Laporkan Masalah

IMPLIKASI REGULASI PASAR MODAL TERHADAP MOTIF MANAJEMEN LABA: PENGUJIAN BERBASIS TEORI PENSIGNALAN

SANSALONI BUTAR BUTAR, Prof. Dr. Suwardjono, M.Sc.

2013 | Disertasi | S3 Ilmu Akuntansi

Penelitian ini menguji keefektifan surat keputusan yang di keluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) sepanjang tahun 2004 dalam rangka meningkatkan fungsi pemantauan dewan komisaris dan komite audit terhadap aktivitas direksi perusahaan. Penelitian ini berargumen bahwa pasca terbitnya keputusan yang mempertegas definisi komisaris independen dan komite audit serta fungsi dan wewenangnya, manajemen laba sebagai mekanisma pensignalan lebih dominan dibandingkan manajemen laba oportunistik. Dewan komisaris yang independen tidak membiarkan manajer mempengaruhi laba (menaikkan atau menurunkan) hanya untuk memenuhi target-target pribadi (manajemen laba oportunistik). Namun, sebagai perwakilan pemegang saham dewan komisaris mengijinkan manajer memilih metoda-metoda akuntansi atau pilihan-pilihan akrual lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan keinformatifan laba (manajemen laba sebagai alat pensignalan). Oleh karena itu, penelitian ini memprediksi pengaruh independensi dewan komisaris terhadap manajemen laba lebih kuat pasca regulasi tersebut terbit dan manajemen laba yang dilakukan perusahaan setelah tahun 2004 lebih bermotif pensignalan dari pada oportunistik. Untuk membedakan motif pensignalan dan oportunistik, studi ini membandingkan kandungan prediktif akrual abnormal tahun berjalan terhadap profitabilitas satu tahun ke depan sebelum dan sesudah SK Bapepam- LK dan BEJ terbit. Penelitian ini menemukan: pertama, pengaruh dewan komisaris terhadap akrual abnormal absolut lebih kuat setelah SK Bapepeam-LK dan BEJ terbit dibandingkan sebelum terbit. Kedua, korelasi antara akrual abnormal dan laba satu tahun ke depan (setelah dideflasi dengan aset total) lebih kuat pada perioda 2004-2010 daripada perioda 2001-2003. Ketiga, korelasi antara akrual abnormal positif dan laba satu tahun ke depan (setelah dideflasi dengan aset total) lebih kuat pasca SK Bapepam-LK dan BEJ terbit daripada sebelum terbit. Secara keseluruhan, temuan-temuan tersebut mengindikasikan bahwa SK Bapepam-LK dan BEJ efektif meningkatkan fungsi pemantauan dewan komisaris, khususnya bila dilihat dalam perspektif manajemen laba sebagai mekanisma pensignalan.

This study examines the motives of earnings management following series of regulation released by the Capital Market Supervisory Agency and Jakarta Stock Exchange in 2004 (hereafter, SK Bapepam-LK and BEJ). SK Bapepam-LK and BEJ contains rules and decrees which reiterated the criteria, functions and authority of the audit committee and board of commissioners to enhance public companies adherence to good corporate governance. This study argues that the increased board independence after the issuence of SK Bapepam-LK and BEJ has shifted earnings management motives from opportunistic motive to signalling motive. The board of commissioners are expected to play an effective role to prevent manajer from using accruals as a way to achieve personal gain at the expense of stockholders. However, as a representative of stockhloders, the board allow managers to engagage in earnings management if it is in the best interest of stockholders. The board encourage managers to make use of accruals items to convey corporate value. Therefore, it is predicted that after the release of SK Bapepam-LK and BEJ, the negative effect of board of commissioners on abnormal accruals are more pronounced and the predictive content of accruals with respect to future earnings are expected to increase. Furthermore, since signalling purposes often use accruals abnormal to inflate earnings, the predictive ability of positive abnormal accruals with respect to future earnings is predicted to increase after the realese of SK Bapepam and BEJ. The results of the study can be summarized as follows: 1). The negative influence the board of commissioners on earnings management is stronger after the isssuance of SK Bapepeam-LK dan BEJ than before they were issued. 2). The predictive content of abnormal accruals and positive abnormal accruals with respect to future earnings are stronger for 2004-2010 than that for 2001-2003. 4). The addition of independent members to become majority in the board does not alter the predictive content of accruals. Taken as a whole, the results indicate that SK Bapepam-LK and BEJ has successfuly increased the monitoring function of board commissioners, at least in the context of earning managements.

Kata Kunci : komisaris independen, kandungan prediktif, akrual abnormal, akrual normal, teori keagenan, teori pensignalan, manajemen laba oportunistik, mekanisma pensignalan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.