INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR TERHADAP KONFLIK DI NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN (STUDI KASUS KONFLIK PERBATASAN KAMBOJA DAN THAILAND)
Tri Mulyasari, Dr. Nanang Pamuji Mugasejati,
2013 | Tesis | S2 Magister Perdamaian & Resolusi KonflikKonflik teritorial atau sengketa wilayah (territorial disputes) masih menjadi sumber konflik yang penting di antara dua negara atau lebih, dan keberadaannya dapat menyebabkan konfrontasi senjata. Hal ini disebabkan kepemilikan teritorial oleh suatu negara merupakan hal yang sangat penting bagi status, keberadaan, dan kedaulatan negara. Kamboja dan Thailand sebagai negara yang bertetangga juga mengalami konflik perbatasan. Pemerintah Indonesia melakukan upaya mediasi konflik tersebut ketika menjadi ketua ASEAN 2011. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses mediasi yang dilakukan oleh Indonesia, lebih khususnya adalah Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dalam memediasi konflik teritorial di Asia Tenggara, konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Konflik yang dimaksud adalah klaim kedua negara atas kawasan di sekitar Kuil Preah Vihear. Di dalam penelitian ini penulis menganalisis proses mediasi yang dilakukan Indonesia apakah sudah mengikuti prosedur sesuai dengan teori mediasi. Lebih jauh penelitian ini akan melihat keefektivitasan mediasi Indonesia dilihat dari hasil positifnya dalam mengurangi ketegangan konflik dengan metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan dengan menggunakan literatur. Hasil menunjukkan bahwa Indonesia telah melakukan beberapa tahapan mediasi dari dua belas tahapan dalam proses mediasi. Tahapan yang sudah dilakukan yaitu: (1) kontak awal dengan pihak yang bersengketa, (2) mengumpulkan dan menganalisa latar belakang informasi, dan (3) membangun kerjasama dan kepercayaan. Dilihat dari efektivitasnya upaya mediasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tidak terlalu berpengaruh dalam upaya penyelesaian konflik.
Territorial disputes, border disputes among them, are a major source of conflict between two or more states. The existence of it can cause an armed confrontation as territorial possession is important for the status, existence and sovereignty of a state. As neighbouring countries Cambodia and Thailand also have a border dispute regarding the land around the Preah Vihear Temple. The Indonesian government, mainly in the person of the Minister of Foreign Affairs, Marti Natalegawa, mediated the conflict when Indonesia took over ASEAN's rotating chair in 2011. The aim of this thesis is to answer which mediation stages took place and whether the mediation effectively reduced the tension between Cambodia and Thailand and played an important role in solving the border dispute. To answer these questions data was collected by studying literature. The research showed that the following mediation stages took place: (1) initial contact with the disputing parties, (2) the collecting and analyzing of background information and (3) the building of trust and cooperation. The research further showed that the mediation did not have a positive effect on solving the border dispute.
Kata Kunci : sengketa wilayah, konflik perbatasan, mediasi, mediator, manajemen konflik