Laporkan Masalah

KAJIAN TINGKAT AKSES MASYARAKAT TERHADAP HUTAN DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI DESA NGADISEPI, KECAMATAN GEMAWANG, KABUPATEN TEMANGGUNG

ABDUL MALIK NUGROHO, Dr. Ahmad Maryudi, S.Hut., M.For.

2013 | Skripsi | MANAJEMEN HUTAN

Paradigma pengelolaan hutan kehutanan sosial mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat sekitar hutan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tujuan tersebut belum sepenuhnya tercapai. Tingkat kemiskinan masyarakat sekitar hutan masih tetap tinggi. Kemiskinan ini erat kaitannya dengan tingkat akses masyarakat terhadap hutan dalam usahanya mendapatkan manfaat. Perum Perhutani selaku pengelola hutan di Jawa telah menerbitkan kebijakan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan salah satu tujuannya untuk menjawab persoalan ini. Penelitian ini dilakukan di Desa Ngadisepi, Gemawang, Temanggung sebagai salah satu desa dengan program PHBM yang telah berjalan beberapa tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan tingkat akses masyarakat terhadap hutan serta hubungannya dengan program PHBM dalam usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat akses masyarakat justru menurun dengan adanya PHBM. Tingkat akses masyarakat Desa Ngadisepi telah mengalami penurunan, baik itu dari akses ilegal menjadi legal maupun sebaliknya.. Hal ini salah satunya disebabkan dari berkurangnya kesempatan petani untuk mengambil manfaat sumber daya yang ada di dalam hutan. Beberapa peraturan dan nota kerjasama pasca PHBM masih banyak yang kurang menguntungkan bagi petani Desa Ngadisepi.

One of the main objectives of social forestry program is to alleviate the poverty of forest dwellers.. However, several studies indicate that the goal has not been fully achieved. The poverty of people living in the forest proximities remains chronic. Poverty is closely related to the level community access to the forest resources. Perhutani as forest manager in Java, program have issued a policy called Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) to respond this problem. This research was conducted in Ngadisepi village, Gemawang, Temanggung as one of the villages with PHBM program that has been running for several years. This research aimed of the access of local communities to the forest after the implementation of PHBM. The level of access of Ngadisepi’s villagers have decreased, both in legal and ilegal terms. One of the reasons is the reduced opportunity for forest users to benefit from the forest resources. Several regulations and cooperations after PHBM program still hinder the people to access the forest. Therefore, PHBM is yet to contribute meaningfully to poverty alleviation efforts.

Kata Kunci : kehutanan sosial, akses, pengentasan kemiskinan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.