EVALUASI DAN PROGRAM PEMELIHARAAN JEMBATAN DENGAN METODE BRIDGE MANAGEMENT SYSTEM (BMS) Studi Kasus Lima Jembatan Jalan Nasional Provinsi D.I Yogyakarta
LALU YUDI KUSUMA WIJAYA, Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono,
2013 | Tesis | S2 Mag.Teknologi Bahan BangnJembatan merupakan suatu struktur yang melintasi suatu sungai, jurang/celah, persimpangan lalu lintas, teluk dan rintangan lainnya yang bertujuan untuk melewatkan lalu lintas dari satu tempat ke tempat yang lain. Keberlangsungan fungsi jembatan bergantung pada pengelolaan yang dilakukan. Pemerintah melalui Ditjen Bina Marga Kementrian Pekerjan Umum sejak tahun 1993 telah mengembangkan suatu sistem pengelolaan jembatan yang dikenal dengan Sistem Manajemen Jembatan (SMJ). Sistem ini mencakup pemeriksaan, rencana dan program dan perencanaan teknis sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan pada 5 lokasi jembatan di jalan nasional provinsi D.I Yogyakarta yaitu pada Jembatan Krasak Lama, Gamping, Gajah Wong, Winongo dan Jembatan Bedog. Penilaian kondisi jembatan dilakukan secara visual untuk mengetahui kondisi existing jembatan secara keseluruhan sesuai dengan formulir pemeriksaan detail jembatan (standar Bridge Management System (BMS)) dan menganalisa hasil pemeriksaan dengan bantuan Sistem Informasi Bridge Management System (SIM-IBMS) yang berbasis komputer untuk mendapatkan usulan penanganan yang tepat sehingga dapat menentukan perkiraan biaya perbaikan jembatan. Hasil Nilai Kondisi untuk kelima jembatan menurut Bridge Management System (BMS) yaitu pada Jembatan Krasak Lama dengan nilai kondisi 2, Jembatan Gamping terdiri dari Gamping Lama dan Baru dengan nilai kondisi 2, Jembatan Gajah Wong terdiri dari Gajah Wong A, B dan C masing-masing dengan nilai kondisi 2, 2 dan 1. Jembatan Winongo terdiri dari Winongo A, B dan C dengan nilai kondisi masing-masing adalah 1, 2 dan 0. Jembatan Bedog terdiri dari Bedog A, B dan C dengan Nilai Kondisi berturut-turut 1, 2 dan 1. Usulan penanganan berdasarkan Skrining Teknis berupa rehabilitasi sub-elemen untuk Jembatan Krasak Lama, rehabilitasi sub elemen untuk jembatan Gamping Lama dan rehabilitasi pengaman dasar sungai untuk Jembatan Gamping Baru. Untuk jembatan Gajah Wong berturut-turut adalah rehabilitasi sub-elemen jembatan untuk Gajah Wong A, rehabilitasi DAS dan pengaman dasar sungai untuk Gajah Wong B dan rehabilitasi DAS untuk Gajah Wong C sedangkan untuk jembatan Winongo A, Winongo B, Bedog A, Bedog B dan bedog C usulan penanganan berupa rehabilitasi sub-elemen jembatan dan Jembatan Winongo C usulan penanganan hanya pemeriksaan rutin.Perkiraan biaya perbaikan kerusakan pada kelima jembatan berturut-turut adalah Jembatan Krasak sebesar Rp 167.268.000, Jembatan Gamping sebesar Rp 68.877.000, Gajah Wong sebesar Rp 72.788.000, Winongo sebesar Rp 41.759.000 dan Jembatan Bedog sebesar Rp 19.094.000.
The bridge is a structure that crosses a river, chasm / gap, traffic intersections, bays and other obstacles which aimed to pass traffic from one place to another place,. The success of the role and function of the bridge depend on the management, the government throught Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum since 1993 has been developing a bridge management system that is known as Sistem Manajemen Jembatan (SMJ) or Bridge Management System (BMS). The system allows to make a plan systematically and to provide a uniform procedure for bridge activities in national and provincial level. The research was conducted on five locations of bridge on national street of Yogyakarta province that were Krasak Lama Bridge, Gamping Bridge, Gajah Wong Bridge, Winongo Bridge and Bedog Bridge, bridge condition assessment was done visually to find out the overall bridge existing accoarding to the Bridge Management System (BMS) standard and by the help of information system of Bridge Management System (SIM-IBMS) which was computer based. The result of condition value for the fifth of bridge according to Bridge Management System (BMS) was, on the Krasak Lama Bridge the condition value was 2, the Gamping Bridge which consists of the Gamping Lama Bridge and Gamping Baru Bridge the value of conditions were 2, the Gajah Wong Bridge which consists of Gajah Wong A,B and C the value of each conditions were 2, 2 and 1, the Winongo Bridge which consists of Winongo A, B and C the value of conditions of each conditions were 1, 2 and 0, the Bedog Bridge which consists of Bedog A, B and C the value of conditions in a row were 1, 2 and 1. The proposed treatment based on technical screening in a form of sub-element rehabilitation used for the Krasak Lama Bridge, rehabilitation of superstructuture used for the Gamping Lama Bridge and rehabilitation of the riverbed controller used for the Gamping Baru Bridge. To Gajah Wong Bridge consecutively was rehabilitation of sub-element used for Gajah Wong A Bridge, rehabilitation water ways areas and rehabilitation of riverbed controllerused for Gajah Wong B and rehabilitation of water way areas used for Gajah Wong C Bridge, while for the Winongo A Bridge, Winongo B Bridge , Bedog A Bridge, Bedog B Bridge and Bedog C Bridge proposed rehabilitation was in form of rehabilitation of sub-element and for Winongo C the proposed rehabilitation was a routine inspection. The cost of repairing the damage to the fifth bridge in a row were RP 167.268.000 for Krasak Lama Bridge, RP 67.970.000 for Gamping Bridge, Rp 72.788.000 for Gajah Wong bridge, Rp 41.759.000 for winongo Bridge and last Rp 19.094.000 for Bedog Bridge.
Kata Kunci : Jembatan, Nilai Kondisi, Biaya perbaikan.