Komunikasi Pembangunan dan Kemandirian Desa (Studi Kasus Pemanfaatan Portal Desa dan Sistem Mitra Desa untuk Menciptakan Kemandirian Desa dalam Gerakan Desa Membangun di Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2012)
LISA LINDAWATI, Dr. Phil. Anna Nadhya Abrar, M.E.S.,
2013 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Ilmu KomunikasiKecenderungan program pembangunan desa selama ini menempatkan desa sebagai objek. Gerakan Desa Membangun (GDM) menguatkan desa untuk mampu menjadi subjek pembangunan. Dengan menjadi subjek, maka akan tercipta kemandirian desa. Salah satu strateginya adalah dengan memanfaatkan media baru. Penelitian ini membedah bagaimana komunikasi pembangunan menciptakan kemandirian desa dengan memanfaatkan media baru berupa Sistem Mitra Desa dan Portal Desa dalam Gerakan Desa Membangun. Dengan metode studi kasus, penelitian ini berusaha mendeskripsikan secara jelas fenomena kontemporer sekaligus unik yang terjadi dalam gerakan ini. Dari serangkaian penelitian ditemukan bahwa Komunikasi Pembangunan dalam gerakan ini memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan fokus pembangunan dan kebutuhan masyarakat desa. Di samping itu, gerakan ini memperhatikan komunikasi partisipatoris untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan masyarakat. Dengan sinergi antara teknologi yang sesuai dan komunikasi partisipatoris, desa mencapai kemandirian yang ditunjukkan dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat, menguatnya kelembagaan lokal, dan berperannya desa sebagai aktor utama dalam pembangunan. Di samping itu, proses pemanfaatan teknologi tersebut menjadi ruang pembelajaran sosial dengan menggali kembali potensi dan pengetahuan lokal untuk kemudian dikomunikasikan ke khalayak luas. Artinya, desa mampu menyuarakan tentang dirinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi pembangunan dengan memanfaatkan media baru yang sesuai dengan kebutuhan desa dan diiringi dengan proses komunikasi partisipatoris mampu menciptakan kemandirian desa.
The village development program has so far tended to position village as an object. The Village-to-Develop Movement (Gerakan Desa Membangun/GDM) strengthens village to become the subject of development. Being a subject, village will be self-dependence. One of the strategies in establishing the village selfdependence is using new media. This study reviewed how the development communication creates the village self-dependence by utilizing new media such as Village Partnership System (Sistem Mitra Desa) and Village Portal in the Village-to-Develop Movement (Gerakan Desa Membangun). By virtue of a study case method, this study tried to describe clearly the contemporary, unique phenomenon taking place in this movement. After a series of studies, it was found out that Development Communication of this movement used the technology relevant to the focus of development and the requirement of villagers. Also, this movement considered participatory communication in promoting the community participation and capacity. With the synergy between proper technology and participatory communication, the village obtained its self-dependence as shown by the fulfillment of community requirements, the empowerment of local institution, and the village participation as the main actor in the development process. Additionally, the process of technology utilization has opened a room for social learning by taking into account the local potential and knowledge, which was then communicated to the public. It means that village can communicate itself. The findings showed that development communication by using new media in accordance with the village requirements, along with the existence of participatory communication, can create village self-dependence.
Kata Kunci : komunikasi pembangunan; new media; media baru; kemandirian desa