SOLIDARITAS SEBAGAI STRATEGI SURVIVAL ANAK JALANAN STUDY KASUS DI LEMPUYANGAN YOGYAKARTA
SOETJI ANDARI, Prof. Dr. Susetiawan
2013 | Disertasi | S3 SosiologiFenomena anak jalanan diidentifikasikan sebagai masalah kota besar. Mereka hidup dengan berbagai problematika sosial masyarakat kota, masalah kemiskinan dianggap sebagai penyebab utama timbalnya anak jalanan. Hal ini dapat ditemukan dari latar belakang geografis, sosial ekonomi anak yang datang dari keluarga miskin. Mereka mampu untuk hidup dan tetap bertahan dalam kehidupan keras di perkotaan. Mereka menjadi problem yang dihadapi oleh semua kota-kota besar di dunia. Anak jalanan sebagai subkulture yang hidup di Lempuyangan sering menghadapi penolakan dan tidak setuju dari berbagai pihak dari kultur dominan. Mereka hidup di jalanan karena tersingkir akibat tidak mampu mereka untuk dapat bertahan hidup akibat kemiskinan dan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak. Solidaritas adalah faktor penting dari usaha bertahan mereka untuk hidup di kota. anak jalanan tinggal di Lempuyangan bersifat sementara atau tidak permanen, mereka memiliki norma, nilai dan perilaku yang berbeda dengan masyarakat umum. Penelitian ini dengan menggunakan studi kasus karena obyek atau „kasus‟ yang menarik perhatian untuk diteliti tentang strategi bertahan hidup anak-anak jalanan Lempuyangan yang mendapat perlindungan dari waria melalui ikatan solidaritas. Menggali fakta dari berbagai sumber data, menganalisis dan menginterpretasikannya untuk mengangkat substansi mendasar yang terdapat dibalik kasus tentang strategi anak jalanan untuk dapat bertahan hidup. Mereka mampu bertahan di dalam kelompok jalanan, meskipun tidak memiliki akses mendapatkan perlindungan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Selain itu berusaha menggambarkan dinamika solidaritas anak jalanan dalam mempertahankan diri di lingkungannya. Ikatan solidaritas anak jalanan dapat dihancurkan melalui penerapan Solidaritas yang terjalin anak jalanan di Lempuyangan akibat dari berbagai tindakan kekerasan dan tekanan yang di lakukan oleh penguasa yang sering kali mengancam jiwanya. Anak jalanan menjaga ikatan solidaritas agar dapat bertahan hidup di lingkungan yang keras. Perbedaan solidaritas yang terjalin pada kelompok jalanan dengan solidaritas mekanik, Durkheim meyakini bahwa perubahan solidaritas mekanis menjadi solidaritas organis disebabkan oleh dinamika masyarakat akibat pembagian kerja, sedangkan solidaritas yang terjadi pada anak jalanan tidak berubah secara linier. Ikatan solidaritas mekanis anak jalanan menekankan saling ketergantungan, bersandar pada kesamaan keyakinan dan nilai-nilai, kegiatan bersama, dan kerjasama. Anak jalanan mempertahankan solidaritas untuk dapat mempertahankan diri dari berbagai tekanan, penindasan, ancaman, kekerasan dan ketidakmampuan mereka untuk hidup dalam masyarakat umum. hukum atau peraturan dan pengawasan yang dilakukan oleh penguasa di kawasan tersebut.
The phenomenon of street children has been identified as a major problem. They live with a wide range of social issues urban communities, the problem of poverty is considered to be the main causes of the presence of street children. It can be found from the geographical background of the child, the social economy that comes from a poor family. They can afford to live and stay afloat in hard life in urban areas. The existence of street children become problem faced by all of the major cities in the world. Street children in Lempuyangan as Subkulture living and often experience rejection and disliked his presence by the various parties of the dominant culture. They live in the streets because it knocked out due to being unable to survive because of poverty and Government policy. Solidarity is an important factor of their attempt to survive in the city. street children lived in Lempuyangan is temporary or not permanent, they have norms, values and behaviour that are different from the general public. This study used a case study as an object or ' cases ' that attracted attention to the investigation of strategies for surviving the Lempuyangan street children who get protection from transsexual through the bonds of solidarity. Dig out the facts from a variety of sources, analyze data and interpret them to lift the basic substances are contained behind the case of street children strategies to survive. They are able to survive on the streets, even though the Group has no access protection either from the Government or society. In addition to trying to describe the dynamics of street children solidarity in defending themselves in their environment. The bonds of solidarity between street children who live in the vicinity of Lempuyangan station due to pressure to violence and carried out by the authorities that often threatens his soul. Street children keep the bond of solidarity to survive in harsh environments. The difference between the solidarity in the streets with mechanical solidarity group, Durkheim believed that changes mechanical solidarity to organic solidarity due to the dynamics of the community as a result of Division of labor, while the solidarity happening street children did not change in linear. Mechanical solidarity street children emphasized the interdependence, based on similarity of beliefs and values, joint activities and cooperation. Street children maintain solidarity to be able to defend themselves from any pressure, threats, repression, violence and their inability to live within the general public. The solidarity Bond Street children can be destroyed through the application of the law or regulation and supervision carried out by the rulers in the area.
Kata Kunci : Solidaritas, anak jalanan, kebertahanan hidup