KONSERVASI JALAK BALI (Leucopsar rothschildii) MELALUI PENANGKARAN DI YOGYAKARTA
GILANG ANGGIT BUDAYA, drh. Subeno, M.Sc
2013 | Skripsi | KONSERV. SUMBER DAYA HUTANJalak Bali adalah burung endemik Pulau Bali yang berstatus apendik I menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). Jalak Bali selama beberapa tahun ini mengalami ancaman kepunahan yang serius. Pada tahun 2005 pemerintah melalui Permenhut no. 19 mengeluarkan izin sekaligus peraturan yang memperbolehkan Jalak Bali ditangkarkan oleh masyarakat umum dengan harapan mengurangi tekanan langsung di alam. Hal ini menyebapkan banyak bermunculan penangkaran Jalak Bali di berbagai kota salah satunya Yogyakarta. Akan tetapi setelah munculnya banyak penangkaran selama beberapa tahun terakhir, ternyata belum juga menyelamatkan Jalak Bali dari ancaman kepunahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi-lokasi penangkaran, tata cara pelaksanaan penangkaran, dan membandingkan penangkaran acuan PPPCB dengan penangkaran Jalak Bali yang ada di Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama dua bulan (September-November 2012). Pengambilan data dilakukan dengan metode survei langsung ke lokasi-lokasi yang digunakan sebagai penangkaran. Metode yang digunakan untuk mengetahui tata cara penangkaran Jalak Bali di Yogyakarta adalah dengan pengamatan secara langsung yang meliputi aspek legalitas, sarana prasarana, teknis kegiatan penangkaran, tingkat keberhasilan dan kegiatan ketika burung mencapai umur yang dikehendaki. Perbandingan Penangkaran dilakukan dengan cara membandingkan penangkaran-penangkaran obyek penelitian dengan penangkaran yang telah berhasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Yogyakarta terdapat lima penangkaran burung Jalak Bali legal. Penangkaran masyarakat di Yogyakarta memiliki tata cara pelaksananan penangkaran yang cukup berbeda dengan penangkaran rujukan yaitu PPPCB (Pusat Pembinaan Populasi Curik Bali) di TNBB(Taman Nasional Bali Barat). Sasaran konservasi PPPCB adalah untuk perbanyakan di alam, namun hal ini belum berhasil. Sasaran konservasi penangkaran masyarakat adalah untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi di alam. Dampak adanya penangkaran masyarakat dalam skala nasional adalah turunya harga burung Jalak Bali. hal ini secara tidak langsung menyebabkan perburuan Burung Jalak Bali di alam juga ikut berkurang. Penangkaran masyarakat di Yogyakarta belum memasukkan program pelepasliaran burung di alam sesuai peraturan karena masih terbatasnya anakan yang dihasilkan di penangkaran Masyarakat.
Bali starlings are endemic birds with Appendix 1 status in Bali, according to (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) IUCN list that in recent years get serious extinction threat. In 2005, the government through Permenhut no. 19 as well as regulations issued permits allowing the Bali Starling breeding by the society. Those permenhut could reduce the direct pressure in the nature. After that issued, many Bali Starling captive breeding places in many cities in Indonesia; one of them is in Yogyakarta. But all of those breeding places have been build in the recent years that haven’t saved the Bali starlings from the extinction yet. This study aims are to determine the location of breeding places, the breeding Implementation procedures and compared the society captive breeding Bali starling in Yogyakarta with PPPCB (Pusat Pembinaan populasi Curik Bali) as the reference Bali Starling captive breeding. The study was conducted from September to November 2012. Data retrieval was done by direct surveys to locations which are used as captive breeding. Which the method the Bali Starling Breeding Procedures in Yogyakarta used to know direct observation, including the legality, facilities, technical breeding activities, success levels and activitty when the birds reach the expect age. The comparation was done by compared the experimental objects’ breeding and successful breeding references (PPPCB). The results showed there are five legal Bali starling breeding places in Yogyakarta. Captive Breeding places in Yogyakarta have different breeding implementation procedures with PPPCB reference captive procedure, in Bali Barat National Park. The PPPCB conservation target is increasing species in nature. However this has not been successful due to several factors. The citizen’s conservation breeding target for the utilization interest, that could decreases directly pressure to the population in the nature. The impact of the citizen’s breeding places in the national scale is deceline the Bali starling price. Those also causes the decrease of the birds’ hunters indirectly. Citizen captive breeding of Yogyakarat have not participate in the releases of birds program in nature base on the regulation, due to the limited chicks that produced in captivity society.
Kata Kunci : Jalak Bali, Penangkaran Burung Jalak Bali, Penangkaran Jalak Bali di Yogyakarta, Penangkaran PPPCB