EFEKTIVITAS PEMBERIAN PPI (PROTON PUMP INHIBITOR) DIBANDINGKAN DENGAN ANTAGONIS RESEPTOR H2 UNTUK MENGATASI DISPEPSIA PADA ANAK
dr. Tien Budi Febriani, Prof. dr. Mohammad Juffrie, Ph.D, Sp.A(K)
2013 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDSDispepsia merupakan salah satu penyebab penting morbiditas pada traktus gastrointestinal atas. Tatalaksana dispepsia bukanlah hal yang mudah, karena tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Apabila penatalaksaannya tidak tepat maka bisa mengakibatkan kronisitas penyakit. Keluhan dispepsia dapat berupa nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, kembung, mual, cepat kenyang, rasa tidak nyaman setelah makan, bahkan hematemesis atau melena. Dalam penelitian eksperimental, omeprazol harian aman dan lebih efektif dibandingkan dengan ranitidin dalam mengatasi heartburn pada pasien dewasa. Belum ada penelitian tentang efektifitas PPI dibandingkan dengan antagonis reseptor H2 dalam mengatasi dispepsia pada pasien anak. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efektifitas pemberian PPI (omeprazol) dengan antagonis reseptor H2 (ranitidin) pada anak dengan dispepsia. buta ganda Rancang penelitian yang digunakan adalah uji klinis acak terkendali, yang dilaksanakan di bagian anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan tiga Puskesmas di wilayah Sleman (Ngaglik II, Depok I dan Turi) dengan jumlah sampel sebanyak 79 anak usia 3 – 18 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Diagnosis dispepsia dengan menggunakan new Rome III criteria. Subyek penelitian akan dialokasikan secara acak dengan random blok menjadi 2 kelompok yaitu kelompok PPI (omeprazol) dan antagonis reseptor H2 (ranitidin). Terapi diberikan selama 5 hari dan luaran primer yang dinilai adalah perbaikan gejala dispepsia dan dianalisis dengan uji chi-square. didapatkan ada perbedaan bermakna antara kelompok omeprazol Hasil penelitian dibanding kelompok ranitidin (p=0,005). Simpulan penelitian ini adalah pemberian omeprazol memiliki kemungkinan sembuh 4,8 kali lebih baik dibanding ranitidin dalam menyembuhkan gejala dispepsia pada anak usia 3-18 tahun (95% KI 1,5-15,3).
Dyspepsia is known as a leading cause of upper gastrointestinal tract morbidity. Due to its nonspesific symptoms it is difficult to manage this. If left untreated, it will be chronic disease. Dyspeptic symptoms could be manifested as epigastric pain, heartburn, nausea, hematemesis or melena. Experimental studies have shown that routine omeprazole more efective to reduce heartburn better than ranitidine in adults. How ever until now there is no study that document the effect of PPI much better than H2 receptor antagonist to reduce dyspeptic symptoms in children. The aim of this study to determine the effect of PPI (omeprazole) to reduce dyspeptic symptoms in children. is study was a double- Th blind randomized controlled trial, conducted at Sardjito General Hospital and 3 Public Health Centres in Sleman, Yogyakarta (Ngaglik II, Depok I, and Turi) from 79 children aged 3-18 years old samples that were selected to fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Dyspepsia was diagnosed clinically using new Rome III criteria. Research subjects were randomized using block randomization into two main therapy groups, proton pump inhibitor (omeprazole) and H2 receptor antagonist (ranitidine) treatment. Both groups were monitored for 5 days and the outcome was a reduction dyspeptic symptoms. s The result show that there was a significant difference in both therapy groups (p=0,005). As a conclusion, omeprazole had 4,8 times better than ranitidine in reducing dyspeptic symptoms in children age 3-18 year old (95% CI 1,5-15,3).
Kata Kunci : dispepsia, omeprazol, ranitidin, anak