Laporkan Masalah

DEROGASI DAN EUFEMISASI PADA CRASH

AGWIN DEGAF, Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo,

2013 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian ini berjudul “Derogasi dan Eufemisasi pada Crash”. Berkaitan dengan judul tersebut, karya ini mengkaji (1) penggunaan strategi derogasi; (2) penggunaan strategi eufemisasi, dan (3) fungsi strategi derogasi dan eufemisasi yang digunakan oleh para tokoh pada film Crash. Data penelitian ini adalah tuturan yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam film Crash. Sumber data penelitian ini adalah film berjudul Crash. Dalam penelitian ini, peneliti menyelidiki tuturan-tuturan yang dihasilkan oleh karakter mulai dari awal sampai akhir film secara berurutan, yang menunjukkan adanya derogasi dan eufemisasi. Data ini kemudian dianalisis berdasarkan tiap masalah yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif karena data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam kaitannya dengan derogasi dan eufemisasi, kerangka kerja van Dijk terdiri dari dua strategi diskursif utama yaitu ‘positive self-representation' (strategi dalam kelompok yang favorit) dan ‘negative other-representation' (strategi derogasi kelompok lainnya) yang diwujudkan melalui beberapa langkah diskursif. Berdasarkan tiap pemaparan hasil analisis terhadap ketiga permasalahan dalam penelitian ini, diperoleh sejumlah simpulan mengenai penggunaan strategi derogasi dan eufemisasi pada film Crash. Pertama, strategi derogasi digunakan melalui berbagai macam langkah diskursif antara lain adalah: deskripsi aktor, konsensus, empati, proses pembuktian, humanitarianisme, implikasi, ekspresi norma, permainan angka, dan disklaimer. Kedua, dari pembahasan mengenai bagaimana strategi eufemisasi digunakan oleh para tokoh dalam film Crash, dapat diketahui pula bahwa penggunaan kata-kata eufemistis sebagai sebuah strategi diskursif tentunya diikuti dengan kehadiran beberapa langkah diskursif tertentu. Dari hasil analisis data, dapat diketahui beberapa langkah diskursif yang digunakan oleh penutur antara lain adalah: deskripsi aktor, otoritas, konsensus, pemuliaan diri, polarisasi, dan ilustrasi. langkah-langkah diskursif tersebut diwujudkan melalui penggunaan leksikon tertentu yang mana hal ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Ketiga, penggunaan kata-kata derogatoris dan eufemistis tentunya tidak bisa dipisahkan dari alasan mengapa kata-kata tersebut digunakan, yang mana hal ini terkait dengan fungsi. Umumnya, fungsi dari derogatori adalah untuk merendahkan lawan, reaksi emotif atas amarah, kekecewaan, atau sesuatu yang tidak diharapkan dan diinginkan, sehingga akhirnya membawa pihak yang dituju menjadi tidak dihormati. Terkait dengan strategi eufemisasi, fungsi-fungsi yang ditemukan pada data antara lain adalah: menyembunyikan fakta, menunjukkan rasa hormat, menyindir, menunjukkan kepedulian, menyampaikan informasi, mengkritik, dan memperingatkan yang mana fungsi-fungsi tersebut digunakan untuk memberikan label positif pada kelompok yang favorit.

This study investigates derogation and euphemization strategies used by the characters in “Crash”. In the case of writing, there is number of aims of this study. Firstly, it aims to describe the use of derogation strategy. Secondly, it aims to describe the use of euphemization strategy. Thirdly, it aims to describes function of derogation and euphemization strategies used by the characters in “Crash”. The data source of this study is “Crash”. From the data source, the researcher analyzes and investigates the utterances used by the characters in the film based on time sequence appearance which is dealing with derogation and euphemization as the data. This study uses descriptive qualitative approach, since it analyze the data in the form of utterances descriptively based on derogation and euphemization strategies found in the film. It attempt to describe phenomena that happen in human life and it is hard to measure the data quantitatively since the data are in the form of words, utterances, or conversations. In relation to derogation and euphemization, Van Dijk's framework consists of two main discursive strategies of 'positive self-representation' (strategy of in-group favoritism) and 'negative other-representation' (strategy of derogation of out-group) ''which are materialized through some discursive moves. The result of this study shows that there are several derogation and euphemization strategies used by characters in Crash film. First, the derogation strategy is used through some discursive moves such as: actor description, consensus, empathy, evidentiality, humanitarianism, implication, norm expression, number game, and disclaimer. Second, the euphemization strategy is used through some discursive moves such as: actor description, authority, consensus, self-glorification, polarization, and illustration. Those discursive moves are manifested through the use of a particular lexicon where it indicates how someone makes the choice of words on the word possibilities that are available. Third, the use of derogatory and euphemism words certainly can not be separated from the reason why these words are used, it is associated with the function. Generally, the function of derogation is to humiliate the opponent, emotive reaction to the anger, disappointment, or something unexpected and undesirable, thus eventually bringing the addressee into disrepute. Related to euphemization strategy, the functions found in the data include: hide the facts, show respect, satirize, showing concern, convey information, criticize, and warned. that where such functions are used to provide positive label in-group favoritism.

Kata Kunci : derogasi, eufemisasi, film Crash


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.