PINJAMAN DAERAH SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN MUSEUM GUNUNGAPI MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN
Dwi Wulandari, ST, Dr. Wahyu Widayat, M.Ec.,
2013 | Tesis | S2 Magister Ek.PembangunanPenelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam melakukan pinjaman daerah dan menghitung batas maksimum pinjaman sebagai alternatif pembiayaan pembangunan Museum Gunungapi Merapi. Penelitian ini juga bertujuan menganalisis kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam membayar kembali hutang untuk pembangunan Museum Gunungapi Merapi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtut waktu (time series) berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sleman dari tahun 2002 -2011 yang terdiri dari PAD, BHP/BHBP, DAU, belanja wajib yang terdiri dari gaji pegawai dan gaji DPRD Kabupaten Sleman,serta data studi kelayakan Museum Gunungapi Merapi. Alat analisis untuk menghitung kemampuan keuangan daerah dalam melakukan pinjaman adalah perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) dan Batas Maksimum Pinjama(BMP) serta metoda Net Present Value,Internal Rate of Return dan Pay back Period untuk menganalisa studi kelayakan ekonomi Museum Gunungapi Merapi. Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perhitungan pada tahun 2012 Kabupaten Sleman mempunyai nilai DSCR sebesar 122.80.poin. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman layak untuk melakukan pinjaman daerah karena dalam jangka panjang Kabupaten Sleman mampu memenuhi kewajbannya dalam membayar angsuran dan bunga pinjaman. Dari analisis Batas Maksimum Pinjaman yang dapat dipinjam Kabupaten Sleman pada tahun 2011 sebesar ZÃ935.055.630.000,00. Berdasarkan hasil analisis kriteria investasi Museum Gunungapi Merapi layak untuk dijalankan karena dari hasil perhitungan NPV proyek pembanngunan Museum Gunungapi Merapi sebesar Rp895.667.049,00 (NPV>1) dan IRR proyek pembangunan Museum Gunungapi Merapi berdasarkan hasil perhitungan sebesar 8 persen.
This study aims to analyze the financial capacity of Local Government in regional borrowing. Calculate the maximum loan as an alternative of museum development funding pioneering Museum Gunungapi Merapi. Data used in this research is secondary data time series in the form report of the Regional Budget (APBN) Kabupaten Sleman from 2002-2011 consisting of PAD, BHP/BHBP, DAU and mandatory spending consist of wages employees and salary parliament, as well as the feasibility study data Museum Gunungapi Merapi. Analysis tool to calculate the area of financial ability to borrow is the computation of Debt Service Coverage Ratio (DSCR) and Limit Loan (BMP) as well as methods Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Pay Back Period. The computation for 2012 performed in this study resulted in 122.80 points of DSCR value. This indicates that Kabupaten Sleman is feasible to implement local loan because in long term Kabupaten Sleman is able to meet obligation paying the installments and interest on the loan. Limit analysis of loan that can be borrowed by Kabupaten Sleman in 2011 announced to Rp935.055.630.000,00. Museum investment criteria analysis Kabupaten Sleman eligible to run because of the Museum Gunungapi Merapi development project NPV calculation of Rp895.667.049,00.(NPV>1)
Kata Kunci : DSCR, BMP, NVP, IRR, Pay back Period