Laporkan Masalah

EKSPRESI PINOPODA PASIEN ENDOMETRIOSIS KAJIAN POLIMORFISME GENA ALPHA V INTEGRIN, BETA 3 INTEGRIN, HOMEOBOX A-10 DAN EKSPRESI GENA ALPHA V BETA 3 INTEGRIN DAN HOMEOBOX A-10

Pinda Hutajulu, dr., Sp.OG, Prof. dr. Djaswadi Dasuki, Sp.OG(K)., MPH., Ph.D

2013 | Disertasi | S3 Kedokteran Umum

Endometriosis merupakan penyakit ginekologi yang sering dijumpai pada wanita usia reproduksi dengan insidensi 5-10%. Endometriosis dapat menurunkan reseptivitas endometrium, mengganggu perkembangan oosit dan embrio dan mengganggu fungsi organ reproduksi yang pada akhirnya menurunkan fertilitas. Reseptivitas endometrium ditandai dan dimulai dengan munculnya pinopoda yang merupakan salah satu marker reseptivitas endometrium. Terbentuknya pinopoda diatur oleh beberapa gena seperti HOXA10 dan ITGAVB3 yang ekspresinya meningkat pada saat window of implantation. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor genetik (polimorfisme ITGAV, ITGB3, dan HOXA10), dengan ekspresi proteomik (Ekspresi ITGAVB3 dan HOXA10) dan ekspresi pinopoda sebagai marker reseptivitas endometrium. Design penelitian adalah studi case-control untuk menguji hipotesis penyebab infertilitas pada endometriosis. Pengambilan data dilakukan pada periode yang bersamaan dari penderita endometriosis dengan infertilitas yang akan dilakukan operasi laparoskopi sebanyak 32 pasien dan non endometriosis dan fertil yang akan dilakukan operasi MOW sebanyak 32 pasien. Hasil penelitian menunjukkan saat terbaik munculnya pinopoda adalah hari ke 19 – 20, dengan demikian melakukan transfer embrio sebelum hari ke 19 atau setelah hari ke 20 kurang memberikan keberhasilan implantasi. Rerata jumlah pinopoda pada kelompok endometriosis adalah 2,4 +/- 4,1 berbanding 5,5 +/- 7,1 pada kelompok kontrol dan secara statistik berbeda bermakna dengan nilai p = 0,03. Jumlah pinopoda lebih rendah pada endometriosis dibanding kontrol, dengan nilai OR = 4,47, dengan CI 95% = 1,18 – 16,86 dan p = 0,04. Berdasarkan sebaran pinopoda terlihat skor pinopoda endometriosis lebih rendah pada endometriosis dibanding kontrol dengan OR = 4,59 nilai CI95% = 1,07 – 19,54 dan p = 0,04. Pada varian 2 gena HOXA10 exon 2 bp 55 dijumpai perubahan asam nukleat adenin menjadi timin (A>T) dengan perubahan basa AGT berubah menjadi TGT (SER 19 CYS) pada 12 kasus endometriosis (38%) dan tidak dijumpai pada kontrol dan dijumpai ekspresi (jumlah dan skor) HOXA10 pada endometrium endometriosis lebih rendah dibanding kontrol. Pada pemeriksaan polimorfisme ITGAV gabungan genotype AA/AC dijumpai sebanyak 13(40,7%) berbanding 7(21,9%) pada kontrol. Perlu dilakukan biopsi endometrium untuk melihat ekspresi pinopoda dan HOXA10 untuk keberhasilan implantasi. Dan perlu dilakukan studi protein untuk melihat apakah varian baru HOXA10 tersebut spesifik intuk populasi di Indonesia.

Endometriosis is a gynecological disease that is often found in women of reproductive age with an incidence of 5-10%. Endometriosis decrease endometrial receptivity interfering with the development of oocytes and embryos and disrupting the function of reproductive organs, which in turn reducing fertility. Endometrial receptivity is characterized by pinopodes that s are one marker of endometrial receptivity and implantation process begins with the appearance of pinopodes. Development of pinopodes is regulated by several genes such as HOXA10 and ITGAVB3 in which their expression increased at the time the window of implantation. The objective of this study is to asses the association of genomic faktor, expression of proteomic and pinopods expression as a marker of endometrial receptivity. Design of this this study was a Case Control Study to test the hypothesis of the cause of infertilitas in endometriosis. The result of this study indicate that number and the scores of pinopodes in the endometriosis were lower than those in the control. Menstruation day 19 -20 was the date with the highest number and scores of pinopodes. The low number and scores of Pinopodes interfered with the apposition process. Variance 2 in HOXA10 gena in exon 2 bp 55 found nucleic acid change adenin to timin (A>T) with change in amino acid Serine to Cystein(SER 19 CYS) in 12 cases of endometriosis (38%) and no found in control.The expression of HOXA10 in the endometriosis was lower than that in the control The low expression of HOXA10 interrupted the process of apposition, dhesion, and decidualization. Polymorphism of ITGAV genes in the endometriosis was higher than that in the control. ITGAV gene polymorphism in the endometriosis was found at 40.7%. and 21 % in control. It can be concluded that there was a need for endometrial biopsy to see the expression of pinopodes and HOXA10. and the change of time on the embryo transfer to obtain the success rate of implantation.

Kata Kunci : Endometriosis, Pinopoda, HOXA10, ITGAV, ITGB3, Reseptivitas Endometrium


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.