Laporkan Masalah

FAKTOR DAN PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DI KABUPATEN BANTUL. KASUS DAERAH PINGGIRAN, PERKOTAAN DAN PEDESAAN TAHUN 2001-2010

IKA PEWISTA, Dr. Rika Harini, S.Si.,M.P

2013 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Jumlah penduduk yang terus meningkat nampaknya berdampak pada kebutuhan akan lahan pemenuhan kebutuhan hidup seperti permukiman dan tempat usaha (industri dan jasa) sehingga pada akhirnya akan terjadi proses alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian karena lahan yang terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui karakteristik sosial ekonomi responden yang melakukan alih fungsi lahan, (2) mengetahui faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian, (3) mengetahui pengaruh alih fungsi lahan terhadap kondisi perekonomian penduduk dan (4) mengetahui hubungan antara luas lahan pertanian sesudah alih fungsi lahan dengan keberlangsungan usahatani. Lokasi penelitian berada di Desa Panggungharjo, Sewon; Desa Bantul, Bantul dan Desa Kebonagung, Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi dipilih dengan purposive yang artinya penentuan sampel dengan pertimbangan zonasi Kabupaten Bantul menjadi 3 zonasi, yakni pinggiran, perkotaan dan pedesaan. Metode penelitian yang digunakan adalah survai. Metode pengambilan sampel dengan metode sensus. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi, tabel silang dan regresi binary. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk desa Pangungharjo dan desa Kebonagung yang melakukan alih fungsi lahan pertanian memiliki karakteristik pendidikan rendah yang bekerja sebagai petani dengan pendapatan < Rp 1.500.000, sedangkan penduduk desa Bantul dominasi bekerja sebagai PNS dan petani dengan penghasilan < Rp 1.500.00 dan > Rp 3.000.000. Harga jual lahan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap alih fungsi lahan di desa Panggungharjo, sedangkan faktor yang paling berpengaruh di desa Bantul dan desa Kebonagung yaitu lokasi lahan pertanian yang tergolong strategis. Alih fungsi lahan yang dilakukan dapat memunculkan jenis pekerjaan baru bagi sebagian pelakunya, seperti yang terjadi pada penduduk desa Bantul dan desa Kebonagung yang melakukan diversifikasi matapencaharian yaitu sebagai pedagang dan wiraswasta. Pada penelitian ini secara dominan matapencaharian kepala keluarga tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan alih fungsi lahan pertanian yang telah dilakukan. Sedangkan pendapatan yang diperoleh setelah terjadinya alih fungsi lahan cenderung menurun, terutama pada penduduk yang memiliki lahan yang sempit dan masih menggantungkan usahanya di sektor pertanian.Strategi bertahan hidup penduduk dengan lahan sempit yaitu terus mengusahakan lahan yang masih dimilikinya sehingga usahatani terus berlanjut. Dengan ini keinginan mengalihfungsikan lahan pertanian berbanding terbalik terhadap keberlangsungan usaha pertanian. Makin rendah keinginan untuk mengalihfungsikan lahan pertanian, maka keberlangsungan usaha pertanian akan makin tinggi dan sebaliknya.

Number of people, which continuously increase, affect on the need of land for live need fulfilling such as housing and business place (industry and service) so that it finally will become function change process of agriculture land to non agriculture land because of limited land. This research aim are: (1) to know social and economical characteristic of respondent that perform land function change, (2) to know factor that influence agriculture land function change, (3) to know influence of land function change on respondent economical condition, and (4) to know relation between owned agriculture land wide after land conversion with agriculture business continuity. Research locations are at Panggungharjo village (Sewon) Bantul village (Bantul) and Kebonagung (Imogiri), Bantul Regency, Yogyakarta Special Region Province. Location is choose using purposive that means sample determination using zone consideration of Bantul Regency become 3 zones, namely peri urban, urban and rural. Research method is survey. The sample method uses census method. Data analysis technique uses descriptive analysis by frequency table, cross table and binary regression. The results showed that the village Pangungharjo and Kebonagung perform of agricultural land conversion has characteristics of low education who worked as a farmer with income Rp 3,000,000. Land prices to be most influential factor on land conversion in the village Panggungharjo, while the most influential factor in Bantul and Kebonagung village is the location agriculture land strategic. Land conversion can to be bring livelihoods for some person, as happened to Bantul and Kebonagung are diversified livelihood is as a trader and entrepreneur. In this study, the livelihood not a major impact on agricultural land conversion activities which had been carried out. Income to be decline after the agriculture land conversion, especially with a narrow land and the business still in agriculture sector. Survival strategy with narrow, which continues to organize the land that still had to continue farming. The desire to be agriculture land conversion is inversely to the sustainability of agriculture. The lower desire for land conversion, so the sustainability of agricultural enterprises will be higher and the opposite.

Kata Kunci : Alih fungsi lahan, kondisi sosial ekonomi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.