KEBIJAKAN LUAR NEGERI CINA TERHADAP KOREA SELATAN: STUDI KASUS NORMALISASI HUBUNGAN DIPLOMATIK 1992
HALIMATUS SAKDIYAH, Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA.
2013 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Hubungan InternasionalSecara geopolitical strategic, sejak pemisahan antara Korea Utara dan Korea Selatan menjadikan kondisi yang dilematis atau ketegangan kompleksitas di Asia Timur. Sehingga, hubungan kedua negara tersebut begitu sangat antagonis, dan malah diprediksi sulit untuk membangun pemulihan hubungan antara Beijing dan Seoul. Sebagai bukti, sebelum akhir dari tahun 1980, dimana Cina hanya mengakui Korea Utara sebagai negara tunggal di Semenanjung Korea. Namun, pasca reformasi oleh pemimpin baru Deng Xiaoping, melalui kebijakan luar negeri Cina lebih mementingkan urusan domestik yaitu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui agenda modernisasi. Maka Cina menjadi merubah kebijakan luar negerinya, termasuk kebijakan luar negerinya kepada Korea Selatan. Penelitian ini menganalisa perubahan sikap dari kebijakan luar negeri Cina terhadap kawasan Asia Timur, khususnya adalah Korea Selatan. Penelitian ini menggunakan salah satu teori hubungan internasional mengenai politik luar negeri yaitu neo-realism, dengan konsep kepentingan nasional dan analisa kebijakan luar negeri. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah mengapa Cina ingin menormalisasi hubungan diplomatik dengan Korea Selatan ? dan Bagaimana prosesnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Cina terhadap Korea Selatan adalah karena ada dua kepentingan nasional. Yaitu, kepentingan internal dan kepentingan eksternal. Kedua kepentingan tersebut adalah kepentingan dalam negeri dan luar negeri atas dasar kepentingan ekonomipolitik sebagai pengaman sistem politik Cina yang sentralistik (terpusat). Kepentingan politik ini merupakan bagian kepentingan yang sangat vital di Cina. Demi menjaga stabilitas keamanan politik, Cina perlu mengamankan PKC sebagai partai Cina yang sangat hirarki. Maka, pokok dari kepentingan nasional tersebut adalah demi kepentingan ekonomi dan politik Cina. Maka neo-realis berpendapat dunia ini masih tetap anarkhi, hanya saja sejauh sebuah kepentingannya dapat terealisasikan dari pihak objek, maka Cina akan merubah sikapnya kepada Korea Selatan. Selain itu, jika alasannya adalah pembangunan ekonomi dan keamanan politik domestik Cina maka kesimpulannya Cina yang kemudian bersifat konservatif menjadi kooperatif kepada Korea Selatan. Sehingga, proses normalisasi tersebut akan berlangsung karena kebutuhan dari dalam negeri Cina yang secara tidak langsung telah memaksa Cina untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Korea Selatan.
In geopolitical strategic, since the separation between North Korea and South Korea make the condition of being dilematis or tension complexity in Eastern Asia. Thus, both countries relations was so very an antagonist, and instead it is predicted that it is difficult to build the recovery of the relation between Beijing and Seoul. As evidence, before the end of the 1980s, where China recognizes only North Korea as a single on the Korean Peninsula. However, after reform by a new leader Deng Xiaoping, through foreign policy, China more strives for the domestic affairs of which is to speed up economic growth through the agenda of modernization. Then China became changethe policy is his land, including policy is his land to South Korea. This research analyzed the changes in the attitude of foreign policy China against east asian region especially is South Korea. This research use one of the theory of international relations on foreign policy, namely neo-realism with the concept of national interests and analysis of foreign policy. Research questions filed is why China want to normalize diplomatic relations with South Korea? and how to process? This research result indicates that foreign policy China against South Korea is because there are two national interests. That is, the interests of the internal and external interests. Both interests are the interests of domestic and foreign on the basis of the interests of economic-politic as security of political system of chinese sentralistik (centralized). Political interests is a part interest that very vital in china. To maintain political stability, security China needs to secure CCP as China party that very a hierarchy. Hence, at the heart of our national interest was sake of economic and political China. Then neo-realis opining anarchi, the world is still it’s just as far as a interests can implementation from the object, then China is going to change his appeal to South Korea. In addition, if the reason is that economic development and political security domestic Chinese and the bottom line of Chinese then are conservative become cooperative to South Korea. Thus, the normalization process is to be held for the needs of domestic Chinese indirectly has forced china to normalize diplomatic relations with South Korea.
Kata Kunci : kepentingan nasional, modernisasi, kepentingan ekonomi-politik