjungpura street. The respondents come from architecture students who don‟t live and stay in the site of research (Pontianak). The result and conclusion show that respondents propose the visual element that is appropriate to the corridor in Tanjungpura street is building having indische style. The visual element in the facade has a, a, a, a rhythm, and so on; the building has setback that is near to the street and sustained arcade functioning as pedestrian way; the height of the building is not more than three-storey building and not less than two-storey building forming up-down-skyline composition and having a, b, a, b rhythm, and so on. The roof of building is recommended to use gable by having form combination transformation that is different from a, b, a, b rhythm and so on; having some orderly projecting signages that don‟t cover the building facade; and there is vegetation element strengthening linearity and enclosure of area along corridor in Ta njungpura street.
Kata Kunci : karakter visual, koridor ruang jalan, perubahan karakter, semantic differential