Laporkan Masalah

DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PENJUAL LAHAN DI KECAMATAN MLATI

AGUNG JAUHARI, Prof. Dr. Su Ritohardoyo, M.A.

2013 | Skripsi | PEMBANGUNAN WILAYAH

Dewasa ini, jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan terus bertambah. Jumlah penduduk yang semakin meningkat berakibat pada meningkatnya kebutuhan lahan permukiman. Konsekuensinya berupa perubahan pemilikan dan penggunaan lahan, yang berdampak pula pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah (1) Membandingkan kondisi penggunaan lahan di Kecamatan Mlati dan perubahannya antara tahun 2001, 2007 dan 2011; (2) Membandingkan luas pemilikan lahan masyarakat sebelum dan sesudah pembangunan perumahan; (3) Menjelaskan hubungan pembangunan perumahan terhadap perubahan bentuk, metode, dan orientasi penggunaan lahan; dan (4) Menjelaskan dampak pembangunan perumahan terhadap kondisi sosial ekonomi penjual lahan. Penelitian ini menggunakan metode survei. Data primer dikumpulkan melalui proses observasi dan wawancara dengan responden yang menjadi sampel dari populasi para penjual lahan. Metode sampling yang digunakan adalah Multi-stage Cluster, sedangkan jumlah responden ditentukan dengan sampel kuota sebanyak 60 responden dengan asumsi data terdistribusi normal. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari BPS, BAPPEDA, dan dinas terkait lainnya. Semua data diolah secara kuantitatif untuk mencapai tujuan penelitian. Analisis pembangunan perumahan menjelaskan pola sebaran dan perkembangan pembangunan perumahan. Analisis peta dilakukan dengan melakukan overlay data penggunaan lahan dua waktu yang berbeda untuk memperoleh data perubahan perubahan penggunaan lahan. Analisis perbandingan T-Test digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata untuk variabel luas, bentuk, dan pendapatan penjual lahan, sebelum dan sesudah penjualan lahan untuk perumahan. Hubungan antara luas pemilikan lahan dan pendapatan penjual lahan dapat diketahui dengan melakukan uji korelasi bivariate. Hasil penelitian menunjukkan jumlah perumahan di Kecamatan Mlati yang dibangun antara tahun 2004-2011 mencapai 68 kompleks perumahan. Jumlah kompleks perumahan paling banyak dibangun di Desa Sendangadi, yakni mencapai 35 kompleks perumahan. Laju perubahan penggunaan lahan antara periode tahun 2001- 2007 dan 2007-2011 menunjukkan adanya variasi ruang dan waktu. Laju perubahan penggunaan lahan pada periode tahun 2001- 2007 paling tinggi adalah di Desa Sinduadi, yakni mencapai 18,39 Ha/tahun. Pada periode tahun 2007-2011, laju perubahan penggunaan lahan di Desa Sumberadi adalah yang tertinggi, yakni sebesar 5,52 Ha/tahun. Perkembangan perumahan berdampak pada rata-rata pemilikan lahan masyarakat yang semakin sempit, bahkan mayoritas penjual lahan memiliki lahan kurang dari 2.000 m². Mayoritas penjual lahan tidak membeli lahan lagi setelah menjual lahan. Persentase pemilikan lahan pertanian mayoritas penjual lahan juga semakin rendah bahkan kurang dari 30% dari total luas lahan yang dimiliki. Hasil uji komparasi menunjukkan rata-rata pendapatan penjual lahan meningkat dengan selisih antara rata-rata pendapatan awal dan pendapatan akhir mencapai Rp 191.139,00. Meskipun rata-rata luas lahan yang dimiliki semakin sempit, namun rata-rata pendapatan penjual lahan justru meningkat. Uji korelasi menunjukkan luas lahan yang dimiliki penjual lahan tidak berhubungan erat dengan pendapatan. Kesimpulan dari fakta tersebut adalah pekerjaan mayoritas penjual lahan tidak berkaitan dengan pengolahan lahan (non pertanian).

Nowadays, the number of citizen keeps growing and causes an increase on residential needs. Mlati Subdistrict had been growing as housing development area. Housing growth affect on landuse changing and land tenure reduction which also causes a change on socio economic condition of land sellers. This research has some aims: (1) compare landuse condition and its changes during 2001, 2007, and 2011; (2) compare land tenure condition before and after land sellers sold their land; (3) explain the correlation between housing development and landuse changes, especially form, method, and orientation; and (4) explain the impact of housing development on socioeconomic condition of land sellers. This research uses survey method. Primary data were obtained through observation and interviewing the land sellers as respondent. Multi-stage Cluster Sampling was used to choose 60 respondents which is chosen based on quota and with an assumption to achieves normality. Secondary data were obtained from the government such BAPPEDA and BPS. The data was processed quantitatively to achieve the goals. Housing development analysis was done to reveal and describe the growth and pattern of housing development. The rate of land use changes was obtained from spatial analysis by overlaying the landuse data. Comparison analysis with T-test was used to compare the average of land tenure, landuse form, and land sellers income before and after the housing development. Bivariate correlation was used to determine the correlation between income and land tenure. The results show that number of housing that was developed in Mlati Subdistrict during 2004-2011 was 68 housing compexs. The largest number of housing complexs was located in Sendangadi Village with 35 housing complexs. Land use change between 2001-2007 period and 2007-2011 period shows variation. Sinduadi Village had the highest rate of landuse changes (18,39 Ha/year) during 2001-2007 period. At 2007-2011 period, Sumberadi Village had the highest rate of land use with 5,52 Ha/year. Housing development in Mlati Subdistrict reduce the average of land tenure, moreover most of land seller own less than 2.000 m². Most of land seller didn’t buy land after sold their land. In addition, the average percentage of agricultural land that owned by most land sellers reduce to less than 30%. Comparison with T-Test shows the average of land seller's income nowadays increase significantly (Rp 191.139,00) compare to the previous periode. Although the average of land tenure is reduced, but it doesn’t cause reduction on most of the land sellers income. Corelation test shows that land tenure is not closely related with income levels due to the characteristics of most respondents which is not related with agricultural activity.

Kata Kunci : dampak pembangunan perumahan, perubahan penggunaan lahan, perubahan kondisi sosial ekonomi, penjual lahan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.