Laporkan Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN FENILPROPANOLAMIN (PPA) TERHADAP PREEKLAMPSIA/EKLAMPSIA (STUDI KASUS DI RSUP DR. SARDJITO)

DITA MARIA VIRGINIA, Prof. Dr. Djaswadi Dasuki, MPH, Ph.D, Sp. OG(K)

2013 | Tesis | S2 Kedokteran Klinik

Latar belakang: Preeklampsia merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas wanita di dunia. Kondisi maternal seperi influenza menyebabkan ibu hamil mengkonsumsi dekongestan untuk mengurangi gejala flu. Fenilpropanolamin (PPA) merupakan dekongestan yang banyak digunakan di Indonesia dan termasuk obat over the counter (OTC). PPA merupakan agen simpatomitetik yang dapat menimbulkan vasokonstriksi. Hal itu dapat menimbulkan konstriksi pada pembuluh darah uterus dan menimbulkan hipoksia pada plasenta sehingga memungkinkan timbulnya preeklampsia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan penggunaan PPA selama masa kehamilan terhadap terjadinya preeklampsia/eklampsia di RSUP Dr. Sardjito. Metode: Rancangan matched case-control dengan jumlah maternal pada kelompok kasus dan kontrol sebesar 68 maternal yang melahirkan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia antara November 2013 sampai Februari 2013. Data diperoleh dari rekam medis, catatan keperawatan, dan kuesioner lalu dianalisis menggunakan McNemar, dan regresi logistik kondisional untuk menghitung odds ratio (OR) dan 95% confidence intervals (CI) dari faktor risiko yang berpotensi terkait dengan preeklampsia. Hasil: Maternal yang menggunakan fenilpropanolamin (PPA) >25 mg sehari memiliki risiko 5,28 kali lebih besar (p=0,05) mengalami preeklampsia/eklampsia daripada maternal yan mengkonsumsi dosis <12,5 mg per hari. Hasil analisis bivariat dilanjutkan dengan mulitivariat menunjukkan frekuensi, durasi, dan trimester penggunaan PPA tidak menunjukkan hubungan dengan preeklampsia/eklampsia. Kesimpulan: Fenilpropanolamin (PPA) lebih banyak digunakan selama kehamilan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia daripada ibu hamil yang tidak mengalami preeklampsia di RSUP Dr. Sardjito.

Background: Preeclampsia causes high morbidity and mortality among maternal in a worldwide. Maternal condition likes influenza disease make them to consume decongestant to relief their flu. Phenylpropanolamine (PPA) is decongestant which widely used in Indonesia and include over the counter (OTC) medicine. PPA is a sympathomitetic agent which it can leads vasoconstriction in circulation. Somehow, it can constricts uterine blood vessels and makes hipoxia in placental areas then it’s possible to get preeclampsia condition. Objectives: To examine the association between the PPA used during pregnancy and preeclampsia in RSUP Dr. Sardjito. Method: A matched case-control study of 68 maternal with an equal number of preeclampsia and non-preeclampsia was conducted among women who delivered infants at Sardjito Hospital, Yogyakarta, Indonesia between November 2013 and February 2013. Data were obtained from medical report and questinnaire and analized using McNemar, and conditional logistic regression to calculate odds ratio (OR) and 95% confidence intervals (CI) of potential risk factors associated with preeclampsia. Result: Maternal who used PPA > 25 mg a day get preeclampsia/eclampsia 5,28 greater than maternal who consume PPA <12,5 mg a day (p=0,05). Bivariat analysis then multivariat result showed no correlation between frequency, duration, and trimester of PPA used with preeclampsia/eclampsia. Conclusion: The used of phenylpropanolamine (PPA) during pregnancy is greater on maternals who get preeclampsia than maternals who do not get preeclampsia at RSUP Dr. Sardjito.

Kata Kunci : Preeklampsia, fenilpropanolamin, faktor risiko


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.