TRAGEDI 1965 DALAM KUMPULAN CERPEN MATI BAIK-BAIK, KAWAN KARYA MARTIN ALEIDA: SEBUAH TINJAUAN NEW HISTORICISM

TAKHSINUL KHULUQ, Dr. Aprinus Salam, M.Hum.,

2013 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini mengkaji tentang Tragedi1965 dalam kumpulan cerpen Mati Baik-Baik, Kawan (MBBK) karya Martin Aleida dengan menggunakan pendekatan New Historicism. Pendekatan New Historicism memungkinkan untuk menjawab pertanyaan tentang tekstualitas sejarah dalam kumcer MBBK, historisitas teks, dan latar belakang pengarang dan manifestasi perilaku dan pandangannya tentang Tragedi 1965. Kerangka teori yang digunakan adalah New Historicism yang berpandangan bahwa karya sastra tidak dapat dilepaskan dari praksis-praksis sosial, ekonomi, dan politik karena ia ikut ambil bagian di dalamnya. Asumsi dasar yang dibangun dari teori ini adalah: 1) bahwa setiap tindakan ekspresif terkait erat dengan jaringan praksis budaya yang bersifat material; 2) bahwa teks-teks sastra dan teks-teks nonsastra beredar tidak terpisahkan; 3) tidak ada teks diskursif apapun, baik yang fiksi maupun faktual, yang dapat menghadirkan secara utuh kebenaran dan hakikat kemanusiaan yang tak berubah. Metode yang digunakan adalah pembacaan paralel (parallel reading) antara teks-teks sastra dan teks-teks nonsastra atau metode tekstualitas sejarah dan historisitas teks.Mengkaji tekstualitas sejarah dalam penelitian ini adalah mengkaji teks-teks dalam kumcer MBBK dalam menghadirkan kembali sejarah Tragedi 1965. Sementara itu, historisitas teks adalah bagaimana teks-teks sastra dalam MBBK bersirkulasi dengan teks-teks nonsastra tentang Tragedi 1965 pasca Orde Baru melalui proses kendala dan mobilitas. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, tekstualitas sejarah Tragedi 1965 yang ditampilkan dalam MBBK menekankan pada akibat dan dampak sesudah G30S berupa terjadinya pelbagai pelanggaran HAM terhadap korban yang dianggap PKI; Kedua, historisitas teks tentang Tragedi 1965 pasca Orde Baru terdiri dari pelbagai aspek kendala dan mobilitas dalam penyikapan terhadap Komunis dan Komunisme. Kumcer MBBK beserta produk kebudayaan lainnya yang sejenis berperan dalam proses mobilitas antara lain turut menyumbang energi-energi sosial dalam menebarkan empati berupa nilai-nilai kemanusiaan, turut memberikan perspektif tentang sejarah Tragedi 1965 yang lebih memperhatikan akibat dan dampak dari peristiwa G30S, dan turut berperan dalam satu tahap proses rekonsiliasi, yakni pengungkapan kebenaran sejarah. Ketiga, pengarang kumcer MBBK yang mengalami langsung dan menjadi saksi peristiwa sejarah kelam bangsa pada masa itu memberikan fakta-fakta sejarah dalam cerpen-cerpennya sehingga ia menyebutnya sastra kesaksian. Pengarang MBBK turut aktif dalam menawarkan nilai-nilai dan wacana tentang Tragedi 1965 yang mengusung keberpihakan kepada korban dari eks Komunis dan keluarganya.

This research reviews the 1965 Tragedy in the collection of short stories Mati Baik-Baik, Kawan by Martin Aleida using New Historicist perspective. The New Historicism allows us to answer questions of textuality of history in the short stories, historicity of texts, the author background, and his behavior and view on the tragedy. New Historicism has been applied as a theoretical framework asserting that literary pieces cannot be separated from political, social, and economic praxis. The theory is based on three basic assumptions: 1) that every expressive act is embedded in a network of material practices; 2) literary and nonliterary texts circulate inseparably; 3) no discourse, imaginative or archival, gives acces to unchanging truths nor expresses inalterable human nature. The research applied parrarel reading method involving literary and nonliterary texts or textuality of history and historicity of texts. Any efforts to analyze the textuality of history in the research is to assess the texts in the collection of short stories Mati Baik-Baik, Kawan through exposure of the 1965 Tragedy. While the historicity of texts is to do with literary texts in the short stories, which are circulated through nonliterary texts about the 1965 Tragedy in the post-New Order regime by means of constrains and mobility. The findings of research are as follows. First, textuality of history of the 1965 Tragedy exposed in the short stories put stress upon post impacts of G30S such as human rights abuse against PKI-related victims. Second, historicity of texts of the 1965 Tragedy after New Order comprises various aspects of mobility and constrains in the response to Communist and Communism. The collection of short stories Mati Baik-Baik, Kawan, along with other cultural products, is instrumental in mobility process through social energy development in an effort to spread empathy in the form of humanitarian values, helping provide a perspective on the history of 1965 Tragedy highlighting more on the outcome and impact of the G30S tragedy, and playing a role in a stage of the reconciliation process namely the disclosure of historical truth. Third, the writer of the short stories who witnessed and experienced the events of the dark history of the nation at that time gave the historical facts in the short stories called literary testimony. The author of short stories actively participate in offering values and discourse about the 1965 Tragedy, which brought alignments to victims of ex-Communist and their families.

Kata Kunci : Tragedi 1965, kumcer MBBK, New Historicism