MODEL PENGELOLAAN CANDI PLAOSAN DAN LANSKAPNYA SEBAGAI OBJEK EKOWISATA
SEPTINA WARDHANI, S.S, Prof. Dr. Sumijati Atmosudiro
2013 | Tesis | S2 ArkeologiKawasan Prambanan terletak di dataran rendah yang subur dan mudah untuk mendapatkan air. Oleh karena itu, tempat tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan pusat kegiatan komunitas masa lalu. Mengingat kegiatan komunitas masa lalu terkait erat dengan religi, maka suatu hal wajar apabila tempat tersebut dipilih sebagai tempat pendirian banyak candi, karena memenuhi persyaratan tentang pendirian suatu bangunan suci, baik candi Hindu maupun Budha dibangun yang dibangun di tempat tersebut. Beberapa candi yang dapat dilihat hingga saat ini antara lain Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Lumbung, dan Candi Bubrah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan potensi Candi Plaosan dan lanskapnya sekaligus membuat rekomendasi model pengelolaannya. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder terhadap data arkeologi, lanskap, dan kondisi pengelolaan, kemudian dilakukan penilaian dan analisis. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa Candi Plaosan memiliki potensi dari sisi arsitektur, estetika, ilmu pengetahuan, sejarah, sosial, dan ekonomi. Selain itu, keberadaannya juga didukung oleh lanskap di sekitarnya. Saat ini, pengelolaan telah dilakukan terhadap Candi Plaosan, akan tetapi, lanskap yang lain belum digarap maksimal. Dari potensi yang ada, diketahui bahwa candi tersebut memiliki nilai-nilai yang dapat diwariskan bagi masyarakat saat ini dan masa yang akan datang. Meskipun demikian, potensi yang ada dianggap sesuatu yang biasa sehingga terabaikan. Oleh karena itu, dalam rangka menjaga warisan budaya yang memiliki nilai tersebut perlu dilakukan pengelolaan berkelanjutan. Pengelolaan Candi Plaosan dan Lanskapnya sebagai objek Ekowisata harus dimulai dari usaha pelestarian, yang kemudian diikuti dengan pengembangan dan pemanfaatannya. Pelestarian dilakukan terhadap semua aspek lanskap, pengembangan sarana-prasarana, kelembagaan, dan sumber daya manusia sehingga memiliki efek positif, seperti lestarinya lanskap budaya, alam, serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Dalam model pengelolaan tersebut, semua pihak terlibat dan masing-masing bertanggung jawab atas tugas dan kewajibannya. Dengan suatu pengelolaan yang terpadu, Candi Plaosan dan lanskapnya akan lestari serta membawa manfaat bagi semua pihak.
Prambanan area is located in fertile lowland with a good water supply. Therefore, it is potencial to be used as agricultural land and centre of community in the past. Considering the past community that is closely related to religion, it is rational if a large amount of temples are built here as the area meets requirements of sacred temple, both Hindus and Budhas. The temples are Plaosan, Prambanan, Sewu, Lumbung, and Bubrah. The objectives of this research are identifying and determining potencies of Plaosan Temple and its landscapes to create a management model. This research is conducted by collecting primary and secondary data, such as archaeological data, landscapes data, and existing management condition. The next steps are assesing and analysing the data. Based on the steps, it can be identified that Plaosan Temple has architectural, aesthetic, scientific, historic, social, and economic significances. Plaosan Temple existence is also supported by its landscapes. Nowadays, management is conducted only on Plaosan Temple, while the landscapes has not been carried out optimally yet. The potencies of the temples show significances which can be bequeathed to present and future community. Nevertheless, the landscapes are assumed as less important objects and neglected. Therefore, to keep this valuable cultural heir and its landscapes, it needs sustainable management. The management of Plaosan Temple and its landscapes as an ecotourism has to be started as a part of conservation project, followed by development, and utilization. Preservation is conducted to all of landscape aspects, tool development and infrastructure, institutional, and human resources, which lasts to possitive results that are everlasting cultural and natural landscapes, along with increasing society income. This management model involves some related parties as stakeholders and they are responsible for the appropriate tasks and obligations. Integrated management results long-lasting Plaosan Temple and its landscapes should bring significances for all.
Kata Kunci : Candi Plaosan, Lanskap, Model Pengelolaan, Ekowisata.