Laporkan Masalah

METAFORA SINESTETIK DALAM BAHASA INDONESIA

MUHAMAD RIDWAN SEPTIAJI, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.,

2013 | Tesis | S2 Linguistik

mendeskripsikan Penelitian ini bertujuan untuk 1) klasifikasi metafora sinestetik bahasa Indonesia berdasarkan domain kognitif; 2) mendeskripsikan pola perpindahan indera dalam metafora sinestetik bahasa Indonesia; serta 3) mendeskripsikan distribusi penggunaan cerapan indera dalam metafora sinestetik bahasa Indonesia. berdasarkan kompleksit Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data diambil dari tuturan maupun sumber tertulis berbahasa Indonesia yang memuat metafora sinestetik. Data dicatat dan diklasifikasikan berdasarkan perpindahan tanggapan indra atau domain sumber cerapan indra, kemudian ditinjau sebarannya secara sederhana untuk menentukan produktivitas dan mobilitas cerapan indra. Data dianalisis dengan metode padan teknik pilah referensial dan hubung banding. Setelah itu, hasil analisis data disajikan dengan metode formal, yakni penyajian menggunakan kaidah DOMAIN SUMBER X  DOMAIN TARGET Y; GROUND: X=Z. as Hasil analisis data pertama, menunjukkan bahwa klasifikasi metafora sinestetik bahasa Indonesia dilakukan secara kognitif pemetaan kognitif dan resepsi kognitifnya. Berdasarkan kompleksitas pemetaan kognitifnya (GROUND), metafora sinestetik dapat dibedakan menjadi metafora sinestetik sederhana dan metafora sinestetik kompleks. Berdasarkan resepsi kognitifnya, metafora sinestetik terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu metafora sinestetik yang lemah dan metafora sinestetik yang kuat. Keenam belas pola perpindahan tanggapan indra dalam MS bahasa Indonesia beranjak dari lima indra. Pola perpindahan tanggapan cerapan Hasil kedua adalah pola perpindahan tanggapan indra yang mencapai enam belas pola. indra pada metafora sinestetik tersebut antara lain: (1) indra pengecapan menjadi indra penglihatan, perabaan, pendengaran, dan penciuman; (2) indra penglihatan menjadi indra pengecapan, perabaan, pendengaran, dan penciuman; (3) indra perabaan menjadi indra pengecapan, penglihatan, pendengaran, atau penciuman; (4) indra pendengaran menjadi indra pengecapan dan penglihatan; serta (5) indra penciuman menjadi indra penglihatan dan pendengaran. Kekonkr Hasil ketiga adalah distribusi cerapan indra untuk melihat produktivitas dan mobilitas suatu cerapan indra. Produktivitas dan mobilitas tersebut menentukan tingkat kekonkretan tanggapan indra. etan tanggapan indra pada metafora sinestetik bahasa Indonesia diurutkan mulai dari (1) indra pengecapan, (2) indra perabaan, (3) indra penglihatan, (4) indra pendengaran, dan (5) indra penciuman. Indra pengecapan mendominasi perpindahan tanggapan indra karena pengalaman yang ditanggap indra pengecapan paling konkrit.

This is a descriptive-qualitative research This research aims at 1) describing the classification of synaesthetic metaphor in bahasa Indonesia depends on cognitive domain; 2) describing the patterns of sensory reception movement; 3) describing the sensory perceptions distribution of synaesthetic metaphor in bahasa Indonesia. . The data taken from speechs and text resources of Indonesian language are then classified according to the source domain of sensory or perception movement. Then, they are analyzed using the referential method with referential clutering and compare-relate techniques. Finally, the results of data analysis are presented in formal method, i.e. the method of presenting the results of data analysis with the rule of SOURCE DOMAIN X  TARGET DOMAIN Y; GROUND X=Z. Analysis of the data shows that, first, the synaesthetic metaphor in bahasa Indonesia can be classified by cognitive, based on the complexity of cognitive mapping and the cognitive reception. By the complexity of cognitive mapping, synaesthetic metaphor can be categorized on simple and complex synaesthetic metaphor. By cognitive reception, synaesthetic metaphor can be categorized on weak and strong synaesthetic metaphor. Next, the second result the patterns of sensory reception movement that reach sixteen patterns. The sixteen patterns of sensory reception movement in bahasa Indonesia synaesthetic metaphors, such as: 1) taste sensory move to visual, tactile, audio, and smelling sensories; 2) visual sensory move to taste, tactile, audio, and smelling sensories; 3) tactile sensory move to taste, visual, audio, and smelling sensories; 4) audio sensory move to taste and visual sensories; 5) smelling sensory move to visual and audio sensory. Last, the third result of analysis shows the sensory modalities distribution to seek the sensory productivity and mobility. Both of productivity and mobility can conlude the concreteness level ordinary. The concreteness level ordinary of sensories in bahasa Indonesia synaesthetic metaphor starts from (1) taste sensory, (2) tactile sensory, (3) visual sensory, (4) audio sensory, and (5) smelling sensory. Taste sensory dominate the sensory modalities movement because the experiences reception of taste sensory is the most concrete compares with other sensory reception.

Kata Kunci : Metafora sinestetik , kognitif, pola perpindahan, tanggapan indra distribusi tanggapan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.