PENGARUH PEMBERIAN KONSELING APOTEKER TERHADAP HASIL TERAPI PASIEN ASMA ANAK DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) YOGYAKARTA
Rahma Aliya, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt
2013 | Tesis | S2 Mag.Farmasi KlinikAsma merupakan penyakit respiratorik yang paling sering di temukan dan paling sering menjadi masalah di masyarakat.Penyakit ini umumnya dimulai sejak dari masa anak-anak terutama pada usia lima tahun. Asma pada anak-anak menyebabkan lebih banyak ketidakhadiran di sekolah dan juga mempengaruhi penurunan aktivitas fisik. Penyakit asma pada anak mempunyai pengaruh terhadap berbagai aspek khusus yang berkaitan dengan kualitas hidup termasuk diantaranya proses tumbuh kembang seorang anak baik pada masa bayi, balita ataupun remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konseling apoteker terhadap kemajuan hasil terapi pada pasien asma anak umur 5- 12 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre dan post test tanpa kontrol. Subyek penelitian adalah pasien asma anak umur 5- 12 tahun yang datang ke Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Yogyakarta dengan diagnosa asma. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian konseling terhadap pasien asma anak yang datang ke Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Yogyakarta selama periode Februari-April 2012. Konseling asma diberikan kepada pasien melalui perantara orang tua atau saksi yang mengantarkan pasien berobat ke BP4 Yogyakarta. Keberhasilan konseling ditunjukkan dengan adanya penurunan frekuensi serangan asma dengan jangka waktu 1 bulan setelah pemberian konseling sebelumnya. Selama periode Februari-April 2012 diperoleh subyek penelitian sebanyak 30 pasien asma anak umur 5-12 tahun yang menderita asma lebih dari 5 tahun dan kurang dari 5 tahun. Sebanyak 30 pasien asma anak tersebut mempunyai tingkat pendidikan orangtua yang berbeda-beda dan mendapat terapi yang berbeda. Pemberian konseling apoteker dapat menurunkan frekuensi serangan asma pada anak yang menderita asma lebih dari 5 tahun (p= 0,000) dan kurang dari 5 tahun (p=0,008). Kemajuan hasil terapi dipengaruhi oleh lama waktu terpapar asma (p= 0,024) tetapi tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orangtua (saksi) dan jenis terapi yang diterima oleh pasien.
Asthma is a respiratory disease most often found, and most often a problem in this masyarakat.Penyakit generally starts right from childhood, especially at the age of five. Asthma in children causes more absenteeism in schools and also affected the decrease in physical activity. Asthma in children has an influence on specific aspects relating to the quality of life including the growth process to a child in infancy, toddler or teen. The purpose of this study was to determine how much influence the progress of pharmacist counseling outcomes in pediatric asthma patients aged 5-12 years. This study is quasi experimental design with pre and post test without control. Subjects were patients with asthma aged 5-12 years old children who come to the Center for Lung Disease Treatment (BP4) Yogyakarta with a diagnosis of asthma. Treatment given for the provision of counseling to child asthma patients who come to the Balai Pengobatan Penyakit paru-Paru (BP4) Yogyakarta during the period February to April 2012. Asthma counseling given to patients through an intermediary parents or witnesses who deliver treatment to patients BP4 Yogyakarta. The success of counseling is indicated by a decrease in the frequency of asthma attacks for a period of 1 month after the previous counseling. During February-April 2012 total of 30 study subjects acquired pediatric asthma patients aged 5-12 years with asthma over 5 years and less than 5 years. A total of 30 child patients with asthma have lower levels of parental education are different and have different therapies. Results showed that boys are more commonly affected with asthma than girls. Pharmacist counseling can reduce the frequency of asthma attacks in children who suffer from asthma more than 5 years (p = 0.000) and less than 5 years (p = 0.008). Progress therapy results are affected by long exposure to asthma (p = 0.024) but was not affected by the level of parental education (witness) and the type of treatment received by patients.
Kata Kunci : Konseling apoteker, penurunan frekuensi serangan, lama menderita asma, tingkat pendidikan orangtua (saksi), jenis terapi