KONSEP “TINDIH†MANUSIA SEMPURNA DALAM BUDAYA SASAK PERSPEKTIF FILSAFAT MANUSIA DRIYARKARA
Hamzah, Dr. P. Hardono Hadi
2013 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatPenelitian tentang konsep “tindih†manusia sempurna dalam budaya Sasak terkait dengan pembentukan dan pola pikir pemahaman terhadap relaitas budaya Sasak, merupakan suatu upaya untuk memahami bagaimana makna “tindih†itu sudah mulai mengalmi pergeseran makna, bahkan sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya. Dalam upaya pemahaman tersebut, peneliti menggunkan pendekatan filsafat manusia Driyarkara sebagai objek formal, karena pendekatan ini kiranya mampu untuk mengungkap kembali makna yang terdalam dari manusia “tindih†dalam budaya Sasak. Penelitian ini merupakan studi mengenai nilai-nilai kearifan lokal yang memiliki makna filosofis melalui penelitian kepustakaan, yang menggunakan metode fenomenologi sebagai alat untuk menganalisis data yang berhubungan dengan tema yang diangkat. Adapun unsur-unsur metodis yang digunakan adalah: 1) Deskripsi, yaitu untuk memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap makna yang terkandung dalam objek material penelitian. 2) Hermeneutis, suatu upaya memahami makna essensial dan eksistensial dari manusia “tindih†Sasak, melalu data-data tentang budaya Sasak. 3) Historis, suatu upaya untuk melihat kesalingterkaitan perjalanan dan perkembangan pemikiran manusia “tindih†Sasak dalam membentuk tradisinya. 4) Heuristis, suatu upaya untuk menemukan suatu jalan baru yang lebih komprehensif yang bersifat holistis, supaya nilai dinamis manusia Sasak dapat terungkap makna filosofisnya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Pertama, hakikat manusia dalam budaya Sasak yakni manusia Sasak lebih mementingkan kehidupan bersama yang lahir dari budaya “tindih†yang bersifat esenssial, karena berakar dari kearifan lokal masayarakat Sasak. Kedua, pribadi yang paling diinginkan oleh manusia sasak adalah pribadi yang telah mencapai bentuk yang paling ideal, yakni manusia “tindihâ€. Manusia “tindih†ini diartikan sebagai pribadi yang memiliki sifat eksistensial.
The research on Concept “Tindih†of Perfect Man in Sasak Culture is related to way of mind establishment in understanding the reality of Sasak Culture, basically is an effort to understand better how the meaning of the concept has been shifting away, even begin to be abandoned by its society. In order to accomplish, the researcher employs Driyarkara’s anthropology metaphysic approach as the formal object, since it is considered able to reveal the deepest meaning of “tindih†man in Sasak Culture. The research is a library research and emphasizes local wisdom values which are assumed have golden philosophical mean. The research also utilizes phenomenology as a method to analyze data which have correlation with the theme. In this method, researcher uses some methodical elements as follows: 1) Description, to describe in brief the meaning of the material object in the research. 2) Hermeneutic, to understand the essential and existential points of Sasak “tindih†man through Sasak Culture data. 3) Historical, to see the mutual correlation between the voyage and development of Sasak “tindih†man’s thought in shaping His tradition. 4) Heuristic, is a work to find a new more comprehensive and holistic way in order to uncover the philosophical meaning in Sasak dynamic man’s values. The result of the research are: first human’s essence in Sasak Culture stresses togetherness which was born from a very essential tindih culture, because it is rooted in a local wisdom of Sasak society’s tradition. Second, a kind of person which is most desirable of Sasak man is a person who has attained the most ideal form, which is called “tindih†man. The latter is defined as a person who has existential character.
Kata Kunci : Filsafat manusia, Kearifan lokal, Manusia tindih (sempurna)