DEFISIT MOTORIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO NYERI BAHU PADA PENDERITA PASCA STROKE

Anton Darmawan, dr. Pernodjo Dahlan, Sp.S(K)

2013 | Tesis | S2 Ilmu Penyakit Saraf

Salah satu komplikasi stroke yang sering terjadi adalah nyeri bahu. Nyeri bahu selain mengganggu aktivitas pasien sehari-hari, juga berhubungan dengan outcome yang buruk, serta sering dihubungkan dengan perbaikan lengan atas yang lambat dan lamanya perawatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah defisit motorik merupakan faktor risiko terjadinya nyeri bahu pada penderita pasca stroke. Penelitian ini menggunakan metode case control. Subjek penelitian adalah penderita pasca stroke baik iskemik maupun perdarahan, yang datang ke Poli Saraf RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan atau tanpa nyeri bahu. Jumlah sampel sebanyak 72, terdiri dari 36 subjek pasca stroke dengan nyeri bahu dan 36 subjek pasca stroke tanpa nyeri bahu. Perbandingan antara subjek laki-laki dan perempuan 1,1:1. Subjek dengan paresis ringan sebanyak 75% dan paresis berat sebanyak 25%. Hasil analisis univariat kekuatan motorik merupakan faktor risiko terjadinya nyeri bahu pasca stroke dengan OR 3,504 (95%CI 1,094-11,223; p=0,028). Variabel lain yang secara signifikan bermakna sebagai faktor risiko terjadinya nyeri bahu pasca stroke adalah lama menderita stroke dengan OR 0,069 (95%CI 0,013-0,626; p=0,023). Hasil analisis multivariat lama menderita stroke (OR=0,898; 95%CI 0,811-0,994; p=0,037) dan kekuatan motorik (OR=3,820; 95%CI 1,598-9,129; p=0,003) merupakan faktor risiko terjadinya nyeri bahu pasca stroke. Simpulan penelitian ini adalah defisit motorik merupakan faktor risiko terjadinya nyeri bahu pada penderita pasca stroke.

One of the frequent complications of stroke is shoulder pain. In addition to resulting in impairment of daily activities, shoulder pain is also associated with poor outcome, slow improvement of upper extremity, and prolonged hospitalization. The objective of this study was to identify whether motoric deficit is the risk factor of shoulder pain in post-stroke patients. The study employed case control method. The subject consisted of poststroke patients, either ischemic or hemorrhagic, who presented to the Neurology Policlinic of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta with or without shoulder pain. Seventy two patients, 36 of whom had shoulder pain and another 36 without shoulder pain, participated in the study. The inter-subject ratio of male and female was 1.1 to 1. Mild paresis was found in 75% of patients and severe paresis was found in 25% of the patients. Univariate analysis suggested that motoric strength is the risk factor of post-stroke shoulder pain with OR of 3.504 (95%CI 1.094-11.223; p=0.028). Other significant risk factor of post-stroke shoulder pain is prolonged stroke with OR of 0.069 (95%CI 0.013-0.626; p=0.023). Multivariate analysis revealed that prolonged stroke (OR=0.898; 95%CI 0.811-0.994; p=0.037) and motoric strength (OR=3.820; 95%CI 1.598-9.129; p=0.003) are the risk factors of post-stroke shoulder pain. It was concluded that motoric deficit is the risk factor of post-stroke shoulder pain.

Kata Kunci : Nyeri bahu pasca stroke, faktor risiko, defisit motorik