MEKANISME PENGENDALIAN OLEH MANAJEMEN DAN PERAN KOMITE MEDIS DALAM PENERAPAN INA CBG PADA PASIEN JAMKESMASDI RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG (RS Type C) Studi Kasus Sectio Caesaria
MIN ADADIYAH, DR. Julita Hendrartini, drg, M.Kes, AAK.
2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Arah reformasi sistem pembiayaan kesehatan yang berbasis asuransi kesehatan sosial dipandang sebagai pilihan paling tepat untuk Indonesia saat ini. Bentuk managed care diharapkan dapat menjaga akuntabilitas dan kontrol biaya. Salah satu cirinya adalah adanya sistem pembayaran prospektif dengan menggunakan DRG. Suksesnya implementasi DRG antara lain adalah karena SDM dan manajemen yang memahami bagaimana pelaksanaan, cara memantau dan melakukan upaya pengendalian. Penelitian dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Temanggung untuk meneliti bagaimana mekanisme pengendalian oleh manajemen dan peran komite medis dalam implementasi INA DRG atau INA CBG. Metode : Jenis penelitian adalah penelitian studi kasus deskriptif ditambah penyajian data kualitatif hasil wawancara. Data kuantitatif berdasarkan data yang ada di unit rekam medis dan keuangan. Data kualitatif didapat dari wawancara mendalam terhadap wakil direktur, beberapa manajer, komite medik, sekretaris komite medis, tim pengendali Jamkesmas internal RS dan petugas INA-CBG. Hasil : Rerata biaya pasien SC ringan di RS PKU Muhammadiyah Temanggung adalah 2.902.383 sedangkan untuk SC sedang adalah 2.701.075. Tarif INA CBG untuk SC ringan 1.230.429 dan untuk SC sedang 1.365.964. Biaya berbasis tarif RS PKU Muhammadiyah Temanggung sebesar 235% lebih besar dibandingkan dengan tarif INA CBG RS Type C pada kasus Sectio caesaria (SC) ringan dan 197% lebih besar pada kasus Sectio caesaria (SC) sedang. ALOS INA-CBG untuk pasien dengan tindakan Sectio caesaria ringan adalah 5,55 hari sedangkan untuk operasi pembedahan Caesar sedang adalah 5,64 hari. Rerata LOS riil di RS PKU Muhammadiyah Temanggung adalah 8,21 untuk pasien dengan tindakan SC ringan dan 8,28 untuk tindakan SC sedang. Rerata lama rawat inap (ALOS) pada pasien dengan tindakan Sectio caesaria ringan di RS PKU Muhammadiyah Temanggung 148% melebihi ALOS INA CBG tindakan SC untuk RS Type C. Kesimpulan : Mekanisme pengendalian manajemen dan peran komite medis dalam penerapan INA CBG pada pasien Jamkesmas di RS PKU Muhammadiyah Temanggung belum efektif. Tidak terjadi pengendalian biaya pada pasien dengan tindakan Sectio caesaria. Komite medis belum berperan secara aktif dalam penerapan INA CBG di RS PKU Muhammadiyah Temanggung dalam pengendalian mutu pada pasien dengan tindakan Sectio caesaria.
Background: Reformed direction of health financing system based on social health insurance is, at the moment, considered as the most relevant for Indonesia. Managed care is supposed to maintain accountability and control cost. One of the characteristics is prospective payment system using DRG. The success of DRG implementation partly depends on human resources and the management that understands technique of implemention, methods of monitoring and control. Objective: The objective of the study was to identify control mechanism of the management and role of medical committee in the implementation of INA-DRG or INA-CBG. Method: The study was descriptive case study. The qualitative data (obtained from indepth interview with vice director, managers, medical committee and the secretary, and internal Jamkesmas control team in hospital as well as staff of INA- CBG) and quantitative data (available at unit of medical records and finance). Result: Average cost of minor sectio caesaria (SC) was Rp 2,902,383 and medium SC Rp 2,701.075. Tariff of INA-CBG for minor SC was Rp 1,230,429 and medium SC Rp 1,365,964. Tariff-based cost at PKU Muhammadiyah was 235% higher than INA-CBG tariff for SC minor and 197% higher for medium SC. Average length of stay (ALOS) of INA-CBG for patients with minor SC was 5.55 days whereas for those with medium SC was 5.64 days. Actual ALOS at PKU Muhammadiyah Hospital Temanggung was 8.21 for patients with minor SC and 8.28 for those with medium SC. ALOS of patients with minor SC at PKU Muhammadiyah Hospital was 148% higher than ALOS of INA-CBG for SC of hospital type C. Conclusion: Management of control mechanism and role of medical committee in the implementation of INA-CBG for Jamkesmas patients at PKU Muhammadiyah Hospital Temanggung was not yet effective. There was no control of cost in patients with SC intervention. Medical committee had not actively involved in the implementation of INA-CBG at PKU Muhammadiyah Hospital Temanggung in aspect of quality control in patients with SC intervention.
Kata Kunci : INA-CBG, managed care, kendali biaya dan kendali mutu. Â