Campylobacter jejuni PADA AYAM KAMPUNG : DETEKSI, KARAKTERISASI, DAN PENGEMBANGAN IMUNOKROMATOGRAFI UNTUK SEROEPIDEMIOLOGI

ANWAR ROSYIDI, Prof. drh. Setyawan Budiharta, MPH, Ph.D,

2013 | Disertasi | S3 Sain Veteriner

Campylobacter spp terutama dari jenis C. jejuni merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia dengan gastroenteritis dan kadangkadang sindrom Guillain-Barre. C. jejuni bertanggung jawab sekitar 90% kasus campylobacteriosis pada manusia dengan gejala gastroenteritis. Upaya pencegahan kejadian campylobacteriosis pada manusia dapat dimulai dengan penanganan pada tingkat sumber ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan C. jejuni pada ayam kampung di kota Mataram NTB, mengetahui karakter C. jejuni pada ayam kampung terkait kandungan gen virulensi iam (the invasion associated marker) dan tingkat resistensi terhadap antibiotik, mengembangkan uji diagnostik secara serologis yang cepat dan mudah terhadap C. jejuni dengan metode imunokromatografi, seroepidemiologi untuk mengetahui asosiasi faktor-faktor kejadian C. jejuni pada ayam kampung di Mataram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa C. jejuni dapat terdeteksi keberadaannya pada ayam kampung di kota Mataram dan diketahui membawa gen iam sebesar 30 % (3/10). Campylobacter jejuni sumber ayam kampung menunjukkan tingkat resistensi yang tertinggi terhadap ampisilin sebesar 50% (5/10), ciprofloksasin 30% (3/10) dan tetrasiklin 0% serta ditemukan 2% (2/10) isolat bersifat multiple drugs resistance. Kartu tes imunokromatografi yang dikembangkan dapat berfungsi dengan baik dan dapat membedakan antara kasus C. jejuni negatif dari sampel serum ayam kampung dengan hanya teramatinya satu garis linier merah pada bagian kontrol dengan C. jejuni positif dengan teramatinya dua garis linier merah pada bagian tes dan kontrol. Metode imunokromatografi yang dikembangkan apabila dibandingkan dengan hasil kultur memiliki kesesuaian yang sangat baik (nilai Kappa 0,74). Prevalensi C. jejuni pada ayam kampung di kota Mataram sebesar 35,6% pada tingkat ternak dan 70,5% pada tingkat peternak. Variabel ternak yang memberikan perbedaan frekuensi adalah umur ternak lebih dari tiga bulan (OR=2,25) sedangkan untuk variabel peternak adalah ayam yang dikandangkan (χ 2 = 6,15), bahan lantai kandang dari tanah (OR=5,71) serta sumber air minum permukaan (OR= 5,50). Secara bersama variabel yang memberikan asosiasi positif adalah umur ayam lebih dari tiga bulan, jumlah kepemilikan ternak, dan bahan lantai kandang tanah, sedangkan variabel yang memberikan asosiasi negatif adalah faktor air minum ayam dari sumur. Model yang diperoleh dari analisis logistic regression yaitu Y = -2,033 – 0,890(Air minum ternak dari sumur) + 0,741(Lantai kandang dari tanah) + 0,271(Umur ayam lebih dari tiga bulan) + 0,103(Jumlah kepemilikan ayam).

Campylobacter spp is one of the bacteria that cause infections in human in the form of gastroenteritis and sometimes Guillain-Barre syndrome. C. jejuni is responsible for about 90% of cases of campylobacteriosis in human with gastroenteritis. Healthy chickens can carry Campylobacter spp in the intestinal tract. Efforts to prevent the incidence of Campylobacteriosis in human should be started with an assessment on its level in poultry. This study aims to (1) detect presence of C. jejuni on village chickens in Mataram, (2) investigate the presence of iam gene and resistance to some antibiotics of C. jejuni isolated from village chickens (3), develop a diagnostic test for C. jejuni on chicken using immunochromatographic serology, and (4 ) investigate factors associated with the presence of C. jejuni on village chickens in Mataram. The results showed that C. jejuni was detected on village chicken in Mataram. Invasion-associated marker gene (iam) was detected in 30 % (3/ out of 10) of C. jejuni isolated. Sensitivity of C. jejuni isolated from village chicken showed the highest resistance was against ampicillin 50% (5/10), followed by ciprofloxacin 30 % (3/10) and tetracycline 0% (0/10). Isolates with multiple drugs resistance were found to be 20% (2/10). Immmunochromatographic card developed in this study would be used properly. It has the ability to distinguish C. jejuni infected serum from the uninfected. Negative reaction is characterized by the appearance of one red line on the card and two red lines for the infected chicken. Kappa test 0,74 was revealed when the immunochromatography was compared to the cultural method. The prevalence of C. jejuni on village chickens in Mataram NTB at the level of chickens was 35.6% and at the level of farm was 70.5%. Poultry variable that gives the frequency different in the incidence of C. jejuni on village chicken is the age of chicken more than three month (OR= 2,25). Farmer variables that give difference frequency of occurrence of C. jejuni were chicken caged (χ 2 = 6,15), cage with soil floor (OR=5,71) and drinking water of chicken originated from surface water (OR= 5,50). Variables showed positive association of C. jejuni occurrence in chicken were age of chicken more than three month, the number of chicken ownership, and cage with soil floor. The variable which showed negative association was factor of drinking water of chicken originated from wells. Model obtained using logistic regression in association with occurence of C. jejuni on village chicken in Mataram is Y = -2.033 - 0.890 (Wells water) + 0.741 (Soil floor) + 0.271 (Age more than 3 month) + 0.103 (Number of chicken).

Kata Kunci : Gastroenteritis, ayam kampung, campylobacter spp, Kota Mataram NTB